Penentuan Metode Uji Viabilitas Benih Salak Bali (Salacca zaiacca (Gaertner) Voss. Var. amboinensis Becc.) dengan Beberapa Kriteria Kecambah
Abstract
Tujuan penelitian adaiah mendapatkan metode pengujian viabi litas (Salacca zalacca (Gaertner) Voss. vaL amboinensis Becc.) dengan kriteria perkecambahan dan waktu yang lebih singkat. Lokasi penelitian di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih dan rumah kaca Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, lPB yang terletak di Leuwikopo, Darmaga dan Baranangsiang pada bulan Maret hingga Agustus 1998. Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan lanjutan. Untuk percobaan lanjutan dibagi menjadi dua berdasarkan temp at perkecambahan yaitu di rumah kaca dan di laboratorium yang masing-masing diberi perlakuan tanpa perendaman dan perendaman dengan aquades selama 24 jam. Pembuatan lot benih untuk perkecambahan di rumah kaca dan di laboratorium dengan cara benih setelah diekstraksi langsung dimasukkan ke dalam kantong plastik, benih diangin-anginkan pada suhu kamar selama 24 jam dan benih dikeringkan dengan alat pengering benih selama 7,24,31,48 dan 72 jam. Waktu pengamatan untuk penentuan kecambah normal di rumah kaca terdiri atas kriteria 1 (hari ke-17 dan ke-27 HST), kriteria 11 (hari ke-27 dan ke-38 HST) dan kriteria pembanding (hari ke-38 dan ke-45) sedangkan untuk di laboratorium kriteria dilakukan hanya pada kriteria I (hari ke-14 sampai ke-23 HST) dan II (hari ke-24 sampai ke-31 HST). Perkecambahan di rumah kaca dan di laboratorium diuji menggunakan analisis regresi !inier dengan kDteria pembanding (hari ke-38 sampai ke-45 HST). Persamaan regresi berdasarkan waktu pengamatan yaitu untuk perkecambahan di rumah kaca kriteria 1 dan 11 persamaannya adalah y = a + bXl dan y = a + bX2 dan untuk di laboratorium adalah y = a + bZ1 dan y = a + bz2. Pengamatan dilakukan terhadap tolok ukur kadar air benih, potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, kecepatan tumbuh keserempakan tumbuh, daya hantar listrik, berat kering kecambah, tinggi kecambah, panjang akar pnmer dan sekunder, volume akar dan jumlah akar. Basil penelitian di rumah kaca menunjukkan tolok ukur potensi tumbuh maksimum baik kriteria I atau II tanpa perendaman mempunyai nilai koe±isien determinasi (R2) yang tinggi yaitu 0.999 dan 1.000 (sangatnyata), nilai a kecil dan b mendekati 1 terhadap kriteria pembanding. Untuk perlakuan perendaman, nilai R2 sebesar 0.999 dan 1.000 (sangat nyata), nilai a kecil dan nilai b mendekati 1 untuk kriteria 1 dan II terhadap kriteria pembanding. Hal ini berarti bahwa kriteria 1 dan 11 baik tanpa perendaman atau perlakuan perendaman mempunyai kesesuaian yang tinggi terhadap kriteria pembanding (standar). Tolak ukur daya berkecambah kriteria I dan II dengan perlakuan perendaman atau tanpa perendaman mempunyai nilai R.2 yang tinggi (sangat nyata), niiai a kecil dan nilai b mendekati 1 terhadap kriteria pembanding, berarti bahwa viabilitas potensial benih kriteria 1 dan 11 mempunyai kesesuaian yang tinggi terhadap kriteria pembanding. Kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh sebagai tolok ukur vigor kekuatan tumbuh kriteria 1 dan II mempunyai nilai R2 yang tinggi (sangat nyata), nilai a kecil tetapi nilai b tidak mendekati 1 terhadap kriteria pembanding baik perlakuan perendaman maupun tanpa perendaman. Hal ini berarti kriteria pembanding dapat diduga melalui kriteria I dan II. Tolok ukur DHL mempunyai nilai R2 dan korelasi yang bersifat negatif terhadap viabilitas dan vigor henih salak Bali yaitu potensi tumbuh maksimum (R2= -0.666**), daya berkecambah (R2= -0.627**), kecepatan tUl1lbuh (R2= -0.627"'*), keserempakan tumbuh (R2= -0.403tn), berat kering kecal1lbah (R2= -0.605**), tinggi kecambah (R'= -0.351tn), panjang akar primer (R2= -0.406tn), panjang akar sek.