Respon Pemupukan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) pada Media Tumbuh yang Diberi Kompos Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) dengan Trichoderma (Trichoderma viride)
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan N,P,K pada media tanam bibit kakao yang diberi .kompos alang-alang, inokulan Trichoderma viride dan Agrispon. Selain itu, penditian ini dimaksudkan pula untuk mencari kompos yang terbaik. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 1997 sampai Juli 1998 di Kebun Percobaan IPB Darmaga, Bogor. Tiga bulan pertama merupakan waktu pengomposan alang-alang. Bahan tanam berupa benih kakao varietas Upper Amazone Hybrid Media tanah yang digunakan adalah tanah Podsolik Merah Kuning. Alang-alang digunakan sebagai bahan organik pembuat kompos. Inokulan pembuat kompos adalah Trichoderma viride. Agrispon biostimulan mikroba digunakan sebagai pembanding perlakuan. Sebagai pupuk dasar digunakan Urea sebagai sumber N, TSP sebagai sumber P dan KCl sebagai sumber K Penelitian ini terdiri atas dua faktor perlakuan yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan pengaturan perlakuan secara faktorial. Faktor pertama yaitu 6 macam media tanam dan faktor kedua terdiri dari 4 taraf dosis pemupukan. Faktor media tanam meliputi: Mo = Tanah Podsolik rv1erah Kuning (PMK), Ml = campuraIl tanah PMK dan serasah alang-alang yang dikomposkan selama 3 bulan tanpa Trichoderma viride, M2 = campuran tanah PMK dan kompos alang-alang dengan Trichoderma viride (lama pengomposan 1 bulan), M3 = campuran tanah PMK dan kompos alang-alang dengan Trichoderma viride (lama pengomposan 2 bulan), M, = . campuran tanah PMK dan kompos alang-alang dengan Thchoderma (lama pengomposan 3 bulan), Ms = campuran tanah PMK dan serasah alang-alang yang dikomposkan selama 3 bulan tanpa Trichoderma viride ditambah Agrispon 0.02 ml/polybag. Untuk media yang menggunakan kompos, perbandingan volume tanah dan kompos adalah 1: 1. Faktor pemberian dosis pupuk meliputi: Po = 'Lanpa pupuk, PI = Pemberian pupuk 0.5 dosis anjuran, P2 = Pemberian pupuk sesuai dosis an juran, P3 = Pemberian pupuk 1. 5 dosis anjuran. Dosis anjuran yang digunal:an yaitu dosis menurut Pusat Penelitian Perkebunan lember 1989. Interaksi antara media tanam dan pemupukan berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah yang diamati, kecuali diameter batang serta penyusutan volume media. Basil uji ortogonal polinomial menunjukkan bahwa pada media kompos alang-alang dengan inokulan Trichoderma (M2, M3 dan M,), pemupukan tidak berpengaruh atau bahkan menurunkan pertumbuhan tinggi tanaman. Tinggi tanaman kakao pada media alang-alang yang diinokulasi Trichoderma dengan masa pengomposan 1 bulan (M2), 2 bulan (M3) dan 3 bulan (M,) tanpa pemupukan masing-masing 50.03, 51.27 dan 56.82 em. Untuk media Mo, MI dan Ms, respon tinggi tanaman terhadap pemupukan adalah kuadratik dengan dosis optimum untuk masing-masing media sebesar 0.76, 0.74 dan 0.77 dosis an juran, dengan tinggi tanaman maksimal berturut-turut yaitu 52.75,49.15 dan 51.49 em. Untuk peubah bobot basah tanaman respon tanaman terhadap pemupukan pada media tanam Mo dan Ms adalah kuadratik dengan dosis optimum 0.63 dan 0.91 dosis anjuran yang menghasilkan bobot basah tanaman sebesar 49.49 dan 73.68 g. Untuk media M3 pengaruh pemupukan terhadap peubah bobot basah tanaman tidak nyata. Media M3 mempunyai bobot kering tanaman terbaik yaitu 22.06 g, namun periakuan pemupukan berpengaruh negatif terhadap peubah tersebut. Untuk media M. dan Ms respon bibit kakao terhadap pemupukan lebih meningkat dibandingkan dengan media kontrol (Mo). Adapun dosis optimum untuk media Mo, lV.4 dan Ms masing-masing adalah 0.59, 0.74 dan 1.50 dosis anjuran, dengan hasil bobot kering tanaman sebesar 14.81,18.29 dan 20.80g. Respon pertumbuhan bibit kakao terhadap pemupukan berbeda dengan berbedanya jenis media. Respon tanaman terhadap pemupukan cenderung berkurang pada media tanam yang diberi bahan organik. Pada media tanam alang-alang dengan inokulasi Trichoderma respon tersebut berbeda dengan adanya perbedaan lama pengomposan dari bahan organik. Media tanam M3 relatif memberikan hasil pertumbuhan lebih tinggi jika tidak dipupuk, pemberian pupuk hingga 1.5 dosis anjuran menurunkan laju pertumbuhan tanaman. Pemupukan diduga menyebabkan kelebihan unsur hara yang diperiukan tanaman atau adanya gangguan keseimbangan hara (terutama dengan unsur mikro) sehingga menurunkan pertumbuhan tanaman.