Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rambutan Indonesia
Abstract
Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan tanaman buah holtikultura yang tumbuh di daratan yang memiliki iklim suptropis dan merupakan salah satu komoditas tropis eksotis yang digemari oleh masyarakat, baik dalam maupun luar negeri serta merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki prospek cerah sebagai penghasil devisa negara. Volume ekspor buah rambutan menunjukkan keadaan yang fluktuatif. Fluktuasi pertumbuhan ekspor rambutan yang seperti ini mengindikasikan beratnya tantangan perdagangan komoditas pertanian di pasaran global. Kualitas produk yang tinggi sesuai permintaan pasar menjadi kendala bagi petani Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional, disamping adanya pesaing-pesaing lain dari negara-negara penghasil komoditas rambutan (Malaysia, Thailand, Philipina dan Australia). Namun demikian, prospek dan peluang perdagangan rambutan tetap cukup menggembirakan, karena komoditas ini relatif tidak banyak negara yang dapat menghasilkannya dan inilah yang menjadi salah satu dasar bagi pemerintah Indonesia dalam menetapkan rambutan sebagai salah satu komoditi prioritas dalam pengembangan buah-buahan di samping jeruk, durian, mangga, manggis dan pisang. Pengembangan ekspor rambutan memiliki peranan yang sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Buah rambutan merupakan salah satu buah-buahan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat peranannya dalam pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor. Volume ekspor rambutan pada tahun 2003 mencapai 604.006 Kg, dengan nilai ekspor 958.850 US $, jumlah ini merupakan nilai tertinggi selama periode tahun 1999 – 2007 ekspor rambutan Indonesia. Ekspor rambutan Indonesia sampai saat ini telah rutin dilakukan diantaranya untuk pasar Hongkong, Taiwan, Singapure, Saudi Arabia, Unired Arab Emirate, Qatar, Belanda, Prancis dan Germany. Walaupun demikian permintaan dari Negara-negara tersebut masih belum tercukupi, dikarenakan produksi rambutan kita yang masih terbatas dan selain itu masih kurangnya pemenuhan standarisasi mutu ekspor rambutan yang semakin tinggi. Buah rambutan yang merupakan hasil produk pertanian yang memiliki kendala tidak jauh berbeda dari produk pertanian lainnya, secara khusus dari segi permintaan (negara pengimpor) harga dan jumlah impor komoditi yang sama pada periode sebelumnya yang berhubungan dengan konsumsi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi ekspor rambutan Indonesia ke negara tujuan ekspor. Sementara itu dari negara pengekspor adalah terbatasnya jumlah komoditi dalam negeri dan besarnya permintaan dari negara pengimpor lainnya sehingga mempengaruhi volume ekspor suatu negara tertentu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor (harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah dan volume ekspor periode sebelumnya) terhadap ekspor rambutan Indonesia dan Mencari strategi yang efektif untuk meningkatkan ekspor rambutan Indonesia. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap ekspor rambutan Indonesia yang menunjukkan pengaruh nyata pada taraf lima persen yaitu peubah harga domestik (HDt), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (ERt) dan volume ekspor tahun sebelumnya (Xt-1), sedangkan harga ekspor rambutan (HXt) tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap volume ekspor rambutan Indonesia. Strategi untuk meningkatkan ekspor rambutan Indonesia yang didapatkan dari analisis SWOT yaitu sebanyak sepuluh strategi yang terdiri dari : tiga strategi S-O (Meningkatkan Volume ekspor rambutan, Mengembangkan varitas komoditas rambutan sesuai permintaan pasar dan kondisi iklim Indonesia, Pengembangan Sentra Produksi Rambutan diwilayah Idonesia yang potensinya unggul), tiga strategi S-T (Meningkatkan kerjasama perdagangan Rambutan dengan negara pesaing, Perluasan jaringan informasi pengembangan varitas rambutan, Pengembangan Jaringan informasi pasar dengan teknologi yang tepat misal e-comerce), dua strategi W-O (Perbaikan pola pasca panen dengan teknologi tepat guna, Pengembangan sistem pengemasan sesuai standar ekspor), dua strategi W-T (Pengembangan kerjasama Penanganan standarisasi mutu ekspor dengan negara pesaing, Kerjasama serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan negara pesaing dalam pengembangan teknologi produksi dan pasca panen).
Collections
- UT - Agribusiness [4624]