-under (R2= -0.498*), volume akar (R2= -0.467*) dan jumlah akar (R2= -0.3891n ). Attinya sel1lakin besar nilai DHL maka viabilitas dan vigor benih semakin kecil. Tolok ukur DHL dapat menduga potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan berat kering kecambah karena mempunyai nilai R2 yang sangat tinggi (sangat nyata). DHL juga dapat menduga panjang akar sekunder dan volume akar karena memiliki nilai R2 yang tinggi (nyata). Tolok ukur keserempakan tumbuil, tinggi kecambah, panjang akar primer dan jumlah akar tidak dapat diduga oleh DI-TL karena mempunyai nilai R2 yang kedl (tidak nyata). Perendaman dengan aquades seiama 24 jam dapat meningkatkan tinggi keeambah dan volume akar pada kadar air awal 47.02-53.19% sedangkan untuk panjang akar primer peningkatan hanya terjadi pada kadar air 47.02 dan 51.19%. Peningkatan panJang akar sekunder perlakuan perendaman terjadi pada kadar alr awal 47.02- 55.61%. Tarafkadar air awa126.48% tanaman sudah tidak tumbuh. Tolak ukur potensi tumbuh maksimum kriteria 1 dan II di laboratorium baik perlakuan perendaman maupun tanpa perendaman mempunyai nilai koe±isien determinasi yang sangat tinggi (sangat nyata), nilai a kecil dan nilai b lebih besar dari 1 terhadap kriteria pembanding di rumah kaea. Artinya bahwa kriteria I dan II di laboratorium dapat menduga potensi tumbuh maksimum benih salak Bali kriteria pembanding di rumah kaea. Daya berkeeambah kriteria 1 dan 11 di laboratorium perlakuan tanpa perendaman dapat menduga kriteria pembanding di rumah kaea, hal ini ditandai dengan nilai R2 yang sangat tinggi (sangat nyata), nilai b mendekati 1 dan nilai a besar. Untuk perlakuan perendaman kriteria I dan II mempunyai nilai R2 tinggi (sangat nyata), nilai b mendekati 1 dan nilai a kecil, berarti bahwa kriteria I dan II mempunyai kesesuaian yang tinggi terhadap kriteria pembanding. Tolok ukur keeepatan tumbuh pada kriteria pembanding di rumah kaea dapat diduga oleh kriteria I dan II di laboratorium.HaI ini disebabkan nilai determinasi yang tinggi (sangat nyata) yaitu 0.535 dan 0.535, nilai a keeil tetapi nilai b tidak mendekati 1 untuk perlakuan tanpa perendaman sedangkan untuk perlakuan perendaman adalah 0.736 dan 0.735, nilai a keeil dan nilai b tidak mendekati 1. Tolak ukur keserempakan tumbuh pada kriteria 1 tanpa perendaman mempunyai nilai R2 yang sangat keeil (R'=0.091) sedangkan kriteria II mempunyai nilai R>=0.357 (nyata), nilai b mendekati I tetapi nilai a besar, ini berarti bahwa keserempakan tumbuh kriteria pembanding di rumah kaea hanya dapat diduga oleh kriteria II di iaboratorium. Perlakuan perendaman untuk keserempakan tumbuh kriteria I dan II mempunyai nilai koetisien determinasi yang sangat kedl (lidak nyata), artinya bahwa kriteria I dan II di laboratorium tidak dapat menduga kriteria pembanding di rumah kaca. Nilai koetlsien determinasi pada kriteria I sudah tinggi maka kriteria tersebut dapat menduga viabilitas dan vigor benih di rumah kaca dan di laboratorium baik perlakuan tanpa perendaman atau dengan perendaman. Kecuah untuk tolok ukur keserempakan tumbuh di laboratorium yang hanya dapat diduga oleh kriteria II untuk perlakuan tanpa perendaman dan untuk perlakuan perendaman kriteria 1 dan II tidak dapat menduga kriteria pembanding.