Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Buah Pepaya
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi buah pada tanaman pepaya genotipe IPB-1. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2006 sampai Oktober 2007 di Kebun Percobaan IPB Pasir Kuda, Ciomas. Analisis kualitas buah dilaksanakan di Laboratorium Research Group on Crop Improvement (RGCI) Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Perlakuan fosfor terdiri atas empat taraf dosis: 60, 120, 180 dan 240 g SP-36/tanaman. Pemberian pupuk dilakukan tiga kali pada saat tanam, kemudian pada saat tanaman berusia 3 dan 6 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok satu faktor yakni dosis pupuk fosfor. Pengolahan data dari hasil pengamatan diuji dengan analisis ragam (Uji F) dan uji beda nilai tengah Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pengamatan terdiri atas perkembangan vegetatif tanaman, komponen produksi dan kualitas buah. Pengamatan perkembangan vegetatif menggunakan lima petak sebagai ulangan dengan masing-masing petak terdiri atas enam tanaman. Pada pengamatan komponen produksi terdiri dari pengamatan jumlah bunga dan buah, dan pertumbuhan buah. Pengamatan bunga dan buah dilakukan terhadap enam pohon sebagai ulangan dan jumlah yang diamati adalah jumlah total bunga dan buah yang dihasilkan per perlakuan selama 16 minggu pengamatan (25-40 minggu setelah tanaman). Pengamatan perkembangan buah dilakukan pada lima buah sebagai ulangan, buah dari 1 hingga 13 minggu setelah antesis. Kualitas buah diamati pada 12 pohon per perlakuan sebagai ulangan yang dilakukan terhadap 3 buah per pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan fosfor pada dosis 60-240 g SP-36/tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon, jumlah bunga, jumlah buah dan pertumbuhan buah. Pemupukan fosfor yang diberikan mempengaruhi kualitas fisik dan kimia buah pada parameter kekerasan kulit buah, bobot biji, tebal daging buah minimum, kandungan PTT, ATT dan vitamin C. Tanaman dengan perlakuan 120 g SP-36/tanaman memiliki nilai kekerasan kulit buah, kandungan PTT, ATT dan vitamin C tertinggi. Sedangkan tanaman dengan perlakuan 60 g SP-36/tanaman menghasilkan buah dengan bobot biji tertinggi dan ukuran tebal daging buah minimum paling besar.