Pengaruh Defisiensi Pakan Terhadap Perubahan Beberapa Berat Organ Tikus Jantan Dewasa (Rattus Sp.)
Abstract
tetapi masalah mengenai kekurangan gizi masih sering ditemukan. Kelaparan atau kekurangan pakan adalah salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi dimana pada individu dewasa hal ini dapat mengakibatkan kehilangan berat badan. Kelaparan dan kekurangan makanan dapat menyebabkan atrofi pada seluruh tubuh seeara kuantitas, dimana komponen-komponen sel akan mengalami pengeeilan. Ada dua maeam atrofi, yaitu atrofi numeris dan atrofi kuantitatis. Atrofi numeris diakibatkan karena berkurangnya jumlah sel, sedangkan atrofi kuantitatis diakibatkan karena adanya pengeeilan sel, dimana yang mengalami pengeeilan bukan sel-sel interstisium tetapi parenkhimnya. Pembatasan makanan yang diberikan, yaitu setiap dua jam sekali atau tiga jam sekali dalam seminggu pada tikus Wi star menyebabkan hipertrofi pada lambung dan usus keeil serta menyebabkan peningkatan aktivitas dari beberapa enzim pada mukosa. Selain itu tidak terdapat perbedaan yang nyata pada berat mukosa antara hewan yang diberikan pakan ad libitum dan yang diberi pakan terbatas, tetapi terdapat beberapa perbedaan pada berat relatifnya, yaitu setiap J 00 gram berat badan (Fabry e/ al., 1970) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh defisiensi pakan terhadap rasio berat organ terhadap berat badan, yang meliputi organ saluran peneernaan (lambung, usus halus dan usus besar), jantung, limpa, pankreas, ginjal dan hati. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perubahan rasio berat organ terhadap berat badan selama kurun waktu tertentu. Penelitian dilakukan di laboratorium Fisiologi, Bagian Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang berlangsung mulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 1999. Penelitian ini menggunakan tikus putih dewasa (Rattus sp.) strain Spraque Dawley, dengan umur 80 hari pada awal penelitian. Hewan-hewan pereobaan tersebut dipelihara dalam kandang individu yang terbuat dari bahan plastik yang berukuran 30x20x10 em dengan memakai alas kertas untuk menyerap urin tikus dan mempermudah penimbangan terhadap sisa-sisa makanan. Penutup yang dipakai terbuat dari kawat dan pada kawat ini diletakkan botol air minum. Kandang-kandang tersebut di letakkan di ruang tertutup dengan sirkulasi udara yang baik serta di jaga suhu dan kelembabamannya agar stabil. Selama penelitian pakan diberikan sesuai dengan kelompoknya, sedangkan air minum diberikan ad libitum. Berdasarkan analisis proksimat, pakan yang diberikan mempunyai komposisi kadar air 12, 08 %, protein kasar 17,67 %, lemak 3,69 % dan energi 3575 kal/gram. Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dengan tujuan menentukan kebutuhan pakan ad libitum tikus dewasa dan penelitian utama yang diawali dengan pengambilan 3 ekor tikus jantan dewasa sebelum perlakuan untuk dijadikan data awal (berat organ sebelum perlakuan). Selanjutnya 45 ekor tikus jantan dewasa pada penelitian utama dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri dari 15 ekor. Pembagian kelompok tersebut adalah : kelompok PI dengan pemberian pakan sebanyak 70% dari ad libitum, kelompok P2 dengan pemberian pakan sebanyak 60% dari ad libitum dan kelompok P3 dengan pemberian pakan sebanyak 50% dari ad libitum. Pakan diberikan satu kali dalam satu hari berdasarkan kelompoknya. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari sebelum diberi pakan untuk menentukan jumlah pakan yang harus diberikan dan perubahan berat badannya. Pada setiap minggunya sebanyak tiga ekor tikus dari masing-masing perlakuan dibunuh untuk ditimbang organnya (saluran pencernaan, hati, jantung, pankreas, ginjal dan limpa) dan di lihat pula perubahannya. Data rasio berat organ per berat badan tikus diolah dengan menggunakan uji statistik dengan Rancangan Acak Lengkap, pola faktorial (ANOV A). Dari hasil uji Anova yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test. Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa lamanya pengamatan mempengaruhi penurunan rasio berat organ terhadap berat badan tikus jantan dan perlakuan defisiensi pakan ini hanya mempengaruhi penurunan rasio berat organ limpa terhadap berat badannya.