Tingkat Loyalitas Pengguna Trans Pakuan dengan Menggunakan Model Persamaan Struktural
Abstract
Trans pakuan adalah alat transportasi umum baru di Kota Bogor. Kehadiran trans pakuan diharapkan dapat menciptakan budaya bertransportasi yang lebih tertib, aman dan nyaman. Kebudayaan tersebut akan tercipta bila para penggunanya memiliki tingkat loyalitas yang tinggi. Berdasarkan teori yang ada loyalitas dipengaruhi oleh kepuasan, persepsi, daya saing dan nilai produk. Peubah loyalitas, kepuasan, persepsi, daya saing dan peubah nilai produk diukur melalui peubah-peubah indikator, oleh karena itu kelima peubah tersebut disebut peubah laten. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh model persaman struktural terbaik yang dapat menggambarkan hubungan antar peubah laten dan hubungan antara peubah laten dengan peubah indikatornya. Bahan penelitian adalah data hasil survei pengguna trans pakuan dengan menggunakan kuesioner yang diukur dengan skala likert, sehingga input matriks yang digunakan adalah matriks korelasi polikhorik. Model pertama persamaan struktural yang diperoleh merupakan model yang kurang baik karena matriks korelasi pada model struktural tidak sama dengan matriks korelasi data, hal ini berdasarkan pada nilai-p sebesar 0.00, nilai RMSEA sebesar 0.13, nilai RMR sebesar 0.12, nilai GFI sebesar 0.70 dan nilai AGFI sebesar 0.61. Oleh karena itu dilakukan modifikasi model. Modifikasi pertama yaitu dengan menghilangkan peubah indikator citra, momen pelayanan, keunikan, kasat mata, empati, hubungan dan peubah indikator perubahan. Peubah tersebut dihilangkan karena memiliki nilai loading dibawah 0.55 (Hair et al. 1998). Hasil modifikasi pertama masih belum menghasilkan model yang baik, hal ini berdasarkan pada nilai-p sebesar 0.00, nilai RMSEA sebesar 0.13, nilai RMR sebesar 0.087, nilai GFI sebesar 0.82 dan nilai AGFI sebesar 0.70. Oleh karena itu dilakukan modifikasi model kedua. Modifikasi kedua yaitu dengan menghilangkan peubah indikator sosial, nilai kondisi dan peubah indikator jaminan. Peubah tersebut dihilangkan karena memiliki nilai ragam galat pengukuran diatas 0.60 (Sitinjak 2006). Hasil modifikasi kedua menghasilkan model persamaan struktural yang lebih baik karena matriks korelasi pada model struktural hampir sama dengan matriks korelasi data. Hal ini berdasarkan pada nilai-p sebesar 0.00, nilai RMSEA sebesar 0.115, nilai RMR sebesar 0.057, nilai GFI sebesar 0.89 dan nilai AGFI sebesar 0.77. Oleh karena itu model modifikasi kedua adalah model persamaan struktural akhir yang digunakan. Model pengukuran yang diperoleh adalah : persepsi ditunjukkan melalui harga dan tahap pelayanan; daya saing ditunjukkan melalui kualitas; nilai produk ditunjukkan melalui nilai fungsi, nilai emosi dan nilai epistem; kepuasan ditunjukkan melalui daya tanggap dan keandalan; dan loyalitas ditunjukkan melalui rekomendasi dan retensi. Model struktural yang diperoleh adalah : persepsi berhubungan dengan nilai produk dan kepuasan, dengan koefisien lintas sebesar 0.64 dan 0.58; nilai produk berhubungan secara langsung dengan daya saing dan loyalitas, dengan koefisien lintas sebesar 0.39 dan 0.56 dan berhubungan secara tidak langsung dengan loyalitas melalui daya saing, dengan koefisien lintas sebesar 0.12, sehingga nilai produk berhubungan dengan loyalitas, dengan koefisien lintas sebesar 0.68; daya saing berhubungan dengan kepuasan dan loyalitas, dengan koefisien lintas sebesar 0.31 dan 0.32. Secara keseluruhan faktor yang paling berhubungan dengan loyalitas adalah nilai produk, dan faktor yang paling berhubungan dengan kepuasan adalah persepsi.