Kajian Pengelolaan Orang utan (Pongo pygmaeus pygmaeus, L) di Kebun Binatang Ragunan.
Abstract
Perkembangan dunia kehutanan semakin meningkat diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang semakain pesat. Pembukaan hutan sekarang semakin banyak terjadi, akibatnya banyak habitat orang utan berkurang menyebabkan populasi orang utan semakin berkurang, disamping disebabkan adanya perburuan liar, koleksi ilmiah dan koleksi pribadi. Maka tindakan yang perlu dilakukan yaitu melakukan tindakan konservasi agar populasi orang utan tidak punah seperti yang telah dilakukan Kebun Binatang Ragunan. Penelitian bertujuan mengetahui pengelolaan orang utan, meliputi populasi, perkandangan, makanan, perkembangbiakan dan perawatan kesehatan di Kebun Binatang Ragunan, sehingga dapat memberikan manfaat berupa data serta informasi mengenai manajemen pengelolaan di Kebun Binatang Ragunan. Pengambilan data meliputi kondisi fisik lingkungan, dan sejarah lokasi penelitian, populasi orang utan, pengandangan, makanan, perkembangbiakan dan perawatan kesehatan dan penyakit. Analisis data kuantitatif menggunakan metode rataan, yang meliputi rata-rata umur, rata-rata jumlah makanan per hari per individu, kemudian populasi orang utan, perkandangan, manajemen pemberian makanan, perkembangbiakan, dan perawatan kesehatan akan dianalisis secara deskriptif. Saat ini (April 2003) KBR memiliki koleksi orang utan sebanyak 48 ekor orang utan. Orang utan tersebut ditempatkan pada tiga tempat yang berbeda yaitu dikandang A (Mangden) sebanyak 36 ekor dengan rincian anak-anak 18 ekor, remaja 11 ekor dan dewasa 7 ekor, kandang B (Asmawi) sebanyak 4 ekor dan kandang C sebanyak 8 ekor. Pengamatan perilaku di kandang peragaan didapat bahwa perilaku yang sering dilakukan orang utan adalah perilaku istirahat sebanyak 166 menit (34,6%) dengan frekuensi 45 kali. Perilaku kawin orang utan di kandang peragaan sebesar 7,05 % dengan frekuensi 11 kali dalam sehari. Perilaku kawin kebanyakan berlangsung secara tidak sempuma. Menurut data dari tahun 1966-2003 angka kelahiran cukup rendah yaitu sebanyak 16 ekor. Penyebabnya antara lain kebanyakan orang utan berumur remaja dan anak-anak, sedangkan untuk orang utan dewasa pengelola Ragunan hanya menempatkan orang utan sebagian saja hanya berpasangan dan jarak antara kelahiran sangat lama yaitu lima tahun. Angka kematian orang utan pada tahun yang sama yaitu 23 ekor. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penanganan kesehatan dan penyakit, selain itu bentuk dan model kandang yang tidak sesuai dengan habitat aslinya sehingga tidak mendukung selama tnasa adaptasi. Perkandangan yang ada di Kebun Binatang Ragunan terdiri dari tiga jenis kandang, yaitu : kandang peragaan, kandang istirahat dan kandang karantina dengan rincian 3 buah kandang peragaan, 20 kandang istirahat, dan 16 buah kandang karantina.