Pemanfaatan Energi Surya dalam Pengeringan Benih Mentimun (Cucumis Sativus L.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk merekayasa dan memanfaatkan alat pengering benih berenergi surya menggunakan unit penangkap sinar matahari sederhana untuk mengeringkan benih mentimun. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium limu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo, Bogor, mulai bulan Januari sampai bulan Mei 1998. Bahan penelitian berupa calon benih mentimun varietas Cario Putih. Penelitian ini dibagi kedalam dua tahap percobaan yaitu: percobaan I adalah merancang dan menguji alat pengering energi surya dalam keadaan kosong. Percobaan II adalah pengujian alat pengering benih untuk mengetahui pengaruhnya terhadap mutu benih dibandingkan dengan cara pengeringan lain. Rancangan alat pengering energi surya terdiri dari empat komponen utama yaitu : Kolektor (penerima panas), ruang pengering benih, rak pengering dan kipas pengering. Pada percobaan I dilakukan pengujian alat dalam keadaan kosong, untuk mengetahui fluktuasi suhu dalam alat pengering. Pengamatan suhu dilakukan setiap 30 menit. Pengeringan benih dilakukan dari pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB , Pengamatan suhu dilakukan setiap 30 menit, pengujian kadar air ditentukan dengan mengambil sampel setiap 30 menit kemudian di oven pada suhu 105oC selama 17 jam. Pengujian mutu fisiologis benih ditentukan dengan mengambil sampel dari ketiga alat pengering yang digunakan pada akhir pengeringan. Pengujian suhu, kadar air dan mutu fisiologis benih ini juga dilakukan pada lamporan dan box dryer. Analisis data terhadap suhu dan kadar air selama pengeringan pada ketiga alat pengering yang digunakan dengan analisis korelasi dengan kriteria nilai koefisien korelasi dengan box dryer yang mendekati I. Rancangan percobaan yang digunakan untuk analisis Viabilitas benih adalah Rancangan Acak Kelompok dengan faktor tunggal. Faktor tersebut adalah perlakuan cara/metode pengeringan dengan tiga taraf yaitu pengeringan dengan menggunakan Alat Pengering Energi Surya, pengeringan dengan menggunakan box dryer sistem tiup, pengeringan pada lamporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keadaan cuaca cerah suhu yang dihasilkan APS pada keadaan kosong berkisar antara 34.2° C - 58.1 ° C, sedangkan pada keadaan cuaca mendung suhu yang dihasilkan berkisar antara 25.0° C - 51.6° C. Suhu maksimum (50.0° C-58.0°C) tetjadi hanya beberapa saat dan akan kembali turun berkisar antara 40.0° C - 45.0° C. Perbedaan suhu antara suhu udara lingkungan dengan suhu udara dalam Alat Pengering Energi Surya menunjukkan kemampuan kolektor dalam menyerap energi panas dan menaikkan suhu sebesar 6.5° C - 20.2° C dari udara luar. Hasil pengujian alat untuk mengeringkan benih mentimun menunjukkan bahwa suhu udara pada ruang pengering APS berkisar antara 27.1 ° C sampai 51.8° C , pada box bryer s~u udara berkisar antara 32.0° C sampai 42.9° C dan pada lamporan suhu udara berkisar antara 25.s° C sampai 31.6° C. Masing-masing alat mengeringkan sebanyak 1090 gram benih basah bersih, dengan kadar air awal sebesar 45,2 % basis basah. Pengeringan dilakukan hingga kadar air benih 5.0 %. Pengeringan benih mentimun dengan APS berlangsung selama 3 jam 41 menit, pada box dryer berlangsung selama 5 jam 11 menit, sedang pada lamporan berlangsung selama 9 jam 16 menit. Pengeringan benih dengan APS menunjukkan adanya penurunan kadar air benih yang lebih cepat dibanding pengeringan dengan box dryer dan Lamporan. Hal ini disebabkan suhu yang dihasilkan APS lebih tinggi serta adanya penambahan kipas penghembus yang, mendorong uap air keluar dari ruang pengering benih. Berdasarkan hasil analisis korelasi, suhu yang dihasilkan Alat Pengering Energi Surya dan kemarnpuan penurunan kadar air sudah mendekati suhu dan penurunan kadar air dari box dryer. Hasil pengujian terhadap viabilitas benih mentimun yang dikeringkan dengan ketiga cara pengeringan yaitu dengan Alat Pengering energi Surya, box dryer dan Lamporan menunjukkan tidak adanya perbedaan pengaruh cara pengeringan. Dengan demikian Alat Pengering Benih Energi Surya dapat digunakan untuk penngeringan benih mentimun tanpa berpengaruh buruk terhadap benih.