Penentuan Dosis Penentuan Dosis Pemupukan Kompos Blotong Pada Tebu Lahan Kering (Saccharum officinarum L.) VARIETAS PS 862 dan PS 864
Abstract
Gula merupakan komoditas yang menempati posisi penting. Konsumsi gula di Indonesia terus meningkat namun hal ini belum dapat diimbangi oleh produksi gula dalam negeri. Produksi gula ini dipengaruhi oleh budidaya tebu yang saat ini berkembang luas di lahan kering. Hal ini terlihat dari luas lahan kering total Indonesia 318 495,4 ha atau 74,25 % luas areal tebu dengan total produksi gula 2,418 juta ton. Sementara total kebutuhan gula dalam negeri tahun 2008 adalah 4 640 407 ton. Dengan demikian, kendala budidaya di lahan kering sangat penting ditemukan solusinya. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan limbah pabrik yaitu blotong sebagai pupuk kompos bagi tanaman tebu itu sendiri. Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Cimanggu, Bogor berukuran 4 m x 10 m sejak bulan Maret 2007 sampai Juni 2007 dengan metode rancangan petak terbagi (Split Plot Design). Varietas sebagai petak utama dan dosis kompos blotong sebagai anak petak dengan tiga ulangan. Varietas yang digunakan adalah PS 862 (V1) dan PS 864 (V2). Dosis kompos blotong yang diberikan 0 ton/ha (B1), 5 ton/ha (B2), 7,5 ton/ha (B3), 10 ton/ha (B4) dan 12,5 ton/ha (B5). Percobaan ini menunjukkan bahwa pengaruh varietas terhadap pertumbuhan tanaman nyata pada tinggi tanaman 6 MST dan 12 MST, jumlah daun 10 MST dan luas daun pada 10 MST dan 12 MST. Pengaruh varietas terhadap pertumbuhan sangat nyata pada tinggi tanaman 4, 8 dan 10 MST, jumlah daun 8 MST, jumlah anakan, diameter batang dan bobot kering akar pada 12 MST. Pengaruh pemupukan kompos blotong terhadap pertumbuhan tanaman nyata pada jumlah daun 6 MST dan diameter batang 12 MST. Tidak terjadi interaksi antara varietas dan pemupukan kompos blotong. Pengaruh pemupukan kompos blotong terhadap sifat kimia tanah tidak nyata.