Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Susu Kambing di Kabupaten Bogor
Abstract
Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu bagian utama hak asasi manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian yang sangat penting dari ketahanan nasional. Hak atas pangan seharusnya mendapat perhatian yang sama besar dengan usaha menegakkan bagian-bagian hak asasi manusia lain. Manfaat dari susu kambing adalah untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan dan membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit. Survei United Departement of Agriculture (USDA) menyebutkan bahwa susu kambing baik untuk berbagai keadaan terutama mencegah penyakit. Bahkan dianjurkan untuk penderita penyakit TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot dan tukak lambung. Bahkan tidak sedikit kalangan medis yang melakukan terapi kepada pasiennya dengan menggunakan susu kambing. Meningkatnya tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat membawa dampak pada semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya gizi yang menyebabkan terjadinya pergeseran pola konsumsi rumah tangga ke arah peningkatan konsumsi protein hewani seperti daging, susu dan telur. Perubahan pola konsumsi yang menyertai peningkatan jumlah penduduk Negara Indonesia ini, merupakan penyebab utama peningkatan laju kebutuhan dalam negeri akan produk peternakan terutama susu seperti ditunjukkan oleh peningkatan konsumsi susu dalam negeri. Laju pertumbuhan rata-rata konsumsi susu mencapai 7.0 persen per tahun lebih tinggi dari laju pertumbuhan produksi susu nasional yang hanya 3.29 persen per tahun. Artinya jumlah produksi susu sapi masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi susu. Berdasarkan data tersebut, jumlah produksi susu sapi masih belum mencukupi permintaan susu, hal ini dapat menjadi peluang bagi pengusaha susu kambing untuk memenuhinya. Jumlah rata-rata pemeliharaan kambing perah yang lebih besar dari pemeliharaan sapi dapat menghasilkan susu yang hampir berimbang dengan jumlah susu yang dihasilkan dari sapi perah. Selain jumlah produksi, susu kambing memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan susu sapi. Namun pengusahaan ternak kambing perah masih belum optimal, dapat dilihat dengan masih sedikitnya jumlah peternak yang mengusahakan ternak kambing perah. Pengusahaan kambing perah yang masih sedikit disebabkan oleh pengetahuan masyarakat akan usaha susu kambing masih rendah dan usahatani kambing perah membutuhkan biaya yang mahal. Meningkatnya permintaan akan susu dalam negeri akibat peningkatan daya beli dan pola konsumsi masyarakat merupakan tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi bukan hanya dalam segi jumlah tetapi juga kualitas. Perkembangan permintaan susu dalam negeri menyebabkan terbentuknya segmen- segmen permintaan berdasarkan kualitas produk terutama terjadi di kota-kota besar. Populasi rata-rata ternak kambing perah di Kabupaten Bogor 139 ekor. Jumlah tersebut hanya dapat memproduksi susu yang sedikit, sehingga permintaan susu belum dapat terpenuhi. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada meningkatnya harga-harga input usaha peternakan. Sehingga para peternak yang memiliki keterbatasan modal, sulit untuk mengembangkan usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat keuntungan pengusahaan susu kambing secara finansial dan ekonomi di Kabupaten Bogor; (2) daya saing susu kambing di Kabupaten Bogor melalui keunggulan kompetitif dan Keunggulan komparatif; (3) dampak kebijakan pemerintah terhadap daya saing susu kambing di Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor yang meliputi Bogor Barat (Dramaga, Cikampak dan Leuwi Liang), Bogor Selatan (Cijeruk) dan Bogor Timur (Cinagara). Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi yang potensial di Jawa Barat. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder, sampel dipilih dengan metode snowball sampling. Sesuai dengan tujuan penelitian, metode analisis yang digunakan adalah Policy Analysis Matrix (PAM). Penelitian dilakukan bulan September – Desember tahun 2008. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani susu kambing dikedua skala menguntungkan baik secara finansial maupun secara ekonomi. Tingkat keuntungan finansial usahatani susu kambing di Kecamatan Cijeruk (Skala 400 ekor) lebih besar dibandingkan usahatani susu kambing rata-rata di empat peternak (Skala rata-rata 80 ekor). Usahatani susu kambing dikedua skala memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Berdasarkan kriteria keunggulan komparatif usahatani susu kambing skala 400 ekor relatif lebih memiliki keunggulan komparatif dibandingkan skala 80 ekor. Begitu juga dengan kriteria keunggulan kompetitif, usahatani susu kambing skala 400 ekor lebih memiliki keunggulan kompetitif dibanding skala 80 ekor. Dampak kebijakan output menyebabkan usahatani susu kambing dikedua skala menerima harga aktual output lebih kecil dari harga sosialnya. Berdasarkan kebijakan pemerintah terhadap output, produsen susu kambing skala 80 ekor relatif lebih diuntungkan dibanding produsen susu kambing skala 400 ekor. Sedangkan berdasarkan analisis terhadap kebijakan input menunjukkan bahwa pemerintah menetapkan pajak atas input asing (tradable), sehingga petani menerima harga aktual input tersebut lebih tinggi dari yang seharusnya dibayarkan jika tanpa adanya kebijakan. Penerapan kebijakan pemerintah terhadap input-output pada susu kambing skala 80 ekor lebih memberikan insentif jika dibandingkan pada pengusahaan susu kambing skala 400 ekor. Terjadinya peningkatan biaya produksi, penurunan harga output dan penurunan produksi yang dilakukan baik secara parsial maupun gabungan menyebabkan tingkat keuntungan yang semakin kecil dan nilai PCR dan DRC yang semakin besar mendekati satu. Namun perubahan tersebut tidak sampai merubah keuntungan menjadi negatif (rugi) maupun merubah keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif menjadi tidak berdaya saing sehingga usahatani susu kambing dikedua skala ini masih tetap layak untuk terus dikembangkan.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]