Pengaruh Umur Simpan Umbi dan Ukuran Umbi terhadap Produksi Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh umur simp an umbi dan ukuran umbi terhadap produksi kentang. Penelitian dilaksanakan di Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten DT II Bandung, Jawa Barat mulai bulan Februari sampai Mei 1999. Lahan terletak pada ketinggian 1450 m dpl dengan suhu udara selama penelitian berkisar antara 11.3-24.9 0c. Bahan yang digunakan adalah umbi bibit kentang generasi ke empat (G4) varietas Granola dengan ukuran umbi, yaitu kecillSmall (S), sedangIMedium (M) dan besarfLarge (L) didapatkan dari P.D. Hikmah di Pangalengan. Percobaan ini disusun secara faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah umur simpan umbi yang terdiri dari tiga taraf {AI = Umbi yang disimpan selama 3 bulan setelah panen (kadar air 83.2 %, panjang tunas 3 mm dengan standar deviasi 1.26), A2 = Umbi yang disimpan selama 3.5 bulan setelah panen (kadar air 83.1 %, panjang tunas 18 mm dengan standar deviasi 3.25), dan A3 = Umbi yang disimpan selama 4 bulan setelah panen (kadar air 82.3 %, panjang tunas 30 mm dengan standar deviasi 4.72)}, dan faktor kedua adalah ukuran umbi yang terdiri dari tiga taraf {B I = Ukuran umbi kecillS (10-30 g), B2 = Ukuran umbi sedangIM (30-60 g), dan B3 = Ukuran umbi besarfL (60- 120 g)}. Tolak ukur yang diamati adalah daya tumbuh, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, tinggi tanaman, jumlah batang per tanaman, jumlah umbi per tanaman, jumlah umbi ukuran S, M, L per tanaman, bobot umbi per tanaman, bobot umbi ukuran S, M, L per tanaman, bobot umbi ukuran S, M, L per petak, dan produksi per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan umur slmpan umbi mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksi umbi yang dihasilkan, kecuali jumlah umbi ukuran S per tanaman, jumlah umbi total per tanaman, dan bobot umbi ukuran S per tanaman. Perlakuan ukuran umbi juga memberikan pengaruh kepada pertumbuhan tanaman dan produksi umbi yang dihasilkan, kecuali jumlah ukuran M per tanaman, jumlah umbi total per tanaman, bobot umbi ukuran M dan L per tanaman, dan bobot umbi ukuran S dan L per petak. Interaksi antara perlakuan umur simpan umbi dan ukuran umbi tidak berpengaruh, baik pada pertumbuhan tanaman maupun produksi umbi yang dihasilkan. Umur simpan umbi 4 bulan setelah panen dengan panJang tunas 30 mm menghasilkan kecepatan tumbuh, daya tumbuh, keserempakan tumbuh, jumlah batang per rumpun, jumlah produksi umbi ukuran M per tanaman, bobot produksi umbi ukuran M per tanaman, bobot produksi umbi ukuran S dan M per petak, dan produksi total per petak yang paling tinggi. U mur simpan umbi 3.5 bulan setelah panen dengan panjang tunas 18 mm memiliki potensi yang sarna dengan umur simpan umbi 4 bulan setelah panen dengan panjang tunas 30 mm berdasarkan tolok ukur tinggi tanaman, jumlah batang per rumpun, jumlah dan bobot produksi umbi ukuran 1\1 per tanaman, bobot umbi total per tanaman, bobot produksi umbi ukuran S, M, L per petak, dan produksi total per petak. Umur simpan umbi 3 bulan setelah simpan dengan panjang tunas 3 mm menghasilkan pertumbuhan dan produksi umbi yang rendah. Penggunaan umbi bibit berukuran L dapat meningkatkan kecepatan tumbuh, daya tumbuh, keserempakan tumbuh, jumlah batang per rumpun, jumlah produksi umbi ukuran S dan L per tanaman, bobot produksi umbi ukuran S per tanaman, bobot umbi total per tanaman, bobot produksi umbi ukuran M per petak, dan produksi total per petak. Pertumbuhan tanaman yang berasal dari umbi S lebih rendah dibanding umbi M maupun umbi L dan produksi umbi yang dihasilkan oleh umbi S sarna dengan umbi M, kecuali pada bobot umbi total per tanaman.