Studi Karakteristik Massa Air di Perairan Selat Bali pada Bulan Agustus 2000
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik massa air di perairan Selat Bali pada bulan Agustus 2000 melalui sebaran suhu, salinitas dan nutrien dan mengenali asal massa air yang masuk ke perairan Selat Bali. Kegiatan penelitian yang dilakukan terdiri dari pengambilan data primer hasil survei PPSL (Pengkajian Potensi Sumber Daya Laut) 2000 yang ke 2 di Perairan Selat Bali dan pengolahan data di Laboratorium Pusat Data Kelautan UPT Baruna Jaya BPPT Jakarta. Suhu permukaan di perairan Selat Bali pada bulan Agustus 2000 berkisar antara 26,4°C-27,2°C. Lapisan homogen permukaan berada mulai dari permukaan laut hingga kedalaman 10 m - 30 m dengan suhu berkisar antara 26°C-27°C. Lapisan termoklin berada mulai dari batas bawah lapisan homogen permukaan hingga kedalaman 180 m -230 m dengan suhu berkisar antara 12°C-26°C.Lapisan homogen dalam berada di bawah lapisan termoklin. Massa air permukaan di utara Selat Bali umumnya lebih hangat dibandingkan bagian selatannya. Di bagian utara suhu permukaan berkisar antara 26,82°C-27,18°C, sedangkan di bagian selatannya berkisar antara 26,47°C-26,91°C. Pertemuan antara massa air hangat dan massa air dingin di tengah-tengah selat membentuk adanya thermalfront dengan suhu antara 26,9oC-27,0°C. Salinitas permukaan di perairan Selat Bali pada bulan Agustus 2000 berkisar antara 32,748 psu - 33,068 psu. Lapisan tercampur berada di permukaan hingga kedalaman 10 m - 40 m. Lapisan haloklin berada hingga kedalaman 65 m - 180 m. Di bawah lapisan haloklin salinitas meningkat dengan lambat bersamaan dengan bertambahnya kedalaman dan variasi salinitas menjadi lebih kecil. Massa air permukaan di bagian selatan Selat Bali memiliki salinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian utaranya. Di bagian selatan salinitas berkisar antara 32,888 psu - 33,068 psu, sedangkan di bagian utaranya berkisar antara 32,753 psu 32,770 psu. Di tengah-tengah selat terbentuk front dengan salinitas antara 32,78 psu -32,82 psu. Konsentrasi fosfat pada lapisan permukaan di perairan Selat Bali pada bulan Agustus 2000 cukup tinggi berkisar antara 0,076 ug - 0,564 pg at. PO4-P/I. Pada kedalaman 150 m konsentrasi meningkat menjadi berkisar antara 0,224 pg - 0,715 pg at. PO4-P/I. Konsentrasi nitrat pada lapisan permukaan berkisar antara tidak terdeteksi hingga 4,324^/pg at.NCV-N/I. Pada kedalaman 150 m konsentrasi meningkat menjadi berkisar antara 3,978 pg - 8.115 pg atNCV-N/l. Konsentrasi nitrit pada lapisan permukaan berkisar antara 0,025 pg - 0,459 pg atNCV-N/l. Pada kedalaman 150 m konsentrasi meningkat menjadi berkisar antara 0,274 pg - 1,000 pg at.NCV-N/l. Konsentrasi silikat pada lapisan permukaan berkisar antara 1,15 pg - 5,012 pg at. Si/l. Pada kedalaman 150 m konsentrasi meningkat menjadi berkisar antara 9,556 ug -26,923 pg at. Si/l. Paparan Bali memiliki kandungan fosfat yang lebih tinggi dibandingkan paparan Jawa. Kandungan fosfat di paparan Bali berkisar antara 0,160 pg - 0,354 ug at. PO4-P/I, sedangkan paparan Jawa hanya berkisar antara 0,076 pg - 0,140 pg at. PO4-P/I. Secara umum di dalam Selat Bali, Paparan Bali memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dibandingkan dengan Paparan Jawa. Secara umum dari arah selatan terlihat adanya pemusatan massa air yang menyebabkan terbentuknya lereng menaik dari arah utara ke selatan Selat Bali. Pemusatan massa air ini diduga merupakan pengaruh intrusi massa air dari Samudera Hindia yang bergerak ke dalam perairan Selat Bali karena adanya penaikan massa air (upwelling) di sebelah selatan Bali. Salinitas yang tinggi dan suhu yang rendah dengan kandungan nutrien yang tinggi di sekitar mulut selatan Selat Bali memberikan indikasi adanya upwelling yang terjadi pada bulan Agustus 2000 di sekitar perairan tersebut. Pada diagram T-S untuk transek yang berhadapan dengan mulut selatan Selat Bali terdapat lapisan gumbar (lapisan inti) dengan salinitas maksimum (33,782 psu) dan suhu antara 9°C - 11 °C (cti=26) yang berada pada kisaran kedalaman di bawah kedalaman 250 m. Lapisan gumbar ini diduga adalah massa air dari Samudera Hindia yang merupakan sisa-sisa pengaruh Massa Air Teluk Persia {Persian Gulf Water) yang masih terlihat (terlacak) di dalam perairan Selat Bali. Pada diagram T-S untuk transek yang berhadapan dengan mulut utara Selat Bali tidak terdapat lapisan gumbar. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada massa air yang datang dari luar mulut utara selat yang mempengaruhi kondisi perairan Selat Bali. Berdasarkan semua analisis di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam perairan Selat Bali pada bulan Agustus 2000 ditemukan 2 karakter massa air yaitu massa air yang berada di bagian utara (pantai Bali) yang terlihat heterogen (tidak seragam) dan di bagian selatan (mulut selatan Selat Bali) yang terlihat lebih seragam. Paparan Bali memiliki kandungan nutrien dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan paparan Jawa. Di dalam perairan tersebut masih terlihat atau terlacak sisa-sisa pengaruh Massa Air Teluk Persia {Persian Gulf Water) yang berasal dari Samudera Hindia.