Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Date
2007Author
Marius, Jelamu Ardu
Sumardjo
Slamet, Margono
Asngari, Pang S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan pertanian di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peranan penyuluh pertanian. Dalam pembangunan pertanian peranan penyuluh pertanian adalah memberdayakan petani agar bisa menolong dirinya sendiri. Penyuluh pertanian bekerja bersama petani agar mereka mampu mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu bertani lebih baik, berusaha tani lebih baik, dan mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, seorang penyuluh harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya yang disebut kompetensi. Ada empat tujuan utama dari penelitian ini, yakni: pertama, untuk menganalisis pengaruh faktor internal dan eksternal penyuluh terhadap kompetensi mereka dalam melaksanakan tugasnya; kedua, untuk menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja penyuluhan; ketiga, untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu petani dengan penilaian kinerja penyuluhan; dan keempat untuk menyusun strategi pengembangan kompetensi penyuluh di Provinsi Nusa Tenggara Timur ke depan. Faktor internal penyuluh dalam penelitian ini adalah karakteristik individu penyuluh seperti pendidikan formal, pendidikan non formal, umur, masa kerja, sifat kosmopolitan, motivasi, dan pendapatan; sedangkan faktor eksternal penyuluh di sini adalah diklat penyuluhan, lingkungan dan struktur organisasi penyuluhan. Sebagai seorang pemberdaya masyarakat, seorang penyuluh harus memiliki kompetensi dalam hal: (1) menyiapkan penyuluhan, (2) melaksanakan penyuluhan, (3) membuat evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan, (4) mengembangkan penyuluhan, (5) berkomunikasi, dan (6) berinteraksi sosial. Karakteristik individu petani terdiri dari pendidikan formal, pendidikan non formal, umur, sifat kosmopolitan, kategori adopter, dan pendapatan.
Collections
- DT - Human Ecology [567]