Studi Tentang Sebaran Titik Panas (Hotspot) Bulanan Sebagai Penduga Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan di Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2001 dan 2002
Abstract
Bencana kebakaran hutan menimbulkan kerugian yang besar baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1982/1983, 1994 dan tahun 1997/1998 kembali terulang pada tahun 1999, 2000, 200I dan 2002. Diperlukan manajemen yang terpadu dan terarah agar kebakaran hutan dapat dikendalikan. Metode untuk mendukung kegiatan ini dapat berupa analisa keberadaan titik panas (hot spot). Titik panas dapat dideteksi dengan satelit NOAA (National Oceanic and Atmosperic Administration), yang dilengkapi sensor A VHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer).
Collections
- UT - Forest Management [3062]