Pemeliharaan Alun-Alun dan Pelaksanaan Pembangunan Pedestrian di Kota Batam
Abstract
Pertumbuhan yang pesat di kawasan Batam Centre, Pulau Batam, mengakibatkan pertambahan pengguna kawasan terutama masyarakat yang memerlukan pelayanan dari kantor-kantor pemerintah dan wisatawan mancanegara yang datang melalui Terminal Ferry Internasional Batam Centre. Sebagai penghubung kantor-kantor pemerintahan yang berada di sekelilingnya, Alun-Alun Kota Batam memerlukan suatu pengelolaan pemeliharaan yang intensif sehingga dapat mendukung pertambahan pengguna kawasan Batam Centre. Sedangkan untuk menjamin aksesibilitas kawasan, maka di kawasan tersebut sedang dibangun jaringan pedestrian dan tata hijaunya sepanjang 3.940 meter. Pembangunan pedestrian tersebut bertepatan dengan waktu kegiatan magang mahasiswa Program Studi Arsitektur Pertamanan. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat penting untuk dipelajari bagi mahasiswa Arsitektur Pertamanan, karena tidak mungkin dipelajari di dalam kampus. Oleh karena itu laporan kegiatan magang ini difokuskan kepada kegiatan pemeliharaan alun-alun dan pelaksanaan pembangunan pedestrian di Kota Batam. Selanjutnya tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan magang tersebut adalah; (a) mendapatkan pengalaman kerja praktis pada bidang pemeliharaan alun-alun serta pelaksanaan pembangunan pedestrian dan tata hijaunya, (b) mengetahui pengelolaan pemeliharaan taman kota, pelaksanaan pambangunan pedestrian, serta tata hijaunya, ( c) mengetahui pekerjaan-pekerjaan administratif di bidang pertamanan kota, serta (d) berlatih menganalisis permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan selama pelaksanaan kegiatan magang. Adapun kegunaan kegiatan magang ini adalah; (a) meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa di bidang Arsitektur Pertamanan khususnya dalam pengelolaan pemeliharaan taman kota, pelaksanaan pembangunan pedestrian serta tata hijaunya, (b) mengetahui struktur organisasi pengelola pertamanan kota dan sistem kerjanya, (c) membandingkan dan melengkapi ilmu Arsitektur Pertamanan yang telah dipelajari di dalam kampus dengan yang didapatkan selama kegiatannmagang, (d) dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan karyawan dan pimpinan suatu organisasi pertamanan kota, dan (e) mengembangkan sifat bekerja keras dan kemandirian dalam bekerja pada suatu organisasi pertamanan kota. Dalam melaksanakan kegiatan magang tersebut, metode kerja yang digunakan adalah; (a) terjun langsung mengikuti dan melaksanakan kegiatan di bidang pemeliharaan alun-alun dan pelaksanaan pembangunan pedestrian di Kota Batam baik di studio maupun di lapangan, (b) melakukan wawancara dengan karyawan dan pimpinan, serta rekanan kerja dari Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB) serta PT Teknik Umum, dan (c) mengamati, mempelajari, serta menganalisis aspek-aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan alun-alun dan pelaksanaan pembangunan pedestrian di Kota Batam (biaya, jenis, dan jumlah bahan, alat-alat kerja, tenaga kerja, distribusi bahan, sistem kontrak kerja, serta administrasi umum). Untuk menunjang kegiatan magang tersebut, data-data kondisi umum Pulau Batam yang berhasil dikumpulkan adalah letak geografis, iklim, geologi dan tanah, so sial ekonomi, tata guna lahan, serta struktur pemerintahan. Kemudian untuk menunjang kegiatan pemeliharaan alun-alun serta pelaksanaan pembangunan pedestrian dan tata hijaunya, diperlukan pula konsep perencanaan Alun-Alun Kota Batam yang meliputi konsep dasar, struktur, tata hijau, sirkulasi, dan tata hijau. Sedangkan konsep perencanaan pembangunan pedestrian di Kota Batam meliputi konsep dasar, struktur, sirkulasi, dan tata hijau. Kemudian struktur pengelola pertamanan kota di Pulau Batam sebagai lokasi kegiatan magang mahasiswa Arsitektur Pertamanan, meliputi Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB) sebagai pengelola dan pelaksana pemeliharaan alun-alun serta PT Teknik Umum sebagai pelaksana pembangunan pedestrian di Kota Batam. