STRUKTUR KOMUNITAS DAN STRATEGI ADAPTASI MOLUSKA DIKAITKAN DENGAN DINAMIKA AIR PADA HABITAT MANGROVE KAWASAN PRAPAT BENOA, BALI
Abstract
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh aksi pasang surut air laut. Dilihat dari fungsi ekologis, mangrove merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme laut maupun organisme darat. Salah satu kelompok fauna mangrove yang menempati berbagai mintakat, baik secara vertikal maupun secara horisontai adalah moluska. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi ekosistem mangrove adalah pasang surut. Pasang surut menyebabkan terjadinya perubahan beberapa faktor lingkungan yang besar, terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu diperlukan adaptasi yang besar bagi moluska yang mendiami habitat ini agar dapat bertahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan komposisi kepadatan moluska serta keseragaman, keanekaragaman, dominansi dan strategi adaptasi komunitas moluska di kawasan mangrove Prapat Benoa, Bali dan mengetahui hubungan antara kepadatan moluska dengan tinggi air naik dan air turun. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2001. Pengambilan contoh dilakukan empat kali dalam satu bulan yaitu satu minggu sekali di habitat mangrove kawasan Prapat Benoa, Bali. Waktu pengambilan contoh dilakukan pada saat terjadi perbedaan ketinggian air yaitu pada saat air naik dan air turun. Pengamatan terbagi ke dalam empat stasiun yaitu Stasiun 1, Stasiun 2, Stasiun 3 dan Stasiun 4 yang berurutan dari arah laut ke arah darat. Parameter fisika kimia yang diukur adalah ketinggian air, suhu, salinitas, pH, DO dan analisa tekstur substrat. Pengambilan contoh moluska dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat yang berukuran 1x1 m . Pada setiap stasiun dilakukan dua kali ulangan pengambilan sampel. Identifikasi jenis moluska yang tertangkap dilakukan di Laboratorium Zoologi LIPI Cibinong. Analisa data meliputi kepadatan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi, pola penyebaran jenis dan pengelompokkan habitat. Untuk mengetahui strategi adaptasi komunitas digunakan analisa Frontier dan untuk melihat hubungan antara kepadatan moluska dengan tinggi air naik dan air turun digunakan model regresi linear dan polinomial. Hasil analisa parameter fisika kimia perairan menunjukkan nilai-nilai yang tidak berbeda jauh. Rata-rata tinggi air naik berkisar antara 21,5-49 cm dan air turun berkisar antara 1,4-7,5 cm. Rata-rata suhu perairan saat air naik adalah 30-31 °C dan saat air turun antara 28-31 °C. Rata-rata salinitas yang diperoleh berada pada kisaran 2,1-3,3 700. Kisaran salinitas yang rendah ini karena pengaruh letak stasiun-stasiun pengambilan sampel yang berada jauh dari laut. Nilai rata-rata DO (oksigen terlarut) yang diperoleh adalah 3,30-5,51 ppm dan nilai rata-rata pH yang diperoleh berkisar antara 7,55-7,73. Dari hasil pengamatan, rata-rata tekstur substrat daerah pengambilan sampel adalah pasir berlempung yang didominasi oleh fraksi pasir yang bercampur dengan debu dan liat Dari hasil pengamatan, ditemukan 13 jenis moluska saat air naik yang terdiri dari 6 famili Gastropoda dan 1 famili Bivalvia. Sedangkan saat air turun juga ditemukan 13 jenis moluska namun terdiri dari 5 famili Gastropoda dan 1 famili Bivalvia. Gastropoda yang paling banyak ditemukan diwakili oleh famili Potamididae baik pada saat air naik maupun saat air turun. Kepadatan tertinggi ditemukan pada jenis Cerithidea cingulata baik pada saat air naik maupun saat air turun. Terebralia sulcata dan Telescopium telescopium ditemukan pada semua stasiun saat air turun, namun hanya ditemukan pada beberapa stasiun saat air naik. Spesies Cerithiidae yang ditemukan terdiri dari Cerithium morus, Cerithhim rubus, Cerithmm serratum, Cerithium patulum dan Cerithium zebrum. Assimenia brevicula ditemukan melimpah pada saat air turun dan dapat ditemukan mulai dari dekat pantai sampai ke belakang hutan mangrove yang teduh atau terbuka. Famili Littorinidae ditemukan pada jenis Littohna filosa, Liliorhia scabra dan Littorina pallescens. Ketiga jenis spesies ini termasuk dalam jenis moluska facultatif. Jenis Nerifina crepiduhria, Nassarius compius dan Peristernia hassahila hanya ditemukan dengan kepadatan yang sangat rendah. Jenis Tellina sp yang termasuk dalam kelas Bivalvia dominan ditejnuka_njsaat-air-naik. Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh berkisar antara 1,09-1,92 saat air naik dan 0,56-1,36 saat air turun. Nilai indeks keanekaragaman yang tertinggi diperoleh di Stasiun 2 saat air naik yaitu sebesar 1,92 dan yang terendah diperoleh di Stasiun 1 saat air turun sebesar 0,56. Nilai indeks keseragaman yang diperoleh berkisar antara 0,42-0,61 saat air naik dan 0,20-0,39 saat air turun dan diikuti oleh nilai indeks dominansi yang berkisar antara 0,36-0,64 saat air naik dan 0,56-0,84 saat air turun. Nilai indeks keseragaman yang tertinggi diperoleh pada Stasiun 2 saat air naik yaitu sebesar 0,61 dan diikuti oleh nilai indeks dominansi yang terendah yaitu sebesar 0,36. Sedangkan nilai indeks keseragaman yang terendah diperoleh di Stasiun 1 saat air turun sebesar 0,20 dan memiliki nilai indeks dominansi yang tertinggi sebesar 0,84.