Analisis Proses Keputusan Pembelian Mie Instan Orang Tua Murid Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Murid Sekolah Dasar Dalam Mengkonsumsi Mie Instan (Kasus Sekolah Alam Bogor).
Abstract
Aktivitas manusia yang semakin hari semakin meningkat membuat waktu yang digunakan untuk mengolah makanan menjadi lebih terbatas. Sehingga makanan yang bersifat praktis dan cepat menjadi alternatif dalam menanggulangi masalah keterbatasan waktu tersebut. Mie instan adalah bahan pangan yang praktis dan cepat dalam pengolahannya. Selain itu beragam jenis rasa dan pelengkap dalam kemasan mie instan sudah banyak beredar di pasaran, sehingga tidak menyulitkan manusia dalam mengkonsumsinya. Bahan pangan mie instan yang memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dapat digunakan sebagai pengganti bahan pangan seperti beras dan jagung. Selain itu mie instan adalah makanan yang disukai semua kalangan termasuk anak-anak. Anak-anak dalam mengkonsumsi makanan tidak terlalu memikirkan kandungan yang ada dalam makanan yang akan dikonsumsi. Anak-anak mengkonsumsi makanan tersebut hanya berdasarkan nikmatnya di lidah dibandingkan dampaknya untuk kesehatan tubuhnya. Di dalam sebungkus mie instan terdapat kandungan MSG (Monosodium Glutamat). Sekolah Alam Bogor adalah sekolah yang memasukkan pembelajaran tentang makanan dan minuman. Beberapa kegiatan yang terkait dengan makanan dan minuman dilakukan menjadi sebuah pembiasaan. Akan tetapi pengetahuan terkait makanan yang sehat dan tidak sehat dikonsumsi masih membuat anak-anak menyukai mie instan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tahapan proses keputusan pembelian mie instan orang tua yang anaknya mengkonsumsi mie instan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen (anak-anak) dalam mengkonsumsi mie instan dan rekomendasi yang sesuai ke sekolah, pendidik, dan orang tua terkait dengan pengetahuan akan mie instan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Alam Bogor, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tujuan proses keputusan orang tua dan menggunakan Analisis Komponen Utama dan Analisis Faktor Konfirmatori untuk tujuan faktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam mengkonsumsi mie instan. Kemudian merekomendasikan pembelajaran yang tepat di sekolah khususnya untuk para pendidik dan orang tua. Responden yang digunakan adalah responden orang tua dan responden anak-anak. Masing-masing diambil 37 orang. Hasil penelitain menunjukkan karakteristik responden orang tua dari jenis kelamin adalah perempuan dengan persentase sebesar 91,9 persen dengan usia responden terbanyak pada kisaran 31-35 tahun sebesar51,4 persen. Pada pekerjaan suami profesi sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 72,2 persen, sedangkan pekerjaan isteri berpersentase 41,7 persen untuk profesi ibu rumah tangga. Untuk tingkat pendidikan responden paling banyak adalah sarjana (S1) sebesar 59,5 persen. Tingkat pendapatan keluarga pada responden terbesar adalah 29,7 persen untuk kisaran pendapatan Rp. 7.500.001,00 hingga Rp.10.000.000,00. Pada responden anak-anak, jenis kelamin perempuan tertinggi dengan presentase sebesar 43,2 persen. Sedangkan untuk usia terbanyak adalah usia 9 tahun (43,3 persen). Proses keputusan pembelian pada orang tua pada tahap pengenalan kebutuhan, untuk motivasi hal praktis yang paling banyak dipilih sedangkan untuk alasan rasa sesuai dengan selera yang paling banyak dijadikan alasan. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi terbanyak dari iklan dan media yang paling berpengaruh adalah media elektronik. Pada tahap evaluasi alternatif, merek yang paling banyak dipilih adalah Indomie. Pertimbangan responden dalam membeli lebih banyak kerena rasa pada mie instan. Sumber yang menentukan dalam pembelian mie instan adalah suami/isteri, begitu pun dengan sumber dalam mempengaruhi pemilihan merek. Pada tahap pembelian, frekuensi membeli sebulan sekali. Cara responden memutuskan pembelian adalah tergantung situasi. Tempat responden dalam membeli mie instan paling banyak memilih pasar swalayan dengan pertimbangan memilih karena dekat dengan tempat tinggal. Tindakan responden jika merek yang diinginkan tidak ada adalah mencari merek lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak-anak dalam mengkonsumsi mie instan dimulai dengan menggunakan analisis Principal Component Analysis (PCA) sehingga terbentuklah tiga faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor perbedaan individu (F1) yang terdiri dari rasa, mengenyangkan, manfaat, kandungan gizi, baik untuk kesehatan, bebas dari zat tambahan, label halal dan mengandung karbohidrat. Faktor kedua adalah faktor atribut produk (F2) yang terdiri dari pilihan rasa, merek, kemasan, aroma, iklan, bintang iklan dan kemudahan memasak. Faktor ketiga adalah pengaruh lingkungan (F3) yang terdiri dari variabel pengaruh guru, pengaruh teman, pengaruh keluarga dan kelengakpan gizi. Tiga faktor terbentuk, faktor-faktor tersebut diujikan kembali dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap konsumsi mie instan pada anak-anak. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor atribut produk (F2) dengan nilai koefisien sebaser 0,84 (nilai koefiein tertinggi 1). Pengambilan keputusan orang tua dan pengaruh konsumsi mie terhadap anak berbeda. Jika orang tua lebih khas lagi terkait produk dalam proses keputusan pembelian. Anak-anak lebih visual dalam melihat suatu produk. Rekomendasi dalam memberikan pengetahuan yang benar ditunjang dengan pendekatan-pendekatan yang baik dan sesuai untuk anak-anak. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan metode pembelajaran yang tepat, guru yang menyampaikan dan kerjasama orang tua. Pembelajaran yang tepat dapat dilakukan dengan menonton video terkait dengan pengaruh mie instan terhadap tubuh. Kerjasama orang tua lebih dalam mendampingi anak-anak saat menyaksikan televisi dan menjelaskan arti iklan yang ada.
Collections
- UT - Agribusiness [4770]