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan Alun-Alun Kota Batam yang L.h dilakukan mencakup aspek pengelolaan pemeliharaan dan aspek teknis pemeliharaan fisiko Dari aspek pengelolaan pemeliharaan alun-alun meliputi; (a) pembuatan spesifikasi teknis sesuai desain dan pereneanaan aktivitas pemeliharaan, (b) pereneanaan anggaran biaya pemeliharaan, (e) pengelolaan alat dan bahan, (d) pengelolaan tenaga kerja, dan (e) manajemen pengawasan dan kontrol teknis pemeliharaan fisik serta pengunjung alun-alun. Sedangkan aspek teknis pemeliharaan fisik yang telah dilakukan meliputi penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pendangiran, pemberantasan gulma, kegiatan kebersihan, dan pemeliharaan hard material. Aplikasi teknologi yang dilakukan selama kegiatan teknis pemeliharaan alun-alun adalah; (a) penyiraman dengan mobil tangki air berkapasitas 6000 liter dan pompa air, (b) pemberantasan gulma dengan herbisida bermerk Round Up dengan sprayer EC, (e) pengurasan kolam hias menggunakan pompa air dan selang air berdiameter 10 em, dan (d) pemotongan rumput dengan mesin gendong. Dari hasil pengamatan selama kegiatan magang, ternyata pengelolaan dan pelaksanaan pemeliharaan Alun-Alun Kota Batam masih mempunyai kendala, yaitu tindakan pemeliharaan yang dilakukan masih belum memadai untuk meneapai tujuan desain yang direneanakan. Hal ini disebabkan oleh; (a) kurangnya koordinasi antara Seksi Pereneanaan Taman Kota sebagai pereneana dan Seksi Pertamanan Kota sebagai pengelola pertamanan kota, (b) pengelolaan pemeliharaan Alun-Alun Kota Batam belum efisien dan efektif karena belum ada reneana pemeliharaan yang sistematis, ( e) kurangnya pengetahuan para pelaksana pemeliharaan dalam pemeliharaan teknis tanaman, kondisi fisiologis, serta karakteristik tanaman yang ada di Alun-Alun Kota Batam, dan (d) pelaksana pemeliharaan Alun-Alun Kota Batam sering mengerjakan tugas pada daerah lain, dikarenakan kekurangan tenaga pelaksana pada daerah tersebut. Pelaksanaan pembangunan pedestrian di Kota Batam yang telah dilaksanakan meliputi pekerjaan persiapan, penyiapan lahan, pemasangan Kanstin Precast dan K 125, pengeeoran pedestrian, pengangkatan pohon, penggalian lubang tanam, dan pemindahan pohon rain tree (Samania saman). Aplikasi teknologi yang dilaksanakan selama pembangunan pedestrian dan tata hijaunya adalah; (a) penggunaan traktor dalam menggali lubang tanam dan mengangkat pohon, (b) penggunaan mobil Batching Plant dalam membuat adukan rabat beton dalam pengecoran pedestrian, dan (c) pembungkusan dan pemangkasan batang rain tree (Samania saman) ketika akan dipindahkan. Sedangkan dalam pelaksanaan pembangunan pedestrian di Kota Batam, dijumpai kendala yang disebabkan oleh; (a) jadwal pelaksanaan proyek terlambat selama dua bulan dari jadwal yang ditentukan oleh OPDIPB, (b) pihak pengelola proyek kurang mengetahui mengenai manajemen pembangunan pedestrian dan tata hijaunya, yaitu dalam bidang alat, bahan, tenaga kerja dan pendanaannya, (c) pekerjaan yang dilakukan tidak memenuhi spesifikasi teknis, sehingga terpaksa sering dihentikan, dan (d) upah yang diterima pada tenaga harian di lapangan sangat kecil, yaitu 15000 rupiah sehingga tenaga harian tersebut sering kabur dari proyek dan pihak pelaksana harus mencari tambahan tenaga. Agar pengelolaan pertamanan kota di Pulau Batam lebih efektif dan efisien, sebaiknya Seksi Perencanaan Taman Kota digabungkan dengan Seksi Pertamanan Kota menjadi suatu organisasi pengelola pertamanan kota. Untuk meningkatkan kualitas pemeliharaan Alun-Alun Kota Batam sesuai dengan desain yang direncanakan, maka Kepala Seksi Pertamanan Kota sebagai pengelola Alun-Alun Kota Batam perlu; (a) membuat sistematika jadwal pekerjaan pemeliharaan alun-alun yang disesuaikan dengan spesifikasi teknis pemeliharaan alun-alun, (b) menambah tenaga pelaksana pemeliharaan alun-alun sebanyak 23 orang, (c) membuat suatu program pelatihan kerja di bidang Arsitektur Pertamanan yang intensif dan berkelanjutan bagi pelaksana pemeliharaan sebelum diterjunkan ke lapangan, terutama dalam karakteristik arsitekturis, taksonomi, dan fisiologi tanaman lanskap, (d) meningkatkan gaji tenaga pelaksana pemeliharaan menjadi 20000 rupiah per hari, dan (e) memberikan sanksi yang tegas bagi anggota Seksi Pertamanan Kota yang menyalahgunakan fasilitas Seksi Pertamanan Kota. Kepada pihak OPDIPB yang akan melakukan lelang bagi proyek-proyek pertamanan yang akan datang, perlu benar-benar memilih pelaksana yang menguasai bidang Arsitektur Pertamanan. Hal ini untuk menghindari kekurangan yang ditemui selama pembangunan pedestrian di Kota Batam. Untuk pelaksanaan kegiatan magang di bidang Arsitektur Pertamanan di masa datang, komunikasi dan koordinasi antara IPB dan OPDIPB perlu dipersiapkan lebih matang, terutama dalam; (a) pengurusan kelengkapan administrasi magang, (b) pengiriman mahasiswa tepat pada saat dimulainya proyek-proyek pertamanan di lokasi magang, dan (c) pengenalan aspekaspek studi di lokasi magang yang akan dipilih mahasiswa magang.