Pengaruh Media Simpan, Disinfektan, dan Periode Simpan Terhadap Viabilitas Benih Rekalsitran
Date
2009Author
Saputra, Vicky
Faridzi, Miftah
Siregar, Dania
Nurwida, Arni
Astuti, Yuli
Metadata
Show full item recordAbstract
Benih rekalsitran didefinisikan sebagai benih yang tidak mengalami proses pengeringan pada saat benih masak di pohon induknya, cepat mengalami kemunduran, daya simpannya singkat dan mati apabila kadar air turun menjadi 15-20 % atau setara dengan keseimbangan kadar air benih pada kelembaban (RH) 70 %, suhu 20 oC. Salah satu kegiatan perbenihan yang penting adalah penyimpanan benih. Faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih selama penyimpanan adalah : mutu dan daya kecambah benih sebelum simpan, kadar air, kelembapan ruang penyimpanan, suhu tempat penyimpanan, hama dan penyakit di tempat penyimpanan, lama penyimpanan, dan kemasan penyimpanan. Penggunaan jenis kemasan merupakan faktor lingkungan simpan yang mempengaruhi viabilitas benih. Kemasan benih dirancang untuk melindungi mutu fisik benih selama penyimpanan sehingga kemasan harus cukup kuat, tahan pecah dan sobek. Hal terpenting dalam pengemasan adalah bahan pengemas merupakan penahan uap air yang diperlukan untuk mempertahankan kadar air serta viabilitas benih. Sifat-sifat lain yang tidak kalah pentingnya adalah sealability, elastisitas, harga, dan mudah tidaknya bahan itu didapat. Pada kegiatan ini dilakukan perlakuan dari pengaruh media simpan, disinfektan, dan periode simpan terhadap benih jeruk yang termasuk benih rekalsitran. Hasil yang diperoleh terlihat bahwa benih rekalsitran tidak tahan lama untuk dapat disimpan. Sehingga penggunaan segera setelah produksi benih ini menjadi hal penting. Di samping itu, benih rekalsitran membutuhkan kadar air yang tetap tinggi selama penyimpanan. Untuk itu diberikan penambahan zeolit pada media yang dibutuhkan dalam penyimpanan benih rekalsitran. Serta pemberian disinfektan pada penyimpanan benih rekalsitran agar tidak mudah terserang tendawan.
Collections
- PKM - Artikel Ilmiah [220]