Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Pembenih lImn Mas Di Desa Paku Tandang dan Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat
Abstract
Perikanan yang maju, efisien dan tangguh dicirikan oleh kemampuan dalam mendorong pertumbulian sektor terkait lainnya, dan tidak terlepas juga dari sumberdaya perikanan yang dimiliki, baik sumberdaya perikanan laut maupun sumberdaya perikanan darat (tawar). Budidaya perikanan perairan tawar mempunyai potensi yang baik, untuk budidaya di kolam, sawah, maupun di perairan umum. Jenis ikan yang mempunyai potensi besar dibudidayakan di perairan tawar salah satuny~' adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio). Ikan Mas adalah jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, khususnya banyak dikonsumsi dan diminati oleh masyarakat Jawa Barat. Desa Paku Tandang dan Desa Cikoneng merupakan tempat usaha pembenihan Ikan Mas yang paling produktif di Kecamatan Ciparay pada khususnya, dan Kabupaten Bandung pada umumnya, sehingga penulis tertarik untuk melihat, apakah dengan pendapatan yang diterima para petani benih Ikan Mas tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari, dan dapat hidup sejahtera. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya pendapatan usaha pembenihan Ikan Mas dan besarnya sumbangan terhadap total pendapatan rumah tangga petani pembenih Ikan Mas di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat, khususnya di Desa Paku Tandang dan Desa Cikoneng, dan mengetahui tingkat Kesej ahteraan rumah tangga petani pembenih Ikan Mas Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari respond en berdasarkan hasil wawancara, pengisian kuesioner,. dan pengamatan secara langsung di lapangan. Selain dari respond en, data primer juga diperoleh dari istri dan anggota rumah tangga lainnya. Sedangkan data sekunder dikumpulkan berupa literatur, dokumentasi dan informasi lainnya yang diperoleh dari pegawai kecamatan, Balai Benih Ikan, dan Dinas perikanan, metode pengambilan sam pel dilakukan dengan stratified random sampling. Pada penelitian ini diambil sampel dari dua kelompok besar yaitu petani pembenih Ikan Mas dari Desa Paku tandang dan desa Cikoneng. Kemudian dari kedua kelompok besar tersebut dibedakan lagi menurut jenis kepemilikan lahan yaitu petani pemilik, petani penyewa dan petani gadai. Berdasarkan luas lahan yang digunakan, petani-petani tersebut terbagi lagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : petani yang berlahan sempit « 2.500 m2 ), petani yang berlahan sedang (2.500 m2 - 10.000 m\ dan petani yang berlahan luas (> 10.000 m2 ). Analisis data dalam Penelitian ini adalah seCaI•a deskriptif yang meliputi Analisis Tingkat Pendapatan, Analisis Pengeluaran, Analisis Tingkat Kesejahteraan menurut Biro Pusat Statistik (BPS) yang dimodifikasi, Analisis Tingkat Kemiskinan, dan Uji Statistik Analisis Varian satu arah Kruskal Wallis. Investasi terdiri dari nilai pembelian lahan, nilai pembuatan kolam, dan nilai peralatan yang terdiri dari waring, cangkul, parang, dan lain-lain. Investasi rata-rata usaha pembenihan Ikan Mas Rp. 21.249.902. Penerimaan terdiri dari hasil penjualan benih Ikan Mas sebagai hasil produksi dan penjualan induk Ikan Mas betina dan jantan yang sudah tidak produktif Rata-rata jumlah penerimaan usaha pembenihan Ikan Mas Rp. 23.040.246. Biaya pad a usaha pembenihan Ikan Mas dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabe!. Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu kali masa produksi antara lain yaitu, biaya pembuatan kolam, biaya sewa lahan, biaya pemeliharaan, biaya pembelian induk Ilean Mas dan biaya penyusutan peralatan. Rata-rata biaya tetap Rp.6.838.352. Sedangkan yang dimaksud biaya variabel adalah biaya yang habis digunakan dalam satu kali masa produksi, antara lain, biaya pembelian pakan dan upah tenaga kerja. Biaya variabel rata-rata Rp. 3.474.740. Biaya Total rata-rata pada usaha pembenihan Ilean Mas di !cedua desa ini adalah Rp. 10.313.092. PendapataniKeuntungan dihitung dengan mengurangi total penerimaan dengan biaya total dari usaha pembenihan Ikan Mas. Total pendapatan rata-rata Rp. 12.727.154. Pendapatan rumah tangga petani pembenihan Ikan Mas terdiri dari pendapatan usaha pembenihan pembenihan Ikan Mas, pendapatan usaha perikanan lain dan pendapatan usaha non perikanan. Pendapatan rata-rata pembenihan Ikan Mas Rp. 13.344.382, besarnya pendapatan dari perikanan lain Rp. 500.000, dan pendapatan rata-rata dari usaha non perikanan Rp. 2.785.714. Besarnya total pendapatan rata-rata petani pembenih Ikan Mas di Desa Palm Tandang dan Desa Cikoneng Rp. 16.012.868 per tahun. Total Pengeluaran rumah tangga petani pembenih Ikan Mas terdiri dari pengeluaran untuk pangan dan pengeluaran non pangan yang rata-ratanya sebesar Rp. 5.620.429. Untuk pengeluaran pangan, terbagi menjadi pengeluaran untuk makanan pokok, makanan tambahan, dan