Potensi Pengembangan Tanaman Apel ( Malus sylvestris Mill ) Berdasarkan Aspek Agroklimat Di Jawa Timur
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah masih tingginya jumlah import buah-buahan Indonesia. Besarnya impor produk hortikultura khususnya buah segar menunjukan bahwa produksi dalam negeri belum mampu memberi kontribusi dalam pemenuhan kebutuhannya. Buah apel merupakan salah satu buah-buahan yang memiliki ketergantungan pada impor Pada penelitian ini penentuan kesesuaian agroklimat untuk tanaman apel dilakukan dengan menggunakan ModelBuilder yang merupakan ekstensi dari ArcView 3. 3. Tahap pertama adalah merubah seluruh data menjadi format grid kemudian data tersebut direklasifikasi. Selanjutnya adalah membuat flowchart kesesuaian iklim dan tanah untuk tanaman apel. Kemudian dilakukan proses overlay dengan pemberian pembobotan (Weighted Overlay Process) pada masing-masing parameter. Pada penelitian ini nilai pembobotnya diasumsikan sama artinya masing-masing parameter mempunyai pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman apel. Peta yang dihasilkan terdiri dari peta kesesuaian tanah, kesesuaian iklim, serta peta kesesuaian iklim dan tanah (agroklimat). Berdasarkan kesesuaian iklim, luas wilayah sangat sesuai (S1) 47.608,61 ha, sesuai (S2) 843.164,87 ha, dan sesuai marjinal (S3) 3.822.150,42 ha dan yang tidak cocok (N) 38.743,56 ha. Untuk kesesuaian tanah, luas wilayah sangat sesuai (S1) 1.183.952,19 ha, sesuai (S2) 3.036.728,79 ha, dan sesuai marjinal (S3) 518.326,29 ha. Untuk kesesuaian iklim dan tanah, luas wilayah sangat sesuai (S1) 72.890,42 ha, sesuai (S2) 1.405.931,46 ha, dan sesuai marjinal (S3) 294.0570,33 ha. dan yang tidak cocok (N) 417.314,08 ha. Selain kabupaten Malang ternyata di propinsi Jawa Timur masih terdapat beberapa daerah yang juga berpotensi untuk pengembangan tanaman apel diantaranya adalah: kabupaten Bondowoso, kabupaten Ponorogo, kabupaten Banyuwangi, kabupaten Kediri, kabupaten Situbondo dan juga kabupaten Magetan. Semua kabupaten itu wilayahnya sesuai berdasarkan unsur agroklimatnya, akan tetapi tidak semua wilayah yang sesuai dapat diarahkan menjadi area perkebunan apel, karena harus memperhitungkan untung–rugi yang didapat para petani. Penelitian ini hanya mengkaji dan didasarkan pada sifat fisik saja, perlu juga diperhatikan faktor-faktor lainnya seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik, serta kebijakan pemerintah untuk lebih mengembangkan tanaman apel di propinsi Jawa Timur selain di kabupaten Malang.