Karakteristik Erapan Kalium pada Tanah Gambut yang Diberi Amelioran Zeolit
Abstract
Pemanfaatan tanah gambut untuk pertanian menghadapi berbagai masalah, di antaranya adalah rendahnya kandungan hara pada gambut. Kalium (K+) merupakan salah satu hara makro yang terdapat dalam jumlah rendah pada gambut. Hal ini disebabkan karena gambut memiliki kapasitas erapan K+ yang rendah dan stabilitas ikatan K+ dengan gambut yang rendah sehingga K+ mudah tercuci. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan K+ pada tanah gam but dengan pemberian zeolit melalui mekanisme peningkatan kemampuan gambut mengerap K+ dan peningkatan stabilitas ikatan K+ dengan gambut. Kedua variabel tersebut diperoleh melalui persamaan Langmuir, di mana kemampuan gambut mengerap K+ dicerminkan oleh kapasitas erapan maksimum K+ gambut (bK +), sedangkan variabel ikatan K+ dengan gambut dicerminkan oleh nilai konstanta Langmuir (kK +). Penelitian ini menggunakan tanah gambut dari propinsi Jambi, Sumatera. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dalam RAL dengan tiga faktor dan dua ulangan. Faktor pertama adalah lokasi pembentukan gambut yang terdiri dari dua taraf, yaitu ; gambut peralihan (Ll) yang diwakili oleh gambut Dendang dan gambut pantai (L2) yang diwakili oleh gambut Lagan. Faktor kedua yang dicobakan adalah tingkat kematangan gambut (M) yang terdiri dari hemik (M\) dan saprik (M2). Faktor ketiga yaitu dosis zeolit (Z) terdiri dari 10 taraf, yaitu ; o % (ZO), 0.25 % (ZI), 0.50 % (Z2), 0.75 % (Z3), I % (Z4), 1.25 % (Z5), 1.50 % (Z6), 2 % (Z7), 2.5 % (Z8), 3 % (Z9) berat kering mutlak (BKM) gambut. Tanah gambut memiliki nilai h+ yang rendah (782 - 2 751I-Lg/g) dan nilai kK+ yang rendah (0.00320-0.0035Iml/l-Lg) pada kondisi alami. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara ketiga faktor yang dicobakan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel h + dan kK +. Interaksi antara faktor L dengan faktor Z serta interaksi antara faktor M dengan faktor Z juga tidak berpengaruh nyata, sedangkan interaksi antara faktor L dan M berpengaruh sangat nyata terhadap nilai bK + dan kK +. Nilai b/ dan nilai h+ menunjukkan pola yang serupa, yaitu : Lagan hemik > Lagan saprik > Dendang saprik > Dendang hemik. Pola tersebut tidak berubah dengan pemberian zeolit. Keragaman nilai bK + dan kK + antar lokasi disebabkan oleh perbedaan karakteristik dari masing-masing lokasi. Pemberian zeolit sangat nyata meningkatkan nilai b/ dan menurunkan nilai kK + Peningkatan nilai bK + disebabkan oleh selektivitas zeolit yang tinggi terhadap kation K+. Mekanisme menurunnya nilai kK+ diduga disebabkan oleh kerusakan struktur zeolit akibat interaksi antara zeolit dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat di tanah gambut. Karena penelitian ini merupakan penelitian tahap awal, maka pada penelitian selanjutnya di rumah kaca danlatau di lapangan perlu dilakukan pengkajian terhadap ketersediaan K+ dalam tanah gambut yang diberi zeolit.