Show simple item record

dc.contributor.authorRoaita, Fiema
dc.date.accessioned2010-05-15T07:19:24Z
dc.date.available2010-05-15T07:19:24Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/21868
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah mempelajari determinan pola konsnmsi pangan pokok serta hubnngannya dengan tingkat kecukupan energi dan protein. Determinan tersebut meliputi pendapatan, ketersediaaan pangan pokok, preferensi pangan pokok, pengetahuan gizi dan nilai so sial pangan pokok. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sampang, Madura selama dua bulan (Juni sampai dengan bulan Juli 1998). Lokasi penelitian terdiri dari dua kecamatan yang dipilih secara purposifuntuk memperoleh rurnahtangga dengan pola konsumsi pangan pokok yang beragam, yaitu Kecamatan TOIjun sebagai sentra produksi jagung dan Kecamatan Jrengik sebagai sentra produksi beras. Dari masing-masing kecamatan dipilih satu desa dan dari tiap desa tersebut secara purposif dipilih satu duson yaitu Duson Gulbung, yang dalam penelitian ini disebut Daerah Sentra Produksi Jagung (DSPJ) dan Duson Bancelok, yang dalam penelitian ini disebut Daerah Sentra Produksi Beras (DSPB). Dari masing-masing duson dipilih secara acak sebanyak 30 rurnahtangga sebagai contoh. Dengan demikian unit contoh penelitian beljurn1ah 60 rumahtangga. Jenis data yang dTh.umpnlkan meliputi data primer dan data seknnder. Data primer yang dikumpnlkan melalui metode wawancara dengan menggunakan kuesioner meliputi pengeluaran rumahtangga, preferensi dan nilai so sial pangan pokok serta pengetahuan gizi ibu rurnahtangga. Sedangkan data primer ketersediaan total pangan pokok dan konsumsi pangan diknmpnlkan dengan metode inventarisasi selama 8 hari. Data seknnder yang meliputi keadaan umum daerah penelitian dan potensi desa diperoleh dari kantor desa setempat. Hubungan pola konsumsi pangan pokok dengan tingkat kecukupan energi dan protein rurnahtangga diuji dengan analisis regresi linier sederhana. Untuk menganalisis determinan pola konsumsi pangan pokok (pendapatan, preferensi pangan pokok, pengetahuan gizi serta ketersediaan pangan pokok beras dan jagung) digunakan ana1isis regresi linier berganda, sedangkan nilai so sial pangan pokok dianalisis secara deskriptif Hasil penelitian mennnjukkan bahwa rata-rata pengeluaran rurnahtangga per kapita per bulan pada rumahtangga di DSPJ adalah Rp 73.061,00 sedangkan pada rumahtangga di DSPB adalah Rp 60.304,00. Rata-rata ketersediaan beras pada IUmahtangga di DSPB lebih besar daripada di DSPJ yaitu masing-masing 432 gr dan 310 gr per kapita per hari , sedangkan rata-rata ketersediaan jagung lebih tinggi pada IUmahtangga di DSPJ daripada di DSPB yaitu masing-masing 118 gr dan 46 gr. Sebagian besar rumahtangga memiliki preferensi suka terhadap beras (88,4%), sedangkan preferensi terhadap jagung yang menyatakan suka dan biasa sama, yaitu masing-masing 50%. Rumahtangga dikedua wilayah menyatakan bahwa nilai sosial beras lebih tinggi daripada jagung, pengetahuan gizi ibu rumahtangga umumnya rendah. Rata-rata tingkat kecukupan energi pada rumahtangga di DSPJ lebih tinggi daripada di DSPB, yaitu masing-masing 80,9% dan 79,5%, sementara itu rata-rata tingkat kecukupan protein pada rumahtangga di DSPJ lebih tinggi daripada di DSPB, yaitu masing-masing 96,6% dan 81,7%. Determinan pola konsumsi pangan pokok yang nyata pengaruhnya adalah ketersediaan pangan pokok beras dan jagung. Ketersediaan pangan pokok beras berhubungan nyata negatit; hal ini berarti bahwa semakin tinggi ketersediaan beras akan mengakibatkan pola konsumsi pangan pokok semakin rendah (rumahtangga lebih dominan mengkonsumsi beras), sedangkan ketersediaan pangan pokok jagung berhubungan nyata positit; hal ini berarti bahwa semakin tinggi ketersediaan jagung akan mengakibatkan pola konsumsi pangan pokok semakin tinggi (rumahtangga lebih dominan mengkonsumsi jagung). Pola konsumsi pangan pokok tidak berhubungan nyata dengan tingkat kecukupan energi maupun protein. Mengingat detenninan pola konsumsi pangan pokok pada penelitian ini salah satunya adalah ketersediaan pangan pokok jagung yang memiliki hubungan positif (semakin tinggi ketersediaan jagung akan mengakibatkan pola konsumsi pangan pokok rumahtangga lebih dominan jagung), maka pemerintah setempat hendaknya tetap mempertahankan ketersediaan pangan pokok jagung agar masyarakat dalam mengkonsumsi pangan pokok tidak bergantung pada satu jenis pangan pokok, yaitu beras. Di dalam penynluhan gizi setempat perlu ditekankan keunggulan gizi jagung yang tidak kalah dengan beras sebagai bahan makanan serta penting untuk dikembangkan oleh masyarakat varietas jagung yang lain (seperti jagung manis) yang bisa dikonsumsi dalam bentuk bahan makanan yang lain, misalnya sebagai cemilan atau makanan jajanan, sehingga nilai sosialjagung di mata masyarakat semakin meningkat.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleDeterminan Pola Konsumsi Pangan Pokok serta Hubungannya dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Proteinid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record