Persepsi Masyarakat terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show (Program Acara Bedah Rumah dan Uang Kaget) Studi Kasus: RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat
Abstract
Pengaruh negatif kemajuan teknologi, khususnya televisi, kurang menjadi perhatian disebabkan Production House (rumah produksi) lebih menekankan tersedianya alternatif informasi dan hiburan bagi konsumennya. Oleh sebab itu, televisi swasta yang ada di Indonesia menghadirkan beragam acara untuk menarik minat masyarakat, sehingga menambah rating, misalkan film, sinetron, gossip, reality show dan charity show. Salah satu program tayangan televisi yang sedang digemari adalah reality show. Reality show yang menyentuh aspek sosial dengan membagi-bagikan rejeki kepada penonton kalangan papan bawah dikenal dengan program acara televisi ”charity show”. Program ini bukan hanya menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk berbuat kebaikan dan berani mewujudkan setiap impian untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Survei yang dilakukan oleh Nielsen Media Research (NMR) di Indonesia pada pertengahan tahun 2005 tercatat reality show yang memiliki rating tertinggi adalah Uang Kaget dan Bedah Rumah. Walaupun keberadaan rating dari program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget cukup signifikan namun tidak dapat dipungkiri keberadaanya memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Adapun pendapat yang pro mengenai tayangan Bedah Rumah dan Uang Kaget menyatakan bahwa tayangan tersebut menciptakan iklim pada masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan terdorong untuk melakukan pertolongan yang sama dengan program acara tersebut terhadap orang lain yang membutuhkan. Sementara pendapat yang kontra menyatakan bahwa penayangan tersebut menganggap persoalan kemiskinan hanya dapat diselesaikan dengan memberikan uang banyak dalam waktu singkat, kesan menjadi orang kaya tiba-tiba juga melekat dalam benak masyarakat tanpa memikirkan jangka panjang dan mengeksploitasi kemiskinan. Berdasarkan pertimbangan hal tersebut di atas, penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menilai seberapa efektif kedua program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget dipersepsikan positif oleh masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan pertolongan terhadap sesama. Diharapkan hasil kajian dapat dimanfaatkan oleh rumah produksi kedua program acara tersebut sebagai bahan masukan sehingga kedua program acara tersebut menunjukkan peranannya sebagai sarana hiburan dan sarana informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show dan menganalisis faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi JawaBarat, pada bulan Desember tahun 2008 sampai dengan bulan Maret 2009. pemilihan RT dilakukan secara sengaja atau purposive. Ukuran contoh yang diteliti sebanyak 32 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling (berpeluang acak sederhana). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai, dengan menggabungkan dua metode penelitian yaitu kuantiatif dan kualiatif. Pengolahan data dilakukan dari hasil kuesioner, selanjutnya dibuat tabulasi silang, kemudian dianalisis menggunakan pengujian secara uji statistik, yaitu chi-square. Program acara televisi reality show yang menjadi pilihan masyarakat untuk diproduksi pertamakali program acara reality show yang berbasis sosial di motori oleh PT. Trisawarsana diantaranya adalah ”Bedah Rumah” dan ”Uang Kaget”. PT. Trisawarsana menetapkan kedua program acara antara lain usia talent berkisar anatara 40 – 60 tahun serta jam tayang ditetapkan pada waktu sore hari. Selanjutnya, kedua program acara memiliki karakterstik yang berbeda dilihat dari konsep acara dan peran pembawa acara. Karakteristik internal responden, sebagian besar berusia antara 30 sampai 45 tahun, memiliki latar belakang pendidikan sedang (tamatan SMP dan SMA) serta pekerja. Untuk karakteristik eksternal, durasi menonton sebagian besar tinggi yaitu menonton televisi lebih dari 5 jam. Adapun frekuensi menonton responden yang sebagian besar selalu menonton program acara televisi charity show. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara televisi charity show sebagian besar positif terhadap talent, bentuk hadiah, peran pembawa acara, konsep acara dan jam tayang. Walaupun ada juga pihak yang merasa kurang tertarik dengan konsep acara Bedah Rumah dan Uang Kaget karena hanya menayangkan eksploitasi kemiskinan. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang talent menunjukkan positif yaitu talent yang patut dibantu berada pada usia 40 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan, bila sasarannya masih berusia muda, talent masih bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kondisi yang masih bugar. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang bentuk hadiah menunjukkan positif yaitu perbaikan rumah dengan isinya dalam program acara Bedah Rumah. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi pendidikan responden maka semakin mengerti bentuk bentuk hadiah yang mendidik bagi pemirsa. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang peran pembawa acara menunjukkan positif yaitu pembawa acara dalam program acara Bedah Rumah. Hal ini dikarenakan, selama tayangan berlangsung pembawa acara dianggap mampu melibatkan emosi penonton dalam susasana haru. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang konsep acara menunjukkan positif yaitu konsep acara Bedah Rumah dianggap menarik responden dari awal sampai akhir. Hal ini dilihat dari penyajian segmen program acara, bintang tamu yang ditampilkan dan penayangansecara mendetail mengenai perbedaan kondisi rumah yaitu sebelum dibedah dengan sesudah dibedah. Hal ini menyebabkan responden menjadi penasaran sehingga responden tertarik untuk menonton dari awal sampai akhir. Dan responden menilai tayangan program acara Uang Kaget memiliki kekurangan karena memberikan dampak secara tidak langsung mengajarkan budaya konsumtif bagi pemirsa. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang jam tayang menunjukkan positif yaitu pada sore hari sudah tepat ditayangkan. Hal ini dikarenakan sore hari merupakan waktu luang untuk menonton televisi setelah melakukan aktivitas rutin dalam melakukan pekerjaan rumah. Sehingga kedua program acara tersebut menghibur responden sambil beristirahat. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap tayangan program acara televisi charity show menunjukkan hubungan yang nyata antara lain durasi menonton televisi serta jenis pekerjaan (karakteristik individu) dan konsep program acara Bedah Rumah (karakteristik program acara televisi charity show).