Hubungan Eksistensi Lubang Resapan Biopori dengan Sifat Fisik Tanah di Sekitarnya. ( Studi Kasus Kecamatan Pancoran Mas, Limo dan Cinere Kota Depok )
Abstract
Lubang Resapan Biopori atau yang biasa disingkat LRB adalah salah satu bentuk teknik resapan air buatan tipe permukaan dangkal. Berbeda dengan teknik resapan air buatan lainnya yang cenderung pasif dengan mengandalkan sifat fisik alami permukan resapan, LRB ditengarai bersifat aktif karena melibatkan fauna tanah dalam menjaga permukaan resapannya. Lubang Resapan Biopori dikembangkan berdasarkan prinsip menjaga kesehatan ekosistem tanah untuk mendukung adanya keanekaragaman hayati dalam tanah oleh tersedianya cukup air, udara, dan sumber makanan (bahan organik). Ditambahkannya bahan organik ke dalam lubang resapan mengakibatkan organisme di dalam dan sekitar lubang menjadi aktif dan menjadikan sumber hara yang akan diserap oleh tanaman melalui akar. Aktifitas akar tanaman dan fauna tanah dapat membuat biopori (biopore), sedangkan mikroba dapat membantu proses mineralisasi dan sintesis senyawa organik sehinga dapat memantapkan agregat tanah. Akibatnya struktur tanah terpelihara, sehingga kemampuan tanah untuk meresapkan dan memegang air pun meningkat. Hasil penelitian menunjukan adanya kecenderungan perubahan sifat fisik tanah di sekitar Lubang Resapan Biopori. Sifat fisik tanah cenderung memiliki nilai lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Semakin dekat dengan lubang resapan nilai-nilainya cenderung membaik. Bobot isi tanah rata-rata pada jarak 30, 50 dan 100 cm berturut-turut adalah: 0,94, 0,95 dan 0,96 g/cm3, Nilai hantaran hidrolik tanah rata-rata pada jarak 100, 50 dan 30 cm berturut-turut adalah: 6,6, 6,7 dan 7,2 cm/jam, nilai porositas tanah rata-rata pada jarak 100, 50 dan 30 cm berturut-turut adalah: 63,9, 64,2 dan 64,5 %. Nilai stabilitas agregat rata-rata pada jarak 30, 50 dan 100 cm adalah 81,7, 80,4 dan 79,1. Nilai Permeabilitas rata-rata pada jarak 30, 50 dan 100 cm adalah 18,8, 18,0 dan 17,4 cm/jam.