Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan Aplikasinya terhadap Pemukiman di Jakarta Barat
Abstract
Total lahan kritis propinsi Jawa Barat yaitu sebesar 608.813 ha (Dishut Jabar 2008). Hal ini dapat berdampak buruk terhadap sistem hidrologi suatu lahan termasuk hutan, sehingga terjadi bencana alam seperti banjir di Jakarta yang menyebabkan kerugian material maupun non-material yang cukup besar. Menurut Bappenas, kerugian akibat banjir di Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 4,1 triliun, sedangkan Dinas Koperasi dan UKM Jakarta mengklaim kerugian Rp 3,1 triliun (Rokhim 2009). Pemulihan lahan kritis memerlukan waktu yang relatif panjang yaitu minimal 25 tahun (Marbun 2007) untuk mengembalikan kualitas lingkungan seperti semula. Banjir di Jakarta disebabkan pula akibat sumber resapan air sangat sulit karena pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman menyebabkan tidak adanya lagi area terbuka sebagai resapan air karena penutupan lahan hanya 26,97% sisanya 72,03% merupakan daerah terbangun (Susanto 2007), sehingga air yang meresap ke dalam tanah menjadi kecil dan memperbesar volume aliran air permukaan. Fungsi dari sumur resapan jika curah hujan tinggi maka air akan masuk langsung kedalam tanah melalui sumur resapan tersebut. Sumur resapan ini dapat dikatakan pembuatan tempat infiltrasi untuk air hujan karena sehingga mengurangi terjadinya aliran permukaan (run-off). Disampingkan kegunaan tersebut dapat bermanfaat untuk menjaga ketersediaan air bersih dan Selain berfungsi sebagai pencegah banjir, sumur resapan berfungsi pula terhadap penyediaan air tanah pada saat musim kemarau.
Collections
- PKM - Artikel Ilmiah [220]