Analisis Posisi Produk Susu Bubuk Wyeth dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)
Abstract
Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan tumbuhnya usaha-usaha industri pengolahan susu segar menjadi berbagai bentuk olahan. Hal ini dimaksudkan agar konsumsi susu dapat menyebar keseluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beberapa jenis susu olahan yang beredar di masyarakat, seperti susu cair (susu siap minum), susu kental manis dan susu bubuk. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan sebagai salah satu sumber protein hewani yang di dalamnya terkandung nilai gizi yang tinggi agar yang mengkonsumsi susu tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Susu yang banyak dikonsumsi oleh manusia adalah susu yang berasal dari sapi perah. Susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan yang menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan yang aman dan sehat serta dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain. Jenis produk susu yang diolah di Indonesia yaitu : susu kental manis, susu bubuk, bentuk lain (keju, mentega, yogurt), susu segar dan susu pasteurisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menganalisis tingkat kepentingan konsumen terhadap susu Wyeth, 2) Menganalisis posisi produk susu bubuk Wyeth dan 3) Merumuskan strategi pemasaran (bauran pemasaran). Penelitian ini dilaksanakan di tiga pasar swalayan yaitu : Hero Supermarket, Matahari Market Place dan Yogya Swalayan di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2006 sampai dengan Februari 2007. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung ketiga supermarket tersebut. Metode sampling yang digunakan dalam survei konsumen menggunakan pendekatan non probability sampling, dimana pengambilan sampel tidak memperhitungkan peluang atau kemungkinan unit sampel dipilih atau tidak. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapang, wawancara dan kuisioner kepada pihak pengelola pasar swalayan. Data sekunder diperoleh dari literatur yang terkait dengan topik penelitian, Badan Pusat Statistik, Skripsi, internet dan bahan pustaka lainnya. Dalam penelitian ini terdapat bauran pemasaran yang mengklasifikasikan empat kelompok yang luas dalam pemasaran yaitu : produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Selain empat kelompok pemasaran di atas terdapat lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Tahap pertama pengenalan masalah, kedua pencarian informasi, tahap ketiga evaluasi alternatif, tahap selanjutnya keputusan pembelian dan tahap kelima perilaku pasca pembelian. Merek-merek yang menjadi objek penelitian susu bubuk Wyeth dan pesaing-pesaingnya yaitu : Vitalac, Lactogen, Nutrilon dan SGM. Adapun atribut produk yang menjadi penilaian adalah harga, aroma, kekentalan komposisi gizi, manfaat susu, mudah diperoleh, desain kemasan bagus, isi kemasan sesuai dan merk terkenal. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan dua alat analisis yaitu model Fishbein dan analisis Biplot. Analisisi model Fishbein digunakan untuk mengetahui sikap responden terhadap berbagai atribut susu bubuk. Analisis Biplot digunakan untuk mengetahui posisi produk susu bubuk. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan microsoft excel dan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan posisi produk susu bubuk Wyeth lebih unggul jika dilihat dari atribut komposisi gizi, manfaat susu, isi kemasan sesuai dan merek terkenal. Posisi susu bubuk Lactogen, Nutrilon, SGM dan Vitalac sama-sama lebih unggul jika dihat dari komposisi gizi, manfaat susu, dan merk terkenal. Maka kelima jenis susu bubuk tersebut mempunyai posisi produk yang unggul dibenak konsumen. Susu bubuk Wyeth memperoleh nilai sebesar 4.48, artinya responden lebih mementingkan kandungan gizi dalam susu tersebut. Berdasarkan Analisis Biplot, atribut harga, komposisi gizi, manfaat susu dan merek terkenal mempunyai vektor yang sangat pendek sedangkan peubah yang ragamnya besar digambarkan sebagai vektor yang sangat panjang. Sedangkan atribut aroma dan kekentalan mempunyai vektor yang panjang juga, artinya besar keragaman yang dapat dijelaskan atribut adalah tinggi. Karakterisrik responden pada ketiga pasar swalayan didominasi oleh responden yang berusia 26-35 tahun sebanyak 22 orang (44%), dan sebanyak 54% konsumen yang berkunjung ketiga pasar swalayan tersebut berpendidikan terakhir SLTA. Responden yang pengeluaran lebih dari Rp 1.000.000 sebesar 54%. Untuk susu bubuk Wyeth responden mengatakan bahwa harga mahal dan belum ada promosi dari perusahaan maupun pengelola supermarket. Strategi Pemasaran yang mempengaruhi saluran perdagangan dan konsumen akhir dapat semakin memperluas segmentasi pasar, terdapat empat strategi pemasaran yaitu bauran produk, bauran harga, bauran tempat dan bauran promosi. Adapun alternatif pemasaran yang disarankan kepada perusahaan dan pihak pengelola setiap pasar swalayan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain : (1) Strategi produk, dengan meningkatkan kualitas produk dan ketersediaan produk, (2) Strategi harga, dengan pemberian harga diskon untuk pembelian dalam jumlah banyak dan diskon khusus pada saat-saat khusus juga, (3) Strategi tempat, dengan melakukan pengiriman barang tepat waktu serta menjaga kualitas barang selama pengangkutan dan (4) Strategi promosi, dengan membuat iklan dan informasi yang lengkap dimedia cetak maupun elektronik. Kelemahan atribut susu bubuk Wyeth terdapat pada atribut harga, aroma dan desain kemasan. Hal ini dapat dijadikan prioritas dalam memperbaiki kualitas produk pada susu bubuk tersebut. Strategi promosi yang dinilai responden kurang baik harus lebih diperhatikan lagi.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]