Pengaruh Ekstrak Tujuh Spesies Meliaceae terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas insektisida ekstrak tujuh spesies Meliaceae terhadap larva Crocidolomia binotalis. Ketujuh spesies tersebut adalah Aglaia aspera, A. elliptica, A. harmsiana, A. odorata, A.odoratissima, Dysoxylum hlollissimum dan Trichilia trijuga. Peubah yang diamati adalah mortalitas dan perkembangan larva uji. Pada pengujian awa , ekstrak metanol (fase etil asetat) tujuh spesies Meliaceae dari bagian tanaman yang berbeda (daun, ranting, kulit batang, dan/atau biji) diuji pada konsentrasi 0,25% untuk mengetahui pengaruh ekstrak uji terhadap mortalitas dan perkembangan larva C. binotalis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode residu pada daun. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak biji umumnya memiliki aktivitas insektisida paling tinggi, kemudian diikuti berturut-turut ekstrak ranting dan daun. Ekstrak A. harmsiana memiliki aktivitas insektisida paling tinggi baik untuk ekstrak biji, ranting maupun ekstrak daun. Perlakuan dengan ekstrak biji A. harmsiana, A. odoratissima, A. elliptica dan T. trijuga pada konsentrasi 0,25% mengakibatkan kematian larva C. binotalis instar II + III berturut-turut 100, 100, 98,3 dan 91,5%. Ekstrak ranting dan daun keempat spesies tersebut dan A. Odorata menunjukkan aktivitas insektisida sedang sampai tidak aktif; ekstrak ranting mengakibatkan kematian larva C. binotalis instar II + III antara 0-72,9% dan ekstrak daun mengakibatkan kematian 0-28,3%. Ekstrak kulit batang D. mollissimum dan A.aspera mengakibatkan kematian larva C. binotalis instar II + III sebesar 50% dan 5,2%. Tiga jenis ekstrak yang paling aktif yaitu ekstrak biji A. elliptica, A. harmsiana dan A. odoratissima diuji lebih lanjut pada tujuh taraf konsentrasi terhadap larva instar II. Data kematian larva diolah dengan analisis probit. Pada perlakuan dengan ekstrak biji A. harmsiana dan A. Odoratissima kematian larva meningkat tajam pada hari ke-2 setelah perlakuan, sedangkan pada perlakuan dengan ekstrak biji A. elliptica kematian larva meningkat lebih lambat. Ekstrak bij i A. elliptica, A. harmsiana dan A. odoratissima memiliki nilai LC50 terhadap instar II + III berturut-turut 0,11 %, 0,03% dan 0,04%. Hasil ekstrak biji A. harmsiana, A. odoratissima dan A. elliptica berturut-turut 3,29%, 2,97%, dan 1,96%. Dengan demikian, tingkat bioaktivitas total (hasil ekstrak dibagi LC50) ekstrak biji A. harmsiana, A. odoratissima dan A. elliptica berturut-turut 99, 49, dan 30. Perlakuan dengan ekstrak yang aktif mengakibatkan perpanjangan lama perkembangan larva yang bertahan hidup. Pada perlakuan ekstrak biji A. elliptica I 0,25%, A. harmsiana 0,05% dan A. odoratissima 0,05%, lama perkembangan larva dari instar II ke instar III masing-masing lebih panjang 4, 2,4, dan 2,0 hari bila dibandingkan kontrol, sementara perpanjangan lama perkembangan dari instar II ke IV berturut-turut 5,8, 3,8, dan 3,2 hari. Perlakuan dengan ekstrak yang kurang aktif, seperti ekstrak daun dan ranting A. odoratissima, serta ekstrak daun dan ranting T. trijuga mengakibatkan perpanjangan lama perkembangan larva hanya 0,1-0,2 hari untuk perkembangan dari instar II ke III dan 0,2-1,0 hari untuk perkembangan dari instar II ke IV. Nilai tersebut untuk ekstrak daun dan ranting A. harmsiana, ekstrak daun dan ranting A. odorata, ekstrak kulit batang D. mo/lissimllm dan A. aspera serta ekstrak biji T. trijuga masing-masing berkisar 0,7-4,5 hari dan 0,7-3,5 hari. Pada perlakuan dengan tiga jenis ekstrak yang paling aktif, lama perkembangan larva umumnya makin panj ang dengan bertambahnya konsentrasi, dan hal ini sesuai dengan pol a pengaruh terhadap kematian. Perpanjangan lama perkembangan larva dari instar II ke IV pada perlakuan ekstrak biji A. elliplica 0,025- 0,205%, A. harmsiana 0,01-0,075%, dan A. odorafissima 0,02-0,08% masing-masing berkisar 1,3-3,8,1,2-4,1 dan 1,1-3,3 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui ekstrak biji A. harmsiana dan A. odoralissima merupakan sumber insektisida botani yang potensial, dengan aktivitas insektisida dan efek penghambatan perkembangan yang kuat terhadap C. binolalis. Kemungkinan aplikasinya terhadap C. binofalis di lapangan dan potensi insektisida ekstrak tersebut terhadap hama lain serta dampak negatifnya terhadap organisme bukan sasaran perlu diteliti.