Evaluasi Kemitraan dan Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar Kuningan dan Ubi Jalar Jepang (Studi Kasus Kemitraan PT. Galih Estetika dan Petani Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan)
Abstract
Pengembangan ubi jalar sebagai komoditi potensial sumber karbohidrat alternatif pendamping beras dalam mencapai ketahanan pangan harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem agribisnis. Hal ini dikarenakan keberhasilan pengembangan ubi jalar sebagai komoditi penyokong ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan masalah peningkatan produksi ubi jalar nasional. Keempat subsistem dalam agribisnis ubi jalar harus dikembangkan secara terintegrasi agar potensi ubi jalar sebagai sumber karbohidrat alternatif dapat dikembangkan secara optimal. Untuk menjadikan ubi jalar sebagai makanan pokok pilihan, tentu perlu dilakukan diversifikasi produk olahan ubi jalar. Upaya diversifikasi ini akan terkait erat dengan sektor industri pengolahan ubi jalar (agroindustri ubi jalar). Langkah awal yang sebaiknya dikembangkan adalah dengan pendirian industri tepung dan atau industri pasta dari ubi jalar. Sebagaimana perusahaan agroindustri pada umumnya PT.Galih Estetika (PT.GE) yang merupakan perusahaan pengolah tepung dan pasta ubi jalar di Indonesia tidak memiliki luasan lahan budidaya yang mencukupi untuk memproduksi sendiri bahan bakunya. Permasalahan yang muncul kemudian adalah ketika kemitraan yang dijalin dengan petani ubi jalar tidak berjalan sebagaimana mestinya dan pada gilirannya berakibat pada terganggunya penyediaan bahan baku perusahaan. Kesulitan penyediaan bahan baku ubi jalar Jepang disebabkan adanya perbedaan preferensi ubi jalar antara PT.GE dengan petani mitra yang lebih menyukai menanam ubi jalar Kuningan. Sikap yang ditunjukkan petani mitra terhadap pelaksanaan kemitraan dengan PT. GE dapat dijadikan indikasi adanya permasalahan dalam hal kepuasan terhadap pelaksanaan kemitraan selama ini. Petani mitra yang terpenuhi harapannya relatif akan loyal dan melaksanakan kesepakatan kemitraan dengan sebaik-baiknya. Loyalitas petani mitra ini pada gilirannya akan menjamin ketersediaan bahan baku ubi jalar bagi PT.GE. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi mekanisme pelaksanaan kemitraan antara PT.GE dengan petani mitranya, (2) Menganalisis kinerja atribut kepuasan kemitraan yang dirasakan petani mitra, dan (3) Menganalisis perbandingan pendapatan usahatani ubi jalar Kuningan (yang disukai petani) dengan ubi jalar Jepang (yang diminta PT.GE). Penelitian tentang evaluasi kemitraan dilakukan di PT.GE dengan petani mitra yang berlokasi di Kabupaten Kuningan. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (puposive) dengan pertimbangan bahwa PT. GE adalah satu-satunya perusahaan pengolah tepung dan pasta ubi jalar di Indonesia. Pemilihan petani responden dilakukan dengan cara purposive dengan mengambil sample sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang petani mitra ubi jalar Kuningan dan 15 orang petani mitra ubi jalar Jepang. Sampel diambil dari populasi petani ubi jalar di kabupaten Kuningan yang melakukan kemitraan dengan PT. GE pada periode panen bulan Januari–Juni 2009. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan pelaksanaan kemitraan serta gambaran keragaan usahatani yang dilakukan petani mitra. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini meliputi analisis pendapatan usahatani, R-C rasio, serta analisis kepuasan petani terhadap kemitraan. Data yang diperoleh berasal dari kuesioner dan diolah menggunakan bantuan software komputer Microsoft Excel, dan Minitab 14.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]