Toleransi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) terhadap Defisit Cahaya dan Perbedaan Kadar Sukrosa pada Daun
Abstract
Budidaya padi gogo pada lahan perkebunan dalam bentuk tumpang san menghadapi beberapa kendala, salah satu adalah rendahnya intensitas cahaya matahari. Penurunan intensitas cahaya menyebabkan fotosintat tanaman berkurang sehingga akumulasi ke sink menurun. Hal ini mengakibatkan tingginya kehampaan pada varietas/galur yang peka terhdap cahaya rendah. Kehampaan ini erat kaitannya dengan distribusi sukrosa pada daun. Penelitian ini berguna untuk melihat daya adaptasi beberapa galur/varietas padi gogo terhadap kondisi stres naungan serta perbedaan kadar sukrosa pada daun. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga, sedangkan analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Ierpadu, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan Desember 1997 hingga April 1998. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan rancangan perlakuannya adalah petak terpisah (Split plot) dengan tiga ulangan. Sebagai Faktor utama adalah tingkat naungan dengan empat taraf yaitll 0%, 25%, 50% dan 75% naungan. Faktor kedua adalah galur/varietas yang terdiri dari delapan jenis yaitu IB 177 E- IB-30-B-2-I; JatiIuhllr; Dodokan; tennasuk toleran S 382 B-22-3; IB 177 E- IB - 28 -B- 3; tergolong moderat dan Kalimutu; IB 47 H - MR -5; IR 64262- 37- 7-B-MR-MR-2 tergoiong peka naungan. Peubah yang diamati meliputi pertumbuhan dan produksi tanaman. Analisis biokimia yang dilaksanakan adalah analisis sukrosa (Ham et al., 1993). Analisis data dilakukan dengan analisis ragam. Bila perlakuan berpengaruh nyata sampai sangat nyata malm dilanjutkan pengujian pebedaan nilai rata-rata menggunakan ujit Tukey sedangkan untuk membandingkan antar kelompok galurlvarietas menggunakan uji t. Hasil percobaan menunjukkan bahwa produksi pada tingkat naungan 50% adalah 17,56, 20,74, dan 12,90 g untuk galur toleran, moderat dan peka. Kehampaan yang terjadi pada galur toleran lebih rendah 40,7% dibandingkan dengan galur peka 84,5%. Galur yang toleran terhadap cahaya rendah memperlihatkan kandungan sukarosa yang lebih rendah pada daun dibandingkan dengan galur yang peka pad a fae pengisian biji. Pada fase pengisian biji, prosentase perubahan kandungan sukrosa pada daun varietas toleran latiluhur dari kondisi tidak ternaung 69,5% lebih rendah bila dibandingkan varietas peka Kalimutu 75,5%. Perlakuan naungan 50% pada fase pengisian biji menyebabkan penurunan kadar sukrosa pada daun, hal yang sama juga terjadi pada varietas peka. Penurunan kadar sukrosa pada daun ini diduga erat kaitannya dengan aktivitas pengisian bulir pada padi.