Peranan Urea dan Amonium Sulfat dalam Mempercepat Pelepasan Ca2+, Mg2+, K+, Cu2+ dan Zn2+ dari Mineral-Mineral pada Pasir Cimangkok dan Ciapus
Abstract
Batuan dan mineral memiliki kandungan hara yang relatif lengkap, baik hara makro maupun mikro, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai pupuk alami. Akan tetapi ketersediaan unsur-unsur hara dari batuan dan mineral bersifat very slow release. Kecepatan pelepasan hara melalui proses pelapukan sangat ditentukan oleh faktorfaktor lingkungan dan tingkat stabilitas mineral yang bersangkutan. Untuk meningkatkan kecepatan pelepasan hara tersebut pelapukan mineral hams dipercepat, yaitu melalui pemberian suatu lingkungan yang dapat menurunkan kestabilan inineral. Urea dan amoniurn sui fat (ZA) diketahui menunjukkan suatu fenomena menarik, yaitu merusak lantai dan dinding semen di gudang-gudang penyimpanan urea dan ZA. Oleh sebab itu penambahan urea dan ZA pada mineral diharapkan dapat mempercepat proses pelapukan sehingga kation-kation tertentu mudah diJepaskan dari struktur kristal mineral ke dalam larutan tanah. Tuj uan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari susunan mineral pasir Cimangkok dan Ciapus serta pengaruh pemberian urea dan amoniurn sulfat terhadap peningkatan kation-kation Ca, Mg, K, Cu dan Zn yang tedarut dari mineral-mineral pada kedua pasir tersebut. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor, yaitu tujuh taraf urealZA dan tiga taraf masa inkubasi. Pasir Cimangkok dan Ciapus yang telah disaring melalui saringan 100 mesh masing-masing dicampur dengan urea atau ZA dengan perbandingan urealZA : pasir yaitu 1:3 (33% urealZA), 1:5 (20% urealZA), 1:1 0 (10% urealZA) dan kontrol (0% urealZA), kemudian campuran tersebut diinkubasi pada kondisi lembab. Selanjutnya kadar Ca2+, Mg2+, K+, Cu2+ dan Zn2+ yang terlarut dalam ekstrak akuades diukur pada bulan ke-l, ke-2 dan ke-3 selama masa inkubasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasir Cimangkok dan Ciapus memiliki susunan mineral yang didominasi oleh plagioklas intennedier, yaitu andesin dan labradorit. Selain itu terdapat mineral-mineral olivin, augit, hipersten, kuarsa, gelas volkan, konkresi besi, fragmen batuan dan bahan lapukan. Ukuran butir pasir Ciapus lebih halus dibandingkan ukuran butir pasir Cimangkok. Penambahan amonium sulfat (ZA) pada pasir Cimangkok dan pasir Ciapus secara nyata meningkatkan Ca, Mg dan K terlarut, sedangkan urea cenderung menurunkannya. Pemberian ZA taraf 10% menunjukkan konsentrasi Ca dan K tertinggi, yaitu rata-rata 390.5 ppm Ca pada pasir Cimangkok (kontrol 68.2 ppm) dan 800.1 ppm Ca pada pasir Ciapus (kontrol 25.3 ppm) serta 66.1 ppm K pada pasir Cimangkok (kontroI27.6 ppm) dan 108.3 ppm K pada pasir Ciapus (kontrol 10.6 ppm). Sementara itu konsentrasi Mg terlarut tertinggi dijumpai pada pemberian ZA taraf33%, yaitu rata-rata 94.7 ppm pada pasir Cimangkok (kontroI36.8 ppm) dan 161.7 ppm pada pasir Ciapus (kontrol 9.8 ppm). Penambahan urea maupun ZA berpengaruh terhadap Cu dan Zn terlarut, namun tidak terdapat kecendenmgan taraf ureaJZA mana yang paling efektif meningkatkan Cu dan Zn terlarut. Jumlah kation terlarut tertinggi adalah Ca, kemudian Mg dan diikuti oleh K, sedangkan Cu dan Zn jumlahnya sangat ked!. Setelah pemberian ZA, pasir Ciapus menunjukkan Ca, Mg dan K terlarut yang lebih tinggi serta Cu dan Zn yang lebih rendah dibandingkan kation-kation tersebut pada pasir Cimangkok. Secara umum masa inkubasi 1, 2 dan 3 bulan pengaruhnya tidak berbeda secara nyata terhadap kation-kation terlarut.