Analisis faktor-faktor produksi selada aeroponik di Parung Farm Bogor
Abstract
Hidroponik adalah sebuah sistem atau teknologi di mana tanaman ditumbuhkan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, karena itu hidroponik juga disebut sebagai budidaya tanam tanpa tanah (soilless culture) atau arti hidroponik adalah bekerja dengan air. Aeroponik merupakan suatu tipe hidroponik (memberdayakan air) karena air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Pada aeroponik, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung di udara dan akan menyerap larutan hara yang diberikan. Sayuran yang ditanam secara aeroponik adalah sayuran yang beratnya relatif ringan dan biasanya dipilih jenis sayuran yang memiliki nilai jual tinggi, salah satunya adalah selada. Di Indonesia aeroponik saat ini memang masih belum banyak diusahakan oleh petani skala kecil. Namun untuk dapat memenuhi permintaan pasar terhadap kualitas, produktivitas dan kontinyuitas produk pertaniannya, maka pemanfaatan teknologi budidaya dengan sistem aeroponik merupakan salah satu alternatif yang bisa diandalkan. Meskipun aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan dengan cara konvensional terutama dalam memenuhi ke tiga syarat permintaan pasar tersebut, namun masih terdapat kendala dalam kultur aeroponik dalam greenhouse, antara lain ketersediaan tenaga kerja terampil dan mahalnya biaya produksi seperti benih unggul, nutrisi, sarana dan prasarana (greenhouse, air, listrik, instalasi irigasi dan lain-lain). Selain itu diperlukan pula pengetahuan dasar formulasi nutrisi tanaman dan pengelolaan yang intensif serta penguasaan teknologinya. Demikian pula kendala yang ada pada Parung Farm (PF) yang dalam usahanya sebagian besar mengunakan teknologi aeroponik (Airoponic). Parung Farm yang berskala usaha besar perlu mengalokasikan faktor- faktor produksinya secara seksama, agar dapat menghasilkan manfaat netto yang optimal, sehingga pemborosan dapat dihindari dan kelangsungan usaha dapat terus berjalan. Budidaya selada aeroponik di Parung Farm, faktor-faktor produksi yang diduga dapat mempengaruhi terhadap tingkat produksi seladanya, antara lain luas greenhouse atau luas panen, benih, nutrisi, tenaga kerja, suplai listrik, pengalaman/keterampilan dan pendidikan para pekerja. Oleh karena itu, analisis faktor-faktor produksi selada aeroponik perlu dilakukan. Tujuan Penelitian adalah : (1) mengidentifikasi faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi selada aeroponik, dan (2) menganalisis elastisitas faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi selada aeroponik di Parung Farm. Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan di Parung Farm (PF), Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa PF merupakan salah satu unit usahatani sayuran hidroponik. Penelitian dilakukan bulan Januari s.d. Nopember 2009. Jenis sayuran yang digunakan adalah Selada (Lactuca sativa L) dari kelompok Selada Daun (leaf atau cutting lettuce). Sedangkan teknologi hidroponik yang digunakan adalah sistem aeroponik (sistem air menyemprot). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pihak manajemen perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan produksi kebun yang ada di perusahaan, maupun dari Deptan, BPS dan literatur atau informasi lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Data untuk menganalisis penggunaan faktor produksi adalah data bulanan dengan periode analisis lima tahun yakni dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, dengan pertimbangan pada periode tersebut sebagian besar tanaman selada aeroponik sudah berada pada kondisi tanaman yang menghasilkan. Data diolah dengan menggunakan metoda Ordinary Least Squares (OLS) dan diolah dengan menggunakan software komputer Minitab versi 11 atau Minitab versi 13 for Windows. Adapun analisis yang dipakai dalam pengolahan data ini, yaitu analisis Fungsi Produksi dengan model fungsi produksi Cobb Douglas dan pengujian hipotetis (uji F). Berdasarkan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh hasil bahwa berdasarkan uji F model layak atau signifikan pada taraf nyata 5 persen artinya secara bersama-sama faktor produksi, yaitu luas panen (X1), benih (X2), nutrisi (X3), penggunaan listrik (X4), dan tenaga kerja (X5) berpengaruh nyata terhadap produksi selada aeroponik kecuali variabel pengalaman (X6). Berdasarkan hasil olah data dari fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 90,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 90,1 persen dari variasi produksi dapat dijelaskan oleh model fungsi produksi, sedangkan sisanya 9,9 persen dapat dijelaskan oleh faktor lain dari model, seperti faktor-faktor mikroklimat, sarana dan prasarana hidroponik seperti styrofoam, rockwool, jelly cup, sprayer, jet spray, debit air, bak penampungan plastik, pipa PE, katup dan pompa. Analisis pengaruh variabel input terhadap produksi selada aeroponik secara parsial menghasilkan bahwa faktor produksi luas panen (X1), benih (X2), dan nutrisi (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi selada aeroponik pada selang kepercayaan 99 persen, sedangkan untuk faktor produksi penggunaan listrik (X4) dan tenaga kerja (X5) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi selada aeroponik pada selang kepercayaan 95 persen. Berdasarkan nilai elastisitas produksi, masing-masing faktor produksi luas panen (X1), benih (X2), nutrisi (X3), dan tenaga kerja (X5) memiliki nilai elastisitas yang positif dan kurang dari satu kecuali faktor produksi penggunaan listrik (X4) yang bernilai negatif. Nilai koefisien regresi yang positif dan kurang dari satu menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi tersebut berada pada daerah yang rasional. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah : (1) Berdasarkan hasil penelitian ini, maka sebaiknya perusahaan Parung Farm tetap memperhatikan faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi selada aeroponik, seperti luas panen dengan memanfaatkan lahan yang belum terpakai untuk meningkatkan luas panen sekaligus meningkatkan jumlah benih dan nutrisinya. (2) Penelitian-penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi komoditi sayuran lainnya seperti caisim, bayam hijau dan merah, kailan, kangkung, serta pak choi hijau dan putih dengan sistem hidroponik yang berbeda, seperti sistem NFT, DFT, substrat batu kerikil dan sebagainya.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]