Kajian Formulasi dan Isothermis Sorpsi Air Biskuit Jagung
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan formulasi biskuit jagung untuk mendapatkan formula yang dapat diterima secara organoleptik dan menentukan umur simpan biskuit dengan metode isothermik sorpsi air. Perlakuan tepung jagung meliputi tepung jagung sangrai dan tepung jagung non sangrai. Penelitian menghasilkan formula terbaik dengan komposisi yaitu tepung jagung 80g, tepung terigu 20g, margarin 50g, gula 50g, kuning telur 10g, air 20 g serta bahan pengembang. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa kadar lemak, kadar karbohidrat, daya cerna protein biskuit tepung jagung sangrai lebih tinggi dari biskuit tepung jagung non sangrai. Kajian sorpsi isothermik air biskuit tepung jagung sangrai dan non sangrai menghasilkan kurva sorpsi isothermik bentuk III. Dari kurva tersebut kemudian dilakukan perhitungan umur simpan biskuit. Dari hasil analisis isothermik sorpsi air diperoleh tiga daerah fraksi air terikat yaitu Mp, Ms dan Mt. Biskuit tepung jagung sangrai (BTJS) untuk fraksi ATP dibatasi oleh Mp 3.72 (% bk) yang berkeseimbangan dengan aw = 0.20. Fraksi ATS dibatasi oleh Ms sebesar 10.09 (% bk) yang berkeseimbangan dengan aw = 0.45 dan fraksi ATT dibatasi oleh Mt sebesar 43.19 yang berkeseimbangan dengan aw = 1. Untuk biskuit tepung jagung non sangrai (BTJNS), fraksi ATP dibatasi oleh Mp 3.76 (% bk) yang berkeseimbangan dengan aw = 0.20, fraksi ATS dibatasi oleh Ms sebesar 10.15 (% bk) yang berkeseimbangan dengan aw = 0.46 dan fraksi ATT dibatasi oleh Mt sebesar 47.90 yang berkeseimbangan dengan aw = 1. Produk biskuit dihitung umur simpannya kondisi RH 85%. Umur simpan biskuit tepung jagung sangrai kemasan alufo 20.7 bulan, kemasan PP 2.2 bulan dan kemasan PE 2.4 bulan. Umur simpan biskuit tepung jagung non sangrai kemasan alufo 15.1 bulan, kemasan PP 1.6 bulan dan kemasan PE 1.8 bulan. Uji penyimpanan produk biskuit pada suhu ruang selama 30 hari (1 bulan) menunjukkan bahwa produk yang dikemas dalam kemasan alufo memiliki kerenyahan lebih baik dan nilai TBA lebih rendah dibandingkan dengan produk yang dikemas dalam PE dan PP. Hal ini terjadi karena nilai permeabilitas terhadap uap air dan oksigen kemasan alufo yang lebih kecil dari kedua kemasan lainnya.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2207]