Penyadapan Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) di Tulung Gelam Estate, PT PP London Sumatera Indonesia, Tbk. Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Abstract
Tanaman karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Selain sebagai sumber devisa negara non-migas, karet juga menjadi sumber penghasilan hidup bagi banyak petani. Sumber devisa ini dikembangkan melalui peningkatan efisiensi pengolahan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan teknologi yang tersedia. Secara umum tujuan magang adalah meningkatkan relevansi atau keterkaitan dan kesesuaian antara proses pendidikan dengan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja dalam memahami dan menghayati proses kerja secara nyata di lapangan. Sedangkan tujuan magang secara khusus adalah mempelajari dan mengetahui aspek penyadapan tanaman karet berupa populasi tanaman yang disadap per hanca, tenaga kerja sadap, konsumsi kulit sadapan, dan penggunaan stimulansia. Magang dilaksanakan dari tanggal 16 Februari 2009 sampai dengan 16 Juni 2009 di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate, PT PP London Sumatera Indonesia, Tbk. Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan penulis meliputi kegiatan teknis, yaitu bekerja sebagai buruh harian sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada di lapangan seperti pemupukan, pengendalian gulma, penyadapan, dan stimulansia. Sedangkan kegiatan manajerial yang diikuti penulis dimulai dari kegiatan sebagai pendamping mandor sadap, mandor perawatan, mandor semprot, mandor stimulan, mandor I, krani absen, dan krani TPH. Selain mengikuti kegiatan teknis dan manajerial, penulis melakukan pengambilan data primer berupa populasi sadap per hanca berdasarkan kelas sadap, data contoh kelas sadap tenaga kerja sadap dari satu mandoran yang diikuti penulis, konsumsi kulit, dan stimulansia. Data skunder berupa data produksi, data pemupukan, stimulansia, dan luas lahan. Populasi tanaman sadap tiap hanca tidak ditentukan berdasarkan kelas sadap, akan tetapi ditentukan oleh mandor sadap dan mandor I. Penentuan kelas sadap di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate dilakukan oleh mandor sadap berdasarkan kualitas sadapan sesuai dengan petunjuk dari perusahaan. Konsumsi kulit sadapan di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate termasuk boros karena melebihi standar tebal kulit sadap dari perusahaan. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka umur produksi tanaman akan lebih pendek. Ketebalan sadap rata-rata sudah sesuai dengan anjuran perusahaan, akan tetapi masih perlu dilakukan pengontrolan untuk menjaga agar kulit tanaman tidak rusak dan bisa disadap dalam waktu yang lama. Penggunaan stimulansia di lapangan sering kali melebihi dosis yang dianjurkan, terutama disebabkan karena alat yang digunakan.