Distribusi Bentuk C-organik Tanah pada Vegetasi yang Berbeda
Abstract
Bahan organik tanah adalah sisa-sisa bahan tanaman, hewan dan mikroorganisme yang telah mengalami penghancuran dan pelapukan karena aktivitas fauna dan mikroorganisme yang hidup dalam tanah. Bahan organik juga memegang peran sangat penting dalam menyimpan dan mendaur unsur hara, baik unsur hara makro maupun mikro. Bahan organik tanah merupakan bahan yang penting bagi tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Kadar bahan organik di dalam tanah mineral secara umum tidak lebih dari 5 persen, tetapi pengaruhnya sangat penting bagi tanah. Bahan organik di dalam tanah terdapat dalam tiga bentuk yaitu bebas, berikatan dengan fraksi liat, dan berikatan dengan seskuioksida. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran bahan organik tanah pada vegetasi berbeda, sebaran bahan organik tanah berdasarkan bentuk ikatannya dan kedalamannya. Dalam penelitian ini, contoh tanah yang digunakan yaitu Andosol Dusun Arca dari lahan hutan dan lahan sayuran, Latosol Dusun Catangmalang dari lahan hutan dan lahan kopi. Pada lokasi penelitian Dusun Arca, kadar C-organik tanah Andosol dari lahan sayuran memiliki nilai yang lebih tinggi dari kadar C-organik tanah Andosol dari lahan hutan. Tanah Andosol dari hutan Dusun Arca memiliki kadar C-organik tanah lebih tinggi hanya pada lapisan atas apabila dibandingkan dengan kadar C-organik tanah lapisan atas tanah Andosol dari lahan sayuran. Sementara itu, pada lokasi penelitian Dusun Catangmalang, kadar C-organik tanah Latosol dari hutan apabila dirata-ratakan memiliki nilai yang lebih tinggi dari kadar C-organik tanah Latosol dari lahan kopi. Hasil penelitian menunjukkan kadar C-organik tanah terikat liat pada tanah Andosol Dusun Arca dan Latosol Dusun Catangmalang sangat tinggi dan Corganik tanah bebas sangat rendah, sehingga meskipun kandungan bahan organik tinggi, tanah tersebut masih memerlukan tambahan bahan organik.