Pengaruh Lama Penyimpanan, Konsentrasi Sukrosa dan Cahaya Penyimpanan terhadap Vigor Plantlet Kentang (Solanum tuberosum L.) Sistem Tias (Tissue + Arang Sekam)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama penylmpanan, konsentrasi sukrosa dan cahaya penyimpanan terhadap vigor plantlet kentang (Solanum tuberosllm L.) sistem TIAS (Tissue + Arang Sekam) selama periode transportasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Rumah Ketat Serangga, Kebun Pembibitan PT. INAGRO, Cianjur. Penelitian berlangsung dari bulan Desember 1998 sampai dengan Mei 1999. Kondisi lingkungan yang diketahui yaitu : rentang suhu simpan 20-23° C dan kelembaban 80-90 %. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Plantlet (umur kultur ± 28 hari) kultivar Atlantik, arang sekam (Green leaf-400), gula (sukrosa), tissue non parfum dan plastik klip ukuran 10 X 13 em. Alat yang diperlukan adalah, gelas ukur, penampan, ember kecil, penggaris, termometer, timbangan precision, pengaduk, sprayer plastik, oven dan light meter. Percobaan disusun secara faktorial 3 X 6 X 4 disusun dalam rancangan petakpetak- terbagi dengan 3 kondisi cahaya simpan (gelap, terang dan diffuse/remang) sebagai petak utama, 6 konsentrasi sukrosa (0, 20, 40, 60, 80 dan 100 gil) sebagai anak petak dan 4 lama penyimpanan (2, 4, 6 dan 8 hari) sebagai anak-anak petak. Tiap kombinasi perlakuan mendapat 3 ulangan sehingga terdapat 216 satuan pereobaan. Setiap 1 satuan pereobaan digunakan 8 tanaman dan 5 tanaman dijadikan satuan pengamatan. Penelitian diawali dengan pereobaan pendahuluan untuk melihat pengaruh pembungkusan tissue dan tanpa pembungkusan tissue terhadap tingkat kerusakan plantlet. Pembungkusan tanaman dilakukan dengan menggulungkan 10 plantlet, yang diambil dari botol kultur dengan umur kultur ±28 hari. Perlakuan diawali dengan meneuei akar plantlet setelah dikeluarkan dari botol kultur dengan menggunakan air kran hingga bersih. Perlakuan tersebut bertujuan untuk menghindari kemungkinan serangan eendawan dalam penyimpanan dan serangan hama dalam media aklimatisasi. Setelah dieuei, plantlet diletakkan seeara berjajar di atas tissue yang berukuran ± 5 X 30 em dan digulungkan. Setelah digulung, gulungan tersebut dimasukkan ke dalam plastik klip dan diberi larutan sukrosa ± 10 ml sebagai eadangan energi selama dalam penyimpanan. Setelah dimasukkan dalam plastik klip maka tanaman tersebut disimpan dalam 3 kondisi eahaya sesuai dengan perlakuannya dengan suhu ruangan 20-23° C. Setelah disimpan maka sesuai dengan batas penyimpanan yaitu 2, 4, 6 dan 8 hari tanaman tersebut ditanam dalam media aklimatisasi dan diamati selama 4 minggu. Pada pereobaan pendahuluan pengamatan dilakukan setiap hari selama 10 hari dan data amatan diambil pada hari ke 2, 4, 6, 8 dan 10. Sedangkan pereobaan berikutnya diamati tiap minggu selama 4 minggu. Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi : jumlah plantlet yang rusak dalam penyimpanan (percobaan pendahuluan), batas hari ideal penyimpanan, persentase hidup di mas a aklimatisasi, pertambahan tinggi, jumlah buku, daun, waktu pemulihan (recovery period) dan bobot kering tanaman setelah 4 minggu di media aklimatisasi. Dari hasil percobaan pendahuluan didapatkan bahwa persentase rata-rata kerusakan plantiet dengan pembungkusan tissue lebih rendah dibandingkan dengan tanpa pembungkusan adapun pengaruh cahaya terang dengan intensitas 1500 lux lebih mampu memberikan ketegaran (vigor). Batas hari maksimum yang ideal untuk penyimpanan plantiet dengan pembungkusan tissue secara umum dapat tahan sampai 6 bahkan 8 hari dengan persentase kerusakan dibawah 25 % apabila diberi sukrosa. Sedangkan untuk plantlet tanpa pemberian sukrosa dapat tahan sampai 8 hari pada kondisi terang, adapun pada kondisi gelap dan diffuse tidak lebih dari 4 hari. Untuk plantlet tanpa pembungkusan tissue direkomendasikan untuk disimpan tidak lebih dari 6 hari untuk plantiet dengan sukrosa dan tidak lebih dari 4 hari untuk plant let tanpa sukrosa. Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menghindari kontaminasi cendawan yaitu bahwa dalam perlakuan pastikan tangan, meja kerja dan air aquades harus steril. Persentase hidup plantiet di media arang sekam terlihat berbeda pada lama penyimpanan 4, 6 dan 8 hari. Konsentrasi 0 dan 2 % memiliki nilai rendah dibandingkan dengan 4, 6, 8 dan 10 %. Sedangkan pengaruh kondisi gelap dan cahaya diffuse kurang baik dengan semakin lamanya penyimpanan dan rendahnya konsentrasi sukrosa. Pertambahan tinggi dipengaruhi oleh perlakuan lama penyimpanan, konsentrasi sukrosa dan cahaya penyimpanan. Semakin lama disimpan maka pertambahan tinggi semakin rendah. Sedangkan pada pemberian sukrosa didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka pertambahan tinggi cenderung meningkat. Pada pertambahan buku nilai terendah dikontribusi dari semakin rendahnya konsentrasi sukrosa pada kondisi gelap minggu I ke minggu 2. Pada pertambahan daun terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka pertambahan daun semakin meningkat pada kondisi gelap dan cahaya diffuse. Waktu pemulihan berarti lamanya waktu bibit itu mempunyai pertumbuhan normal dim ana pengaruh sisa dari waktu penyimpanan tersebut hilang. Pendeteksian waktu pemulihan dapat dilihat dari pertambahan buku dan dibantu dengan pengamatan secara visual dengan membandingkan tanaman perlakuan dengan tanaman tanpa penyimpanan. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa secara umum recovery mulai teIjadi antara 7-14 hari setelah aklimatisasi. Tetapi tampak bahwa untuk kondisi terang memiliki laju relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan kondisi gelap dan diffuse. Sedangkan untuk kpntrol sudah mampu recovery pada 7 hari. Apabila akan dilakukan penyetekan maka secara pengamatan visual diketahui bahwa plantlet pada cahaya terang dapat disetek ± 14 hari setelah tanam sedangkan plantlet dengan kondisi gelap dan cahaya diffuse membutuhkan waktu ± 21 hari. Hal ini diketahui karena untuk kondisi gelap dan cahaya diffuse mengalami etiolasi dalam penyimpanan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat disetek. Berat kering tanaman nyata dipengaruhi oleh interaksi antara cahaya dengan sukrosa dan lama simpan dengan sukrosa. Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka berat kering semakin meningkat. Sedangkan semakin lama disimpan maka berat kering cenderung semakin menurun