Model Estimasi Keterkaitan Mineral Fraksi Pasir dengan Kadar Hara Tanah dan Tanaman (Studi Kasus di Perkebunan Kakao PT. Bumiloka Swakarya, Sukabumi)
Abstract
Usaha pertanian bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan tambahan input yang seefisien mungkin. Untuk mendapatkan hasil tersebut, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah kesuburan tanah. Kesuburan alami tanah merupakan kesuburan yang ditentukan oleh kandungan mineral di dalam tanah. Apabila suatu tanah mengandung banyak cadangan mineral mudah lapuk , maka potensi kesuburan alami tanah masih tinggi. Sebaliknya apabila tanah mengandung sedikit cadangan mineral mudah lapuk, maka potensi kesuburan alami tanah rendah. Selain dengan pendugaan analisis mineral, kesuburan tanah dapat diduga dari hasil analisis kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keterkaitan antara cadangan mineral dengan ketersediaan hara tanah dan kadar hara tanaman dan hubungannya dengan keragaan tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Penelitian dilakukan dari bulan September 1997 sampai dengan bulan Juli 1998 di Perkebunan Panumbangan PT. Bumiloka Swakarya Jampang Tengah, Sukabumi. Analisis kimia tanah dan tanaman serta analisis mineral dilakukan di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Contoh tanah untuk analisis mineral fraksi pasir diambil pada kedalaman 20 - 50 em dan untuk anal isis hara tanah diambil secara komposit pada kedalaman 0 - 20 em dari blok pertanaman dengan kondisi tanaman kakao yang baik dan buruk. Sedangkan contoh tanaman diambil dari daun flush pada kanopi yang terbuka, yang menyebar komposit dari dua lembar daun pada sepuluh pohon. Mineral fraksi pasir diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop polarisasi. Berdasarkan sifat-sifat optik, jenis dan jumlah mineral dapat ditetapkan dengan penghitungan mineral sampai 300 butir yang melewati benang silang. Analisis tanaman dilakukan dengan metode pengabuan basah menggunakan asam perkhlorat (HCI04) dan asam nitrat (HN03) dengan perbandingan 2 : 1. Sedangkan anal isis N dengan metode Kjeldhal, P dengan Bray 1, basa-basa dengan NH40Ac serta Mn tersedia dengan DTPA.. Untuk melihat perbedaan pada kedua kondisi tanaman dari cadangan mineral dan sifat kimia tanah dilakukan uji F hilung dan uji t-student. Selain itu untuk melihat kaitan cadangan mineral dengan kadar hara tanah dan tanaman digunakan Analisis Lintasan (Path Analysis). Kadar N tanaman pad a musim hujan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor latent, sedangkan pada musim kemarau dipengaruhi oleh C-organik. Kadar P tanaman pada musim hujan dipengaruhi oleh kadar P-tersedia dan C-organik, sedangkan pada musim kemarau dipengaruhi oleh pH tanah, kadar P tersedia, dan C-organik. Kadar Mg tanaman pada musim hujan dipengaruhi oleh kadar Mg dapat dipertukarkan. Kadar P tersedia dipengaruhi oleh magnetit, gelas vulkan, bahan lapukan dan konkresi besi, kadar K dapat dipertukarkan dipengaruhi oleh kuarsa keruh dan gelas vulkan, kadar Ca dapat dipertukarkan dipengaruhi oleh bahan lapukan dan kuarsa jernih, kadar Mg dapat dipertukarkan dipengaruhi oleh bahan lapukan, pH tanah nyata dipengaruhi hanya oleh faktor latent kecuali pada model estimasi P tanaman pH nyata dipengaruhi oleh konkresi besi, hornblende dan hipersten. Faktor unsur hara yang menentukan kontribusi terhadap keragaan tanaman kakao pada musim hujan adalah P dan K sedangkan pad a musim kemarau adalah N dan Mg. Oleh karena itu untuk mendapatkan tanaman kakao yang baik harus diperhatikan pola pemupukan menjelang musim kemarau dimana pemupukan N menjadi prioritas utama dan Mg di urutan kedua. Serta pemupukan di awal musim hujan dimana pemupukan P dan K menjadi prioritas utama.