Potensi Produksi Metan (CH4) dan Karbondioksida (CO2) pada Lahan Gambut di Kalimantan Selatan
Abstract
Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Kabupaten Pati dari bulan Maret-Juni 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi produksi metan (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari berbagai lahan gambut yang ada di Kalimantan Selatan dan mempelajari hubungan sifat fisiko kimia dengan potensi produksi CH4 dan CO2. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Terdapat 4 jenis tanah gambut yang digunakan pembatas, yaitu gambut sedang dengan kedalaman > 2 m (Tegal Arum), gambut dangkal dengan kedalaman < 2 m (Pematang Panjang), gambut tipis dengan kedalaman 0-10 cm (Dwipa), dan gambut tipis dengan kedalaman 0-40 cm (Simpang Jaya). Produksi CH4 dan CO2 diukur secara manual, yaitu setiap 5 dan 10 hari. Hasil pengamatan menunjukkan produksi CH4 dan CO2 beragam antara 0.001-0.408 mg/kg tanah/hari dan 41.9-170.82 mg/kg tanah/hari. Produksi CH4 tertinggi terdapat pada daerah Tegal Arum (0.408 mg/kg tanah/hari), diikuti daerah Pematang Panjang (0.402 mg/kg tanah/hari), Dwipa (0.002 mg/kg tanah/hari) dan Simpang Jaya (0.001 mg/kg tanah/hari). Sedangkan produksi CO2 tertinggi terdapat pada daerah Pematang Panjang (170.82 mg/kg tanah/hari), diikuti daerah Tegal Arum (83.19 ma/kg tanah/hari), Dwipa (43.84 mg/kg tanah/hari) dan Simpang Jaya (41.9 mg/kg tanah/hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan nyata antara potensi produksi CO2 dengan bahan organik-C, kandungan hara P dan K, kation-kation basa, yaitu Ca, Mg dan K, KTK, Fe-total, asam humat dan asam fulvat. Hubungan antara potensi produksi CH4 dengan bahan organik-C, bahan organik-N, kandungan hara P dan K, kation basa K, Fe-total dan asam fulvat juga menunjukkan hubungan yang nyata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daerah Tegal Arum dan Pematang Panjang berpotensi mengemisikan CH4 dan CO2 paling besar.
Collections
- UT - Biology [2151]