Efektifitas Ekstrak Daun Selasih (Ocimum Gratissimum L.) Dan Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta Indica A. Juss.) Sebagai Insektisida Nabati Alternatif Pad A Nyamuk Aedes Aegypti L
Abstract
Aedes aegypti L. merupakan vektor utama penyebaran penyakit demam berdarah (Dengue Hemorrhagic Fever). Nyamuk ini dapat pula sebagai vektor penyakit lainnya, seperti Equine Encephalitis, Septicemia Hemorrhagica, Enzootic Hepatitis, Filariasis dan vektor parasit darah pada manusia dan burung (Christopher, 1960) Penggunaan insektisida sintetik yang intensif, selain merupakan pemborosan juga menimbulkan dampak merugikan, seperti resistensi terhadap insektisida, resurjensi serangga sasaran, pencemaran lingkungan, residu insektisida serta dapat menekan perkembangan musuh alami hama (Metcalf, 1982), sehingga diperJukan bahan insektisida yang relatif tidak merugikan makhluk hidup dan lingkungan bukan sasaran. Selasih (Ocimum gratissimum L.) mengandung eugenol serta metylchavicol yang berfungsi sebagai insektisida dan sebagai zat penolak makan dan atraktan (Anonimous, 2001). Tumbuhan mimba (Azadirachta indica A. Juss.) terutama daunnya yang mengandung azadirachtin merupakan alternatif insektisida nabati terhadap serangga. Ekstrak daun mimba ini berfungsi sebagai Insect Growth Regulator Hormone (IGRH) (Lowery and Isman, 1994). Penelitian dilakukan di Laboratorium Entomologi bagian Parasitologi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya daun selasih (Ocimum gratissimum L.) dan daun mimba (Azadirachta indica A. Juss.) sebagai bahan altematif pengendali larva nyamuk Aedes aegypti L. yang murah, mudah dibuat dan didapat serta aman bagi manusia, hewan dan lingkungan. Daun selasih yang digunakan adalah dari spesies Ocimum gratissimum L., daun mimba dari spesies Azadirachta indica A. Juss. dan larva stadium III dari nyamuk Aedes aegypti L. Daun selasih serta daun mimba ditimbang, kemudian diblender dan hasil blenderan direndam dalam air dengan perbandingan I: 1, artinya tiap gram bahan (daun) direndam dengan 1 ml air, kemudian diperas dan disaring. Ekstrak tersebut dianggap konsentrasinya 100%. Karena kapasitas dari nampan pengujian ± 600 ml dan untuk memperoleh larutan ekstrak sebanyak 500 ml, ekstrak dengan konsentrasi 100% tersebut ditambahkan lagi air sebanyak volume ekstrak yang didapatkan sebelumnya dan konsentrasinya dianggap 50%. Konsentrasi larutan ekstrak yang digunakan pada penelitian ini adalah 30%, 25%, 20%, 15%, 10% dan 5%, dan pembuatan larutan ekstrak dengan konsentrasi tersebut adalah sebagai berikut: ekstrak daun selasih atau daun mimba sebanyak 300 ml, 250 ml, 200 ml, 150ml, 100 ml dan 50 mI yang kemudian ditambahkan air sebanyak 200 ml, 250 ml, 300 ml, 350 ml, 400 mI, dan 450 m!. Setiap konsentrasi pengujian dilakukan empat ulangan. Pengamatan dilakukan setiap empatjam Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa temyata ada pengaruh oleh pemaparan baik dengan ekstrak daun selasih maupun daun mirnba terhadap umur dan jumlah kematian baik pada stadium larva maupun pupa. Terlihat juga jika diekstrak dengan air, ekstrak daun mimba relatif lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak daun selasih, karena daun selasih mempunyai kandungan minyak yang lebih tinggi sehingga bahan aktif yang dapat bekerja sebagai insektisida tidak larut dalam air.