Hubungan Kadar Estradiol Dan Progesteron Dengan Panjang Siklus Estrus Tikus Putih (Rattus Sp.) Yang Disuperovulasi
Abstract
Superovulasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi reproduksi pada hewan betina. Superovulasi dilakukan dengan cara penyuntikan harmon gonadotropin secara eksogen. Vpaya ini dimaksudkan' untuk meningkatkan pertumbuhan dan jumlah folikel dan juga korpus luteum, sehingga honnon estradiol dan progesteron juga akan meningkat. Selain itu superovulasi diharapkan bisa menginduksi terjadinya estrus lebih cepat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogar dan Laboratorium bagian Radioisotop Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor. Waktu penelitian selama tujuh bulan, dari bulan Juni sampai Desember 2000. Sebanyak delapan puluh ekor tikus yang sudah dewasa kelamin disuntik dengan PMSG dan HCG dengan level dosis 0, 37.5, 75, 150 LV per kilogram berat badan dengan aplikasi secara intraperitoneal. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 4x4, dengan faktor pertama adalah dosis PMSG dan faktor ke dua waktu pengamatan. Pengaruh perlakuan atau penyuntikan PMSG diamati selama satu siklus estrus yaitu 56, 68, 92 dan 116 jam setelah penyuntikan PMSG. Parameter yang diamati meliputi fase siklus estrus, kadar estradiol dan progesteron. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa superovulasi mempercepat kejadian estrus d~n juga memperpanjang fase estrus pada siklus estrus. Selain itu superovulasi juga meningkatkan kadar estradiol dan progesteron dalam darah, akan tetapi tidak terdapat hubungan yang nyata antara kadar estradiol dan progesteron dengan fase siklus estrus.