Inventarisasi Cendawan Terbawa Bibit Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum L.)
Abstract
Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi.. Berdasarkan pemantauan Direktorat Bina Produksi Hortikultura, permintaan dan kebutuhan bawang merah terus meningkat. Meskipun potensi pasamya masih terbuka tetapi pengelolaan usaha tani bawang merah belum optimum Produktivitas rata-rata nasional pada tahun 1993 masih tergolong rendah, yaitu 7,5 tonJha, sedangkan potensi menurut penelitian mencapai 10 ton/ha. Rendahnya angka produksi bawang merah ditingkat petani diduga disebabkan adanya serangan patogen di pertanaman. Menurut Balfas (1980) kerugian akibat hama dan penyakit berkisar 16-75%, bahkan jika teIjadi serangan berat dapat menyebabkan gagal panen. Untuk mendapatkan produksi bawang .merah yang optimum, faktor-faktor penyebab kehilangan hasil harus dapat dikw:angi atau dihilangkan. Pengendalian patogen merupakan upaya untuk menyelamatkan kehilangan hasil atau mempertahankan potensi produksi. Pengendalian patogen sebaiknya dimulai dari sejak tahap bib it. Tanaman bawang merah merupakan tanaman yang diperbanyak dengan menggunakan umbi, oleh karena itu penggnnaan nmbi yang sehat merupakan langkah awal pengendalian patogen. Beberapa patogen dapat terbawa umbi bawang merah sehingga keberadaan patogen dapat berperan sebagai sumber inoknlum penyakit yang akan menyerang tanaman bawang merah di lapangan. Penelitian ini beItujuan untuk mengetahui jenis-jenis seita peranan cendawan yang terbawa bibit bawang merah. Penelitiau dilaksanakan pada bulan September 1996 hingga Pebrnari 1997 di Laboratorium l\1ikclcgi Tumbuhan dan lumah kawat Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faknltas Peitanian, Institut Peitanian Bogor. Umbi bawang merah yang digunakan diperoleh dari penyedia bibit di Cirebon (Desa Sidaresmi, Desa Ciledug, Desa Bojongnegara dan Desa Babakan Losari) dan di Pangalengan (Desa Cihideung dan Desa Rantayak). Pengujian kesehatan bibit dilakukan dengan menginkubasikan umbi bawang merah selama tujuh hari. Pengamatan meliputi jenis dan persentase cendawan yang tumbuh pada umbi. Identifikasi cendawan dilakukan berdasarkan kunci identifikasi Bamett & Hunter (1988) dan Booth (1971). Untuk mengetahui lokasi cendawan dalam bibit, umbi dibagi menjadi bagian ujung atas (a), bagian bawah (b), bagian tengah luar (c) dan bagian tengah dalam( d). Umbi diinlrubasikan selama tujuh hari dan diamati cendawan yang tumbuh. Untuk mengetahui peranan cendawan yang ditemukan, dilakukan Postulat Koch. Umbi diinokulasi dengan eendawan dari biakali. murni eendawan yang ditemukan dengan konsentrasi 5 x 104 konidia/ml air. Pengamatan dilakukan terhadap gejala yang mUlleul pada umbi. Uji tumbuh dilakukan terhadap Alternaria porri, eendawan penyebab penyakit bereak ungu yang diangap paling merugikan di lap angan. Pada uji ini digunakan umbi bawang m<::rah asal desa Sidaresmi (CST2) dengan persentase infeksi sebesar 5%. Umbi ditanam dan pengamatan dilakukan setelah tampak adanya gejala penyakit. Pengamatan dilakukan dengan melihat luas dan intensitas serangan penyakit bereak ungu. Berdasarkan pengujian kesehatan bibit, eendawan ya'ng ditemukan pada umbi yaitu genus Aspergillus, Fusarium, Penicillium, Alternaria, Curvularia, Trichoderma dan dua eendawan tak teridentifIkasi (X dan Y). Aspergillus yang diperoleh terdiri dari A. flavus, A. niger, A. glaucus dan Aspergillus dengan koloni belwama kuning dan eoklat.dengan infeksi beltlllut-turut 12,8%, 64,5%, 17,6%, 23,6% dan 1,25%. Tiga jenis Penicillium yang ditemukan yaitu jenis yang membentuk koloni belwama abu-abu, putih dan kuning dengan persentase infeksi belturut-turut 39,9%,6,9% dan 8,75%. Persentase infeksi genus Fusarium Alternaria, Curvu/aria, Trichoderma selta eendawan X dan Y belturut-turut 63,6%, !8,2%,1%, 3%, 1% dan 23%. Aspergillus dun Penicillium merupakan eendawall gudang yang banyak merugikan umbi bawang merah di tempat penyimpanan sedangkan Fusarium dan Alternaria merupakan penyebab penyakit busuk umbi fusarium dan penyakit bercak ungu pada tanaman di lapangan. Pengujian terhadap lokasi bertahannya cendawan pada umbi menunjukkan bahwa Alternaria berada pada bagian ujung atas umbi (a), Fusarium berada pada bagian bawah atau akar (b) dan Aspergillus serta Penicillium berada pada kulit umbi bawang merah. Hasi: Postulat Koch memr~ukkan bahwa Fusarium dapat menyebabkan pembusukan akar dan mematikan bibit. Aspergillus dan Penicillium menyerang hampir semua umbi bawang merah tetapi kadang-kadang umbi masih dapat tumbuh. Aspergillus niger dapat menyebabkan pembusukan umbi sehingga akar tidak turnbuh. Alternaria dan Trichoderma tidak tumbuh pada umbi yang diinkubasikan. Berdasarkan uji tumbuh ditunjukkan bahwa umbi yang terinfeksi Alternaria porri sebesar 5% dapat menyebabkan luas dan intensitas serangan yang tinggi. Pada pengamatan minggu kedua diketahui bahwa luas dan intensitas serangannya mencapai 90% dan 45,3%. Minggu-minggu sela~utnya luas dan intensitas serangan meningkat bahkan mencapai 100%. Secara umum ditunjukkan bahwa sebagian besar umbi bibit di Cirebon dan Pangalengan telah terinfeksi oleh cendawan patogen pada tanaman di lapangan maupun cendawan gudang yang dapat menyebabkan kerusakan pada umbi yang disimpan. Cendawan patogen yang terbawa bibit tersebut dapat menjadi Sumber inokulum penyakit yang menyerang tanaman bawang merah. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu perlakuan bibit (bulb treatment) sebelum tanam pada umbi dengan menggunakan perlakuan kimiawi atau perlakuan mekanis. Pada perlakuau kimiawi dapat digunakan fungisida sedangkan perlakuan mekanis dengan memotong atau membersihkan sisa-sisa tanaman yang terbawa ke tempat penyirnpallan dan membuang sisa tanaman tersebut atau membakamya.