Budidaya Tanaman Anggrek: Pengelolaan Pembibitan Anggrek Phalaenopsis di PT Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat
Abstract
Kegiatan magang ini ditujukan untuk memperoleh ilmu dan keterampilan secara teknis dan manajerial di bidang budidaya tanaman anggrek, khususnya pada pengelolaan pembibitannya, dengan harapan ilmu dan ketrampilan yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam dunia kerja nyata serta dijadikan dasar untuk memulai berwirausaha khususnya di bidang tanaman hias anggrek. Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan dengan menjadi pelaksana/operator, kepala regu, koordinator, dan kepala bagian. Pengamatan dilakukan terhadap persentase kontaminasi bibit botol (planlet), perbandingan ukuran planlet, perbandingan kemampuan tumbuh bibit S-1 (berasal dari planlet pindah tanam ketiga) dengan S-2 (berasal dari planlet pindah tanam terakhir), kesesuaian kosentrasi aplikasi penyiraman pemupukan, indikasi kemerataan penyiraman, dan persentase tanaman gagal pot 1.5”. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif untuk diambil kesimpulan terhadap kegiatan magang yang telah dilakukan. Selain itu, penulis juga melakukan analisis usaha budidaya tanaman anggrek Phalaenopsis skala sederhana. Pengelolaan pembibitan anggrek Phalaenopsis di PT Ekakarya Graha Flora secara umum, baik teknis maupun manajerial telah dilakukan dengan baik sesuai dengan standar dan prosedur perusahaan. Hal ini terlihat dari penanaman planlet yang sedikit terkontaminasi yaitu hanya sebesar 4.15%, aklimatisasi tanam yang baik, kesesuaian konsentrasi aplikasi pemupukan, penyiraman yang merata, dan persentase tanaman gagal yang sedikit yaitu hanya sebesar 1.85%. Permasalahan hanya terdapat pada pendataan tanaman yang seringkali tidak sesuai dengan kondisi di lapang akibat penggunaan software yang dirasa rumit oleh karyawan. Kegiatan manajerial perusahaan juga telah dilakukan cukup baik oleh para kepal regu, coordinator, dan kepala bagian. Secara garis besar tujuan magang ini telah terealisasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan penulis, dapat disimpulkan bahwa bibit S-1 dan S-2 memiliki kemampuan tumbuh yang tidak jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang leaf span tanaman. Hasil lain menunjukkan bahwa keseragaman planlet free (bahan tanam dihasilkan sendiri untuk distribusi lokal) dikatakan lebih baik dibandingkan planlet impor (bahan tanam impor untuk distribusi ekspor) dalam hal ukuran bibit. Hal ini terlihat pada hasil pengamatan bahwa planlet free memiliki keseragaman ukuran sedang, sedangkan planlet impor memiliki keseragaman ukuran kecil. Usaha budidaya anggrek Phalaenopsis dinilai menguntungkan jika dilihat dari analisis usahanya. Jika ingin mengusahakan tanaman anggrek, perlu memperhatikan tren pasar dan permintaan konsumen akan produk anggrek, sehingga dapat mengusahakan produk anggrek yang tepat dan berdaya saing.