Analisis keragaan primer koperasi produsen tahu tempe Indonesia (primikopti) di tengah krisis ekonomi (kasus pada primkopti kotamadya Sukabumi Jawa Barat)
Abstract
Prirnkopti merupakan salah satu jenis koperasi produsen dengan dasar kesamaan kepentingan, yaitu pembelian bersama kedelai sebagai bahan baku. Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang diunggulkan setelah beras, hal ini terbukti dengan usaha pemerintah untuk mencapai swasembada kedelai. Laju peningkatan produksi kedelai 3,16 persen per tahun, sedangkan laju peningkatan konsumsi jauh lebih tinggi yaitu 8,89 persen per tahun. Hal tersebut menimbulkan ketergantungan pada kedelai impor sebanyak 0,7 juta ton per tahun. Kebijakan pemerintah tanggal 1 November 1997, yaitu dihapuskannya monopoli impor kedelai oleh Bulog, mempengaruhi keragaan Primkopti. Disamping itu juga teIjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, sehingga mempengaruhi harga kedelai impor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan keragaan Prirnkopti Kodya Sukabumi pada saat krisis ekonomi, manfaat yang dirasakan anggota serta hubungannya dengan partisipasi, disamping itu untuk mengetahui faktor internal anggota yang berpengaruh terhadap partisipasi yaitu pendidikan formal, umur, lama keanggotaan, dan skala usaha. sehingga dapat diambil langkah yang benar oleh Primkopti untuk kemajuan usahanya. Penelitian ini dilaksanakan di Primkopti Kotamadya Sukabumi, koperasi produsen tahu tempe dengan wilayah kerja Kecamatan Citamiang, Kecamatan Cijangkar, dan Kecamatan Lettu Bakri. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan menggunakan metode analisis deskriftif pada aspek-aspek Primkopti. Analisis Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan manfaat dan partisipasi. Sedangkan analisis regresi untuk mengetahui karakteristik anggota (faktor internal) yang berpengaruh terhadap partisipasi. Keragaan prirnkopti dari segi organisasi menyangkut sumber daya manusia yang dimiliki, dinilai belum memenuhi standar yang diharapkan dan masih tertinggal jauh dari pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Dari segi kegiatan usaha, proporsi modal sendiri selalu lebih besar daripada modal dari pinjaman. Sedangkan keuangan (cash flow dan SHU) selalu bernilai positif. Jenis usaha yang dilakukan Prirnkopti adalah penyaluran kedelai, personalia, dan akuntansi & administrasi. Setelah dilakukan pengamatan pada kondisi krisis ekonomi, keragaan Prirnkopti tersebut mengalami perkembangan yang sangat baik dalam beberapa hal, diantaranya terjadinya kenaikan yang tajam pada proporsi modal sendiri, cash flow dan SHU. Terjadi perbaikan kinerja dalam hal waktu pemasokan, sehingga dapat memperlancar kegiatan penyaluran kedelai kepada anggota. Disamping itu kegiatan yang berhubungan dengan penjualan, modal kerja maupun dalam pemanfaatan ak1:iva mengalami peningkatann kinerja pada kondisi krisis. Manfaat ekonomi bagi anggota pada kondisi krisis berupa harga beli yang ditetapkan lebih murah daripada harga di pasar, prosedur yang relatif mudah, 82,7 persen tingkat pendapatan anggota menurun, besarnya bunga pinjaman sarna dengan yang berlaku di Perbankan. Manfaat so sial terdiri dari meningkatnya hubungan mereka baik dengan pengurus maupun dengan sesama anggota, disamping itu juga terjadinya peningkatan pengetahuan anggota mengenai usaha produksinya, karena mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan Primkopti. Partisipasi anggota mempengaruhi kelangsungan hidup koperasi yang bersangkutan, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor internal anggota diantaranya kemampuan anggota yang ditentukan oleh umur, pendidikan, lama kenaggotan dan skala usaha. Berdasarkan analisis regresi. Partisipasi organisasi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, lama keanggotaan, dan jarak lokasi yang berhubungan negatif. Sedangkan partisipasi usaha dipengaruhi oleh skala usaha anggota, dan partisipasi permodalan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan anggota, lama keanggotaan, dan skala usaha. Disamping itu partisipasi Juga dipengaruhi oleh tingkat manfaat yang dirasakan anggota. Berdasarkan uji Rank Spearman diperoleh hasil bahwa manfaat berpengaruh terhadap partisipasi pada taraf nyata 5 persen dengan korelasi positif, semakin besar manfaat yang dirasakan anggota, maka partisipasi yang diberikan akan semakin tinggi.