Pengendalian Mutu Produksi Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacquin) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat, Sumatera Utara.
Abstract
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari – 12 Juni 2009 di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara. Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk (1) melatih kemampuan teknis dan manajemen mahasiswa untuk bekerja secara profesional di bidang produksi benih kelapa sawit dan mengetahui cara memproduksi benih kelapa sawit, (2) meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) pengaruh kriteria dan panjang kecambah terhadap vigor bibit dan (2) pengaruh umur tanaman induk terhadap produksi dan mutu benih. Metode magang yang digunakan selama mengikuti kegiatan magang di PPKS adalah metode umum dan metode khusus. Metode umum adalah : (1) bekerja secara aktif di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS-BHT), (2) mengumpulkan data sekunder yang berguna untuk penulisan skripsi meliputi lokasi, letak geografis kebun, keadaan iklim, luas kebun, luas areal, organisasi serta manajemen kebun produksi benih, dan (3) wawancara dengan berbagai sumber di Pusat Penelitian Kelapa Sawit untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Sedangkan metode khusus adalah melakukan dua evaluasi berkaitan dengan mutu benih yaitu : (1) evaluasi “Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery”. Peubah yang diamati adalah persentase hidup bibit, tinggi bibit, jumlah daun dan diameter batang. (2) evaluasi “Pengaruh Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan Mutu Benih yang Dihasilkan”. Peubah yang diamati adalah bobot tandan, jumlah calon benih dan jumlah benih baik. Hasil evaluasi pengaruh kriteria dan panjang kecambah terhadap pertumbuhan bibit di pre nursery menunjukkan bahwa panjang kecambah berpengaruh nyata terhadap persentase hidup dan pertumbuhan bibit. Kecambah yang sudah dapat dibedakan plumula dan radikula memiliki persentase hidup dan pertumbuhan bibit di pembibitan lebih baik dibandingkan kecambah yang belum dapat dibedakan plumula dan radikulanya. Kecambah yang belum dapat dibedakan plumula dan radikulanya belum siap untuk ditanam di pembibitan. Pengaruh umur tanaman terhadap produksi dan mutu benih yang dihasilkan menunjukkan terdapat kecenderungan peningkatan bobot tandan seiring dengan pertambahan umur tanaman. Jumlah calon benih dan jumlah benih baik yang dihasilkan meningkat sampai tanaman berumur 16 tahun.