pengeluaran untuk jajan anak. Besarnya rata-rata total pengeluaran pangan Rp. 3.872.714 pertahun. Untuk pengeluaran pangan, pengeluaran makanan pokok adalah pengeluaran yang terbesar dibandingkan untuk pengeluaran makanan tambahan dan j aj an anak, besarnya pengeluaran rata-rata non pangan adalah Rp. 2.088.428, yang terdiri dari : biaya perumahan, pendidikan, kesehatan, pajak/sumbangan, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain (kebutuhan tak terduga). Pendapatan per kapita per tahun respond en adalah Rp.3.273.681, dan pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp. 272.806. Dilihat dari kriteria kemiskinan Sayogyo, yang termasuk dalam kategori tidak miskin sebanyak 40 orang (89,10%), dan 2 orang (11,90%) termasuk dalam klasifikasi miskin. Pengeluaran per kapita per tahun Rp. 1.050.542, sedangkan pengeluaran per kapita per bulan Rp. 87.545. Berdasarkan Indikator Pengeluaran Rumah tangga menurut Direktorat Ienderal Tata Guna Tanah terdapat 7 rumah tangga responden (16,67%) tergolong Tidak miskin, dengan pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari Rp. 1.144.000 dan 35 rumah tangga responden (83,33%) tergolong miskin, dengan pengeluaran per kapita per tahun antara Rp. 715.000,00- Rp. 1.143.999,99. Dari kriteria penggolongan keadaan tempat tinggal, ternyata seluruh responden (100%) memiliki tempat tinggal yang sudah permanen. Fasilitas temp at tinggal terdiri dari : luas pekarangan, sarana hiburan, pendingin, sumber penerangan, bahan bakar, sumber air dan MCK. Berdasarkan hasil penelitian 30 orang (71,43%) tergolong memiliki fasilitas tempat tinggal yang cukup lengkap dan 12 orang responden (28,57%) tergolong memiliki fasilitas tempat tinggal yang lengkap. Berdasarkan indikator kesehatan terdapat 35 rumah tangga responden (83,33%) yang termasuk ke dalam kategori bagus «25% anggota keluarganya sering sakit) , 5 orang (11,91 %) masuk kedalam kategori cukup yaitu 25-50% anggota keluarganya sering sakit dan sebanyak 2 orang (4,76%) termasuk kedalam kategori kurang, yaitu > 50% anggota keluarganya sering sakit. Pada umumnya keluhan yang diderita oleh para respond en adalah penyakit ringan seperti influenza, sakit gigi, sakit perut dan pusing-pusing, sedangkan pada indikator mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatanlmedis terdapat 30 rumah tangga respond en (71,42%) yang menyatakan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan, 9 rumah tangga respond en (21,43%) yang cukup mendapatkan kemudahan pelayanan kesehatan, Sedangkan 3 rumah tangga responden (7,15%) sulit mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada indikator kemudahan memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan terdapat 21 orang (51,22%) yang termasuk ke dalam kriteria mudah memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan dan 20 orang (48,78%) termasuk ke dalam kriteria cukup mudah memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan, sedangkan pada indikator kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi diketahui bahwa 29 orang (69,05%) menyatakan mudah dalam memperoleh kemudahan fasilitas Transportasi, sedangkan 13 orang (30,95%) menyatakan cukup mudah mendapatkan kemudahan fasilitas transportasi.Kehidupan beragama di kedua desa Kecamatan Ciparay ini mempunyai toleransi yang tinggi. Berdasarkan penelitian indikator rasa aman dari tindak kej ahatan, terdapat 31 orang (73,81%) merasa Aman dalam arti tidak pernah mengalami tindak kejahatan, dan 11 orang (26,19%) menyatakan Cukup am an dalam arti pernah mengalami tindak Berdasarkan indikator kernudahan rnelakukan dalarn berolahraga, terdapat 10 orang (23,81) yang rnenyatakan rnudah rnelakukan olahraga, dalarn arti sering rnelakukan olahraga, 6 orang (14,29%) rnenyatakan cukup dalarn arti cukup sering rnelakukan olahraga, dan 26 orang (61,90%) responden rnenyatakan sulit rnelakukan olah raga, dalarn arti jarang rnelakukan olahraga dikarenakan, rnalas, sib uk (tidak ada waktu), dan ada yang rnenyatakan fasilitas olahraga kurang rnernadai. Perhitungan skor akhir tingkat kesejahteraan dari petani pernbenih Ikan Mas di Desa Paku Tandang dan Desa Cikoneng Kecarnatan Ciparay adalah sebanyak 40 Orang (95,24%) responden terrnasuk ke dalarn kriteria kesejahteraan tinggi dengan skor 27-35, dan tingkat kesejahteraan sedang terdapat sebanyak 2 orang (4,76%) dengan nilai skor 19-26. Hasil uji analisis varian ranking satu arah Kruskal-Wallis dapat disirnpulkan bahwa rata-rata total pendapatan berdasarkan luas lahan dan pendapatan usaha pernbenihan Ikan Mas pada rurnah tangga petani pembenih Ikan Mas, berdasarkan kepernilikan lahan dan luas lahan di Desa Paku Tandang dan Desa Cikoneng adalah " tidak sama" , sedangkan rata-rata total pendapatan berdasarkan kepernilikan lahan serta rata-rata skor kesejahteraan petani pernbenih Ikan Mas berdasarkan kepernilikan lahan dan luas lahan adalah "sama".