Pengaruh Silica-Free Ash Content dalam Proses Pembakaran Serasah Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Alang-alang (Imperata cylindrica).
Abstract
Kebakaran hutan merupakan suatu proses kebakaran yang penjalaran apinya bebas dan tidak tertekan serta mengkonsumsi bahan bakar alami yang berasal dari hutan. Kebakaran yang terjadi pada setiap musim kemarau hanya memiliki skala dan intensitas kebakaran hutan dan lahan yang masih sangat terbatas dan hanya mempengaruhi lingkungan, ekonomi dan kehidupan secara lokal. Pada dua dekade terakhir situasi tersebut berubah secara drastis akibat penggunaan api secara ekstensif untuk pembersihan dan pengkonversian lahan serta praktek-praktek penebangan hutan yang "ilegal". Khususnya selama November 1982 - April 1983, Agustus 1990, Juni-Oktober 1994, September-November 1997 dan Februari-Mei 1998, kebakaran hutan terjadi secara luas yang menimbulkan masalah kesehatan bahkan kematian, kerugian ekonomi baik dalarn skala nasional maupun regional serta dampak yang tidak dapat dinilai seperti punahnya keanekaragaman hayati dan pemanasan global. Kebakaran tersebut kebanyakan disebabkan oleh kegiatan manusia berupa penggunan api secara akstensif untuk pembersihan dan pengkonversian lahan serta praktek-praktek penebangan hutan yang sangat merusak, oleh karena itu saat ini telah banyak pengusaha kehutanan yang mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI). Kayu yang dihasilkan diantaranya sengon dan akasia yang lebih pendek umur tebangnya. Pemilihan jenis pohon seperti ini dilakukan karena kebutuhan industrHndustri pulp dan kertas terhadap kayu ini sangat tinggi. Kerugian dan dampak yang cukup besar akibat kebakaran hutan ini nlenyebabkan perlunya suatu usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan sejak dini. Untuk itu diperlukan suatu informasi tentang potensi ketahanan suatu jenis pohon dalam pembakaran dari setiap bagiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar silika bahan bakar jenis sengon dan akasia serta alang-alang sebagai petnbandingnya, mengetahui perbedaan lama pembakaran pada setiap bagian pohon dan mengetahui seberapa besar peran silica-free ash content yang terkandung dalam bahan bakar dalam proses petnbakaran. Penelitian dilakukan dengan mengambil langsung setiap sampel dari ketiga jenis yang akan diuji. Bahan-bahan diangkut lalu dilakukan penentuan berat basah (BB) sebesar 50 gramlsampel sebanyak 3 kali ulangan. Untuk mendapatkan berat kering (BK) dilakukan pengovenan dengan oven bersuhu 105°C selama 24 jam, lalu diukur kadar airnya (KA). Perlakuan petnbakaran dilakukan untuk mengetahui lama pembakaran. Pada saat pcmbakaran dilakukan pengukuran suhu, kelembaban dan lamanya petnbakaran. I<andungan total silika ditentukan terhadap Berat Kering sampel dengan caras mendidihkan san~pela bu total pang diambil dari tiap jenis yang sudah dibakar (dalam suhu 5 7 3 " ~se lama 3 jam) dala~n5 ml 6 M MCI dan pengabuan kembali dalam saringan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil pengujian kadar air dan kadar silika terhadap akasia terlihat bagian yang paling tinggi kadar airnya adalah daun, dengan persentase rata-rata kadar air sebesar 72,4% dan terendah adalah kulit batang dengan rata-rata kadar air 44,1%, sedangkan kadar silika rata-rata tertinggi adalah daun dengan persentase rata-rata 6,73% dan terendah adalah ranting dengan rata-rata 1,46%. Pengujian kadar air dan kadar silika yang dilakukan pada sengon, terlihat bagian yang paling tinggi kadar airnya adalah daun dengan persentase rata-rata 62,7% dan terendah adalah ranting dengan rata-rata kadar air 51,8%, sedangkan kadar silika rata-rata tertinggi adalah daun dengan persentase rata-rata 8,05% dan terendah adalah ranting dengan rata-rata 1,05%. Untuk pengujian kadar air dan kadar silika terhadap alang-alang dilakukan dengan mengambil 9 contoh utuh alang-alang dari akar sampai ujung daun dengan rata-rata kadar air 67,8% dan rata-rata kadar silika 6,12%. Hasil perlakuan pembakaran pada akasia terlihat bahwa bagian pohon yang lebih cepat terbakar adalah ranting dengan waktu pembakaran rata-rata 9,7 detik, sedangkan bagian pohon yang lebih lama terbakar adalah kulit batang dengan ratarata waktu terbakar 1 menit 59 detik. Pembakaran yang dilakukan pada sengon menghasilkan bagian pohon yang lebih cepat terbakar adalah daun dengan rata-rata waktu terbakar 1,3 detik sedangkan bagian pohon yang lebih lama terbakar adalah kulit batang dengan rata-rata waktu terbakar 53,; detik. Perlakuan pembakaran yang dilakukan pada alang-alang menghasilkan waktu rata-rata 3,7 detik. Kelembaban yang diukur pada saat pembakaran adalah 60%. Hasil perlakuan pembakaran pada daun cenderung lebih cepat daripada kedua bagian pohon yang lain karena ukurannya yang lebih halus daripada kulit batang dan ranting. Ukuran bahan bakar kulit batang termasuk kedalam bahan bakar yang kasar karena memiliki kerapatan partikel bahan bakar yang lebih tinggi daripada daun dan batzng. Terlihat dari kadar air daun yang lebih tinggi daripada kadar air kulit batang yang artinya bahwa kadar air daun yang hilang lebih banyak daripada kadar air ltulit batang pada saat pengovenan, sehingga pada saat akan dibakar kondisi bahan bakar daun lebih kering daripada kulit batang. Hasil uji analisis regresi tentang hubungan kadar silika dengan lamanya pembakaran adalah tidak nyata, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara kadar silika dengan proses pembakaran. Namun ada faktor-faktor lain yang lehih dominan dalam mempengaruhi proses pembakaran yaitu ukuran bahan bakar, kerapatan bahan bakar dan kadar air bahan bakar. Terdapat perbedaan kandungan silika pada setiap bagian pohon akasia dan sengon dan adanya perbedaan lama pembakaran pada ketiga jenis contoh dan pada setiap bagian dari kedua jenis pohon tersebut. Nubungan kadar silika dengan lamanya pembakaran memiliki nilai yang sangat kecil sesuai dengan hasil uji analisis regresi yang dilakukan, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih dominan yalig mempengaruhi proses pembakaran antara lain kelembaban. susunan bahan bakar, Iterapatan partikel bahan bakar dan ltadar air bahan bakar.
Collections
- UT - Forest Management [3062]