Aplikasi Model Schaefer Untuk Menganalisis Tingkat Pemanfaatan Ikan Cakalang (Katsuwonuspelamis) Di Perairan Sorong (Studi Kasus Di Pt Usaha Mina, Sorong, Irian Jaya)
Abstract
Kontribusi produksi perikanan di Kawasan Barat Indonesia rnarnpu rnencapai 73% dari total produksi perikanan Indonesia, sedangkan Kawasan Tirnur Indonesia baru rnencapai 27%. Hal ini rnenunjukkan bahwa peluang pengernbangan usaha perikanan di Kawasan Tirnur Indonesia rnernpunyai prospek yang sangat cerah di rnasa rnendatang (Departemen Pertanian, 1994). Kedudukan perairan laut Kabupaten Sorong yang diapit oleh perairan Maluku dan Sarnudera Pasifik rnenjadikannya kaya akan potensi hasil laut. Salah satu potensi hasil laut Kabupaten Sorong yang yang cukup besar untuk dikernbangkan dalarn perikanan tangkapnya adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Tingkat pernanfaatan suatu surnberdaya ikan sangat diperlukan untuk rnengetahui apakah pernanfaatan terhadap surnberdaya ikan tersebut kurang optimal, sudah optimal, atau telah berlebih. Tingkat pernanfaatan cakalang di perairan Sorong belurn diketahui dewasa ini. Di lain pihak, data produksi cakalang cukup banyak tersedia di PT Usaha Mina sejak perusahaan tersebut beroperasi di Sorong pada tahun 1976. Model Produksi Surplus terrnasuk Model Schaefer rnernpunyai keunggulan dari model lainnya yakni data yang dibutuhkan banyak tersedia, sehingga tidak perlu rnelakukan survei khusus di laut. Hal ini akan rnengurangi biaya dan pekerjaan rnenjadi ringan (Widodo, 1990 vide Bachri, 1993). Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut diatas, rnaka dilakukan penelitian rnengenai aplikasi Model Schaefer untuk rnenganalisis tingkat pemanfaatan cakalang di perairan Sorong dengan tujuan untuk rnengetahui potensi (MSY), tingkat pengupayaan dan tingkat pemanfaatan surnberdaya cakalang di perairan Sorong.