Uji Keturunan Saudara Tiri (Half-sib) Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) di Taman Hutan Blok Cikabayan
Abstract
Industri kehutanan saat ini masih bergantung pada produksi hutan alam. Pasokan dari Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat belum berkembaug seperti yang diharapkan. Salah satu solusi alternatif dalam mengatasi masalah kekurangan bahan baku industri kehutanan diantaranya adalah membantu segera terwujudnya pembangunan hutan tanaman. Pennasalahan yang dihadapi dalam pembangunan hutan tanaman adalah keanekaragaman lokasi yang menuntut kesesuaian dengan jenis dari tempat asal benih serta keunggulan mutu dan persediaan benih yang terbatas. Untuk mengatasi ha1 tersehut sudah seharusnya jenis tanaman yang digunakan memiliki kualitas yang unggul. Untuk mendapatkasn kualitas benih yang unggul perlu dilakukan kegiatan pemuliaan yang dimulai dari uji provenansi kemudian dilanjutkan denga uji keturunan. Jeuis tanaman hutan yang saat ini hanyak dikembangkan serta kebutuban benih unggulnya tinggi adalah sengon (P. falcataria L. Nielsen). Untuk memenuhi kebutuhan benih unggul perlu dibangun kebun benih seperti Kebun Benih Semai Uji Keturunan Sengon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemuliaan dari ketumnan half-sib 18 pohon plus P. falcataria (L) Nielsen yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur (dengan perincian 6 famili dari Banjamegara, 3 famili dari Wonosoho, dan 9 famili dari Lumajang) dan menduga parameter genetik (heritabilitas dan korelasi genetik). Penelitian dilakukan di blok Taman Hutan Cikabayan, kampus IPB Dramaga. Areal tanam dibagi menjadi 3 blok, dau setiap blok akau ditanami 18 famili dengan 4 individu tiap famili (4 Peeplot) dan jarak tanam 2 x 3 m. Rancangan percohaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok (Randomsized Completely Block Design). Pengukuran pertumbuhan tinggi dan diameter dilakukan pada umur 1, 3 dan 6 bulan. Untuk percabangan dilakukan pada umur tanam 6 hulan. Untuk mengetahui pengaruh famili, blok dan interaksi famili dengan hlok, percahangan dan korelasi antar parameter dilakukan dengan bantuan sofware The SAS System Analysis of Variance Procedure (SAS, 1998). Hasil penelitian menunjukkan hahwa, pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 1 dan 3 bulan ternyata menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar famili yang satu dengan yang lainnya (pada selang kepercayaan 5%). Sedangkan umur 6 bulan, pertumbuhan tinggi tanaman tidak herbeda nyata antar famili yang satu dengan yang lainnya. Pembagian blok dan interaksi famili blok tidak memberikan pengamh nyata pada pertumhuhan tinggi umur 1,3 dan 6 hulan. Keragaman pertumbuhan tinggi pada setiap famili dan antar lokasi diduga lebih dominan disebabkan oleh keragaman genetik pohon induk dan perbedaan asal geografis dari pohon induk. Perhedaan lingkungan awal (asal sumbernya), diduga kuat mempengaruhi terjadinya variasi. Hasil analisis ragam pertumbuhan diameter batang pada tanaman umur 1, 3 dan 6 bulan menunjukkan famili tidak berbeda nyata. Pengaruh tidak nyata disini menunjukkan rendahnya keragaman antar famili yang diamati. Pada umur 3 bulan blok memberikan pengaruh sangat nyata (selang kepercayaan 1%) dan interaksi famili blok berpengaruh nyata (selang kepercayaan 5%) terhadap pertumbuhan diameter tanaman, sedangkan pada umur 1 dan 6 bulan tidak memberikan pengaruh nyata. Keragaman pertumbuhan diameter tanaman pada setiap famili atau antar lokasi diduga disebabkan oleh perbedaan asal benih (geografis) dan faktor lingkungan tempat tumbuh. Untuk parameter percabangan keragaman antar famili tidak berbeda nyata. Ada tidaknya cabang diduga disebabkan karena faktor genetik. Sedangkan pengaruh lingkungan tempat tumbuh (blok) tidak berpengaruh nyata. Analisis korelasi dilakukan terhadap parameter pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan diameter. Nilai korelasi positif yang memiliki hubungan yang paling kuat adalah antara permmbuhan tinggi 3 bulan dengan pertumbuhan tinggi 6 bulan dengan nilai korelasi O,84 dan pertumbuhan tinggi 3 bulan dengan diameter 6 bulan dengan nilai 0,75 serta pertumbuhan tinggi 6 bulan dengan pertumbuhan diameter 6 bulan dengan nilai korelasi 0,88. Antar parameter yang berkorelasi positif menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat dimuliakan secara bersama-sama. Pertumbuhan tinggi mempunyai nilai heritabilitas yang cukup tinggi dan menurun seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Hal ini berarti pada awal pertumbuhan pengaruh keragaman genetik sangat dominan yang ditunjukkan dengan nilai heritabilitas yang cukup tinggi (dimana h2f = 0,478 dan h2i = 0,2831, tetapi dominansinya menurun dengan bertambahnya umur. Sebaliknya pengaruh keragaman lingkungan meningkat dengan bertambahnya umur tanaman. Pada umur 3 bulan diduga bahwa genotipa tanaman mulai berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Pada umur 6 bulan faktor lingkungan lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Untuk sifat pertumbuhan diameter tejadi fluktuasi nilai heritabilitas. Fluktuasi nilai heritabilitas memang sering terjadi pada tanaman. Ekspresi faktor genetik pada umur 1 bulan cukup tinggi kemudian turun pada umur 3 bulan, tetapi setelah umur 6 bulan ekspresi genetik naik lagi. Pada umur 3 bulan sifat pertumbuhan diameter ini lebib banyak dipengaruhi faktor lingkungan, sedangkan faktor genetik menurun. Tetapi setelah umur 6 bulan faktor genetik kembali terekspresikan lebih baik Secara umum kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa keragaman famili pada sifat pertumbuhan tinggi dan diameter tejadi pada umur tertentu. Untuk parameter percabangan, famili dan blok tidak berpengaruh nyata. Nilai heritabilitas individu dan famili untuk parameter pertumbuhan tinggi mengalami penurunan seiring bertambahnya umur tanaman, sedangkan pada parameter diameter mengalami fluktuasi. Dan anatar parameter yang diukur berkorelasi satu sama lain, ada yang berkorelasi positif dan ada yang negatif
Collections
- UT - Forest Management [2811]