Peranan Eksudat Akar Rumput Brachiaria Sp. Terhadap Kelarutan Alumunium pada Kultur Pasir
Abstract
Salah satu penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman budidaya adalah keracunan Al dalam media tanam. Selain secara langsung dapat merusak jaringan akar, tingginya konsentrasi Al juga secara tidak langsung akan menurunkan pH tanah melalui reaksi hidrolisis Al. Salah satu cara pengendaliannya adalah melalui pemanfaatan tanaman yang dapat mengeluarkan eksudat akar berupa asam-asam organik yang mampu mengkhelat Al sehingga bersifat tidak reaktif. Penelitian ini bertujuan mempelajari keefektifan eksudat akar rumput Brachiaria sp. dalam penurunan konsentrasi Al-larut berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi Al- organik terkhelat pada kultur pasir yang diberi perlakuan Al hingga taraf 400 μM Al. Percobaan dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah serta Rumah Kaca Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai Maret sampai September 2009. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor, yaitu empat taraf perlakuan rumput Brachiaria (B. ducumbens, B. ruziziensis, dan B. brizantha) dan tanpa Brachiaria, serta lima taraf perlakuan Al (0, 100, 200, 300, dan 400 μM Al dalam bentuk AlCl3) pada media pasir kuarsa yang diambil dari pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan tiga ulangan. Namun, analisis dan interpretasi data hanya dilakukan terhadap dua data ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman tiga spesies Brachiaria efektif dalam mengeluarkan eksudat asam organik sehingga mampu mengkhelat Al. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi Al-organik terkhelat, spesies B. ducumbens dan B. ruziziensis cenderung lebih efektif dalam mengkhelat Al pada perlakuan konsentrasi Al rendah (100 sampai 200 μM), sedangkan B. brizantha lebih efektif pada perlakuan konsentrasi Al tinggi (300 sampai 400 μM). Berdasarkan hasil analisis asam-asam organik, asam malat merupakan asam organik yang paling banyak ditemukan, diikuti oleh asam sitrat dan kemudian asam oksalat. Hal ini menunjukkan bahwa asam malat berperanan paling besar dibandingkan asam sitrat dan asam oksalat dalam mengkhelat Al pada kultur pasir. Kata Kunci : Al, asam malat, asam oksalat, asam sitrat, Brachiaria sp.