Pengaruh Jenis dan Kondisi Mulsa Gulma Terhadap Pembentukan Bintil Akar, Pertumbuhan, dan Produksi Kedelai (Tlycille max (L.) Merr.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mulsa gulma Ageratum cOl/yzoides. Borreria alata. dan Cypel'lls rotundus terhadap pembentukan bintil akar, pertumbuhan, dan produksi kedelai serta pertumbuhan gulma. Penelitian ini dilaksanakan bulan April hingga Agustus 1998 di Rumah Palstik Kebun Percobaan Baranang Siang lPB, Bogor. Penelitian ini merupakan Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah jenis mulsa gulma yaitu kontrol tanpa mulsa (Au), mulsa gulma Ageratum cOl/izoides (AI), mulsa gull11a Borreria alata (A2). dan mulsa gulma Cypel'1ls rotul/dus (A3). Faktor kedua adalah kondisi mulsa yaitu l11ulsa segar (BI), dan mulsa kering (B2). Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Pengal11atan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun trifoliat, bobot dan jenis gull11a yang tumbuh saat kedelai berumur 2-8-minggu setelah tanam (MST). Pengamatan bintil akar dilakukan pada saat tanaman berumur 4, 6, 8 MST. Pada saat pan en, pengamatan dilakukan terhadap bobot kering tanaman, bobot kering bintil yang terbentuk. Bobot biji kedelai keringltanaman, bobot 100 butir biji, dan jumlah polong isi/tanaman diamati setelah tanaman dipanen. Jenis mulsa gulma berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, serta pembentukan bintil akar. sedangkan kondisi mulsa dan interaksinya tidak berpengaruh nyata. Jenis mulsa gulll1a secara nyata dapat ll1eningkatkan tinggi tanaman kedelai pada 4, 5, dan 6 MST. Secara berurutan nilai tertinggi diperoleh pada ll1ulsa gulma C, B. alala, dan A. conyzoides. Jumlah daun dipengaruhi secara nyata oleh jenis ll1ulsa gulll1a pad a 6, 7, dan 8 MST. Urutan nilai teltinggi dicapai pad a perlakuan ll1ulsa B. alata (44.2), A. cOllyzoides (38.5), C . rotul/dus (34.7), dan kontrol (31.3). Rasio akar/tajuk kedelai yang diamati pada 4, 6, 8 MST dan saat panen tidak dipengaruhi oleh jenis mulsa, namun secara konsisten pemberian mulsa cenderung meningkatkan nilai rasio akaritajuk kedelai. Jenis mulsa meningkatkan pembentukan bintil akar. Pada 8 MST jumlah dan bobot kering bintil akar kedelai pada periakuan mulsa C, B. alala lebih besar dan berbeda nyata dengan kontrol. Peningkatan jumlah bintil akar terjadi hingga panen pada semua periakuan kecuali mulsa C. rotulldus. Pada mulsa C. rolulldlls jumlah bintil akar yang terbentuk mengalami penurunan mulai umur 8 MST. Jenis mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap bobot biji yang dipaneni tanaman dan bobot seratus butir biji kedelai. Meskipun demikian jenis mulsa secara nyata meningkatkan jumlah po long isiitanaman. Iumlah polong isi terbaik diperoleh periakuan mulsa B. alala. Mulsa gulma mampu meningkatkan jumlah polong isi sebesar 9-35. J enis mulsa gulma memberi penekanan yang berbeda terhadap bobot segar dan jenis gulma. Penekanan gulma terbesar terjadi pada periakuan mulsa A. cOllyzoides. Penekanan mulsa A. cOllyzoides terhadap bobot segar gulma yang tumbuh sebesar 78%, sedangkan mulsa C. S menekan 68%. Pada mulsa C. rolundlls, gulma B. alala tidak ada yang tumbuh. Mulsa gulma B. alala mampu menekan pertumbuhan jenis-jenis gulma yang lain, tetapi karena biji-biji gulma B. a/ala yang terbawa sebagai bahan mulsa tumbuh dalam jumlah banyak maka bobot segar gulma yang tumbuh pada periakuan tersebut lebih besar 178% dibandingkan dengan kontrol.