Pengaturan pemberian larutan nutrisi untuk mengatasi akar cokelat pada tanaman bayam yang dibudidayakan secara aeroponik
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab munculnya akar cokelat pada tanaman bayam yang dibudidayakan secara aeroponik dan cara mengatasinya dengan pengaturan interval pemberian larutan hara. Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm Hidroponik, Parung, Bogor pada bulan Juni – Juli 2010. Pengamatan mikroskopis jaringan akar tanaman dilakukan di Laboratorium Mikroteknik Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Pemeriksaan hama dan penyakit tanaman dilakukan di klinik tanaman IPB. Uji senyawa fenolik dilakukan di Laboratorium Organik Departemen Kimia IPB dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Balai Penelitian Tanah Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok satu faktor yaitu waktu pemberian larutan hara dengan tiga perlakuan yaitu penyemprotan larutan nutrisi dengan interval selama satu menit hidup dan satu menit mati (P1), penyemprotan larutan nutrisi dengan interval selama setengah menit hidup dan setengah menit mati (P2), dan penyemprotan larutan nutrisi nonstop (terusmenerus) (P3). Penelitian dilakukan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 9 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap 15 jelly cup contoh dengan tiga tanaman/jelly cup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar cokelat pada tanaman bayam terjadi pada tanaman dengan pemberian nutrisi setiap satu menit dan tidak terjadi pada tanaman dengan pemberian nutrisi setiap setengah menit dan nonstop. Akar pada tanaman bayam yang berwarna cokelat diduga terjadi karena akar mengalami kekeringan sehingga tanaman mengeluarkan senyawa fenolik. Kekeringan ini disebabkan karena pemberian larutan nutrisi dengan selang yang terlalu lama yaitu satu menit sekali. Akar cokelat pada tanaman bayam tidak mengakibatkan jaringan akar mati, hal ini ditunjukkan oleh akar yang terus mengalami perpanjangan dan akar masih aktif menjalankan fungsinya dalam penyerapan nutrisi. Hal ini dibuktikan ii dari hasil pengujian ketiga perlakuan terhadap variabel yang diamati. Ketiga perlakuan interval pemberian larutan nutrisi menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang sama. Ketiga perlakuan juga memiliki hasil yang sama dihitung dari bobot per tanaman, bobot tajuk tanaman, bobot akar tanaman, dan bobot tanaman permeter persegi. Perlakuan pengaturan pemberian larutan nutrisi menunjukkan perbedaan terhadap jumlah daun dan panjang akar tanaman. Akar cokelat tanaman bayam pada penelitian ini dapat diatasi dengan peningkatan frekuensi pemberian larutan nutrisi. Peningkatan frekuensi pemberian larutan nutrisi dari satu menit sekali menjadi setengah menit sekali dan nonstop dapat mengurangi jumlah akar yang berwarna cokelat.