Faktor-faktor yang Mepengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah oleh Nasabah di Sektor Perdagangan Agribisnis (Kasus pada BPR Rama Ganda Bogor)
Abstract
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perbedaan utama Bank Umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Lembaga keuangan berupa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan jenis bank yang ditujukan untuk melayani kebutuhan permodalan usaha kecil, sehingga lembaga keuangan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sulit mengakses modal pada Bank Umum serta lembaga ini juga diharapkan menyalurkan dana masyarakat untuk keperluan pembangunan daerah yang sebagian besar terdiri dari masyarakat golongan ekonomi lemah. Salah satu lembaga keuangan yang dapat memenuhi permintaan kredit bagi UMKM adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena kemudahan- kemudahan yang diberikan dalam proses pemberian kredit, seperti kemudahan dalam proses kelengkapan administrasi pengajuan kredit, sehingga birokrasinya tidak berbelit. Salah satu BPR yang memfokuskan usaha pembiayaan di sektor usaha mikro kecil dan menengah, khususnya agribisnis adalah BPR Rama Ganda yang beralamat Jln Raya Gunung Batu No 53, Kota Bogor Barat. Produk dari BPR ini terdiri dari empat sektor yaitu: sektor perdagangan, sektor industri, sektor jasa, dan sektor konsumtif. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah nasabah pada sektor perdagangan khususnya perdagangan agribisnis. Saat ini BPR Rama Ganda juga memiliki beberapa kendala, salah satu kendala yang terjadi adalah besarnya jumlah tunggakan nasabah yaitu pada tahun 2007 dari 461 nasabah yang bergerak di sektor perdagangan agribisnis terdapat 81 orang yang mengalami kredit bermasalah, diantaranya terdapat 13 orang yang mengalami kredit macet atau sudah tidak dapat membayar angsuran sehingga agunannya diambil alih oleh pihak BPR . Akibat adanya nasabah yang tidak dapat membayar hutangnya maka menjadikan perjalanan kredit terhenti atau kredit macet, keadaan seperti itu disebut wanprestasi. Hal ini bukan barang baru di dunia bisnis perbankan, namun apabila tidak ditangani secara profesional, kredit tersebut (terutama yang berjumlah besar) akan membawa dampak yang merugikan, terutama bagi pihak BPR tersebut. Kesehatan BPR Rama Ganda di mata bank sentral juga akan terlihat kinerjanya tidak baik. . Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi krakteristik nasabah kredit BPR Rama Ganda pada sektor perdagangan agribisnis yang mengalami kredit bermasalah, (2) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit nasabah BPR Rama Ganda pada sektor perdagangan agribisnis yang mengalami kredit bermasalah. Pemilihan lokasi penelitian di BPR Rama Ganda ditentukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder Teknik pengambilan contoh dalam penelitian ini dilakukan secara sensus. Populasinya adalah seluruh nasabah BPR Rama Ganda yang bergerak dibidang UMKM perdagangan agribisnis dan dikategorikan sebagai penunggak bermasalah yaitu penunggak yang pembayaran kreditnya macet namun masih mampu membayar serta penunggak yang sudah tidak mampu membayar kredit sehingga agunan penunggak diambil alih oleh pihak BPR Rama Ganda. Total nasabah yang dijadikan sensus penelitian sebanyak 81 orang yaitu 68 orang yang termasuk dalam kategori penunggak yang masih mampu mengangsur dan 13 orang yang termasuk dalam kategori penunggak yang sudah tidak mampu mengangsur. Metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan melalui metode deskriptif dengan menggunakan tabulasi untuk mendukung data kuantitatif. Sedangkan data kuantitatif disajikan dalam bentuk analisis regresi logistik yang diolah menggunakan software Minitab 14. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Karakteristik individu debitur BPR Rama Ganda pada sektor perdagangan agribisnis yang mengalami kredit bermasalah sebagian besar berada pada usia 31 tahun sampai 40 tahun, berpendidikan SLTA, memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 0-2 orang, memiliki jarak rumah 11 km - 15 km, dan nasabah yang sebelumnya tidak pernah meminjam atau tidak punya pengalaman pengambilan kredit sebelumnya. Karakteristik usaha debitur kredit pada sektor agribisnis yang mengalami kredit bermasalah adalah sebagian besar memiliki pengalaman usaha antara 3 tahun, memiliki omzet perbulan Rp 1.000.000 sampai Rp 6.000.000, memiliki besar agunan Rp 1.000.000 sampai Rp 10.000.000, dan menyatakan keberatan dengan beban bunga, dan. (2) Faktor- faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit pada sektor perdagangan agribisnis yang mengalami kredit bermasalah adalah jumlah tanggungan keluarga, pengalaman pengambilan kredi, omzet usaha, dan beban bunga. Saran yang dapat diberikan kepada pihak BPR Rama Ganda adalah sebagai berikut: (1) Menambahkan kriteria penilaian pada formulir aplikasi awal calon debitur yang dapat dilakukan pada awal survey seperti membuat persyaratan komitmen kemampuan dan kemauan calon debitur untuk mengangsur kredit tepat waktu sesuai perjanjian. (2) Memberikan program khusus kepada debitur yang lancar dalam pengembalian kredit agar mendapatkan tambahan dana lagi dengan memperpanjang masa tenor kreditnya (Top Up) serta menawarkan kembali pinjaman kepada pihak debitur yang sudah lunas, karena mereka sudah mengetahui aturan main dalam peminjaman dan pembayaran kredit. (3) Memperhatikan kelancaran usaha sebelum memberikan kredit, menjalin komunikasi yang baik dengan nasabah, serta melakukan pengambilan angsuran kredit melalui petugas dari BPR Rama Ganda jika pihak debitur meminta hal tersebut. Serta pihak BPR perlu membantu nasabah dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi nasabah. (4) Memberikan suku bunga yang ideal bagi debitur, memberikan informasi yang sejelas-jelasnya tentang suku bunga yang berlaku dan menanyakan tentang kesediaan debitur membayar angsuran dengan beban bunga yang berlaku.